Skip to main content

Posts

Showing posts from 2024

Peran Teknologi dalam Menjadi Sahabat Baik bagi Seorang Ibu

Menurut KBBI, teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan. Makna yang lain adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Artinya, t eknologi erat kaitannya dengan kehidupan manusia, bukan? Hampir  semua sektor kehidupan beririsan dengan teknologi. Mulai dari pendidikan, komunikasi, kesehatan, hingga transportasi. Begitupun dalam kehidupan seorang ibu seperti aku. Apa saja manfaat teknologi yang amat lekat dengan aktivitasku? K ita bahas satu persatu yuk! Teknologi memperlancar komunikasi A ku seorang ibu Indonesia yang sejak enam tahun lalu berdomisili di luar negeri. Sebagai ibu rantau, keberadaan teknologi sangat membantu kami untuk menjalin komunikasi rutin dengan keluarga besar di Indonesia. Video call  dengan orangtua adalah aktivitas yang rutin kami lakukan nyaris setiap hari, apalagi sejak kehadiran bayi mungil di tengah keluarga kami. Kakek dan nenek hampir sel

Jurnal A Hometeam Pekan Keempat : Meningkatkan Frekuensi Beraktivitas Bareng Sekeluarga

Bismillahhirrohmanirrohim... Jurnal A pertemuan keempat ini dituliskan berdasarkan rekaman yang saya simak. Qodarullah jadwal pertemuan kali ini bertepatan dengan momentum persalinan ananda ketiga. Berasa langsung dapat tantangan untuk praktik family project, ya.  :) Dari rekaman yang saya simak, pertemuan keempat ini banyak praktiknya. Praktik tentang bagaimana memulai untuk mengobrol bareng dan main bareng. Bagaimana caranya? Dimulai dengan mengumandangkan yel-yel bersama. DIlanjut dengan bermain Bingo Manusia yang bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain. Tahap pertama adalah dengan menggambar buah yang mencerminkan diri sendiri kemudian saling menebak buah apa yang digambar teman-temannya. Dan diamati bersama, buah apa yang dominan digambar oleh seluruh peserta. Seperti biasa, check in mengenai perkembangan komitmen diri. Untuk diri saya pribadi, tiga komitmen diri yang dibangun selama mengikuti training ini antara lain Inside Out, Family First dan Completeness. Lalu bagaiman

Jurnal A Hometeam Pekan Ketiga : Kunci dalam Membangun Sebuah A Hometeam

  Bismillahhirrohmanirrohim... Pekan ini pembelajaran di  A Hometeam Basic Training #3  memasuki pertemuan ketiga.   Fasilitator yang mengampu sesi pekan ketiga ini adalah kak Rahmatiyah Bakri atau yang akrab disapa dengan panggilan kak Tiyah yang berdomisili di Mesir. Kami sudah saling mengenal cukup dekat, selain karena kami berada di satu regional yaitu Ibu Profesional Efrimenia, kami juga sempat bekerjasama intensif saat menyelenggarakan online workshop   A Hometeam circle  Efrimenia awal tahun lalu. Saat itu kak Tiyah berperan sebagai fasilitator sedangkan saya sebagai operator dan penanggung jawab teknis.   Check In Kami memulai pertemuan kali ini dengan melakukan  check in.  Fasilitator menyiapkan beberapa kartu dalam kondisi tertutup. Kemudian satu peserta ditunjuk untuk memilih salah satu kartu, dan menjawab pertanyaan yang terdapat di dalamnya dalam kurun waktu satu menit. Jika sudah, maka beliau berhak untuk menunjuk peserta lain untuk mendapatkan tantangan serupa. Beberapa

Jurnal A Hometeam Pekan Kedua : Apakah Keluarga Kita Sudah Menjadi Sebuah Tim?

Bismillahhirrohmanirrohim... Setelah vakum beberapa bulan tidak menulis artikel di blog, akhirnya saya kembali menulis. Ternyata saya masih perlu sebuah momentum untuk memulai sebuah kebiasaan baik. Dan kali ini, saya kembali mengisi konten blog didorong oleh kewajiban mengerjakan jurnal kelas calon fasilitator A Hometeam yang sedang saya ikuti. Nah kaaan... Ini menunjukkan bahwa dorongan dari pihak eksternal masih kerap saya butuhkan untuk memulai sebuah aksi konkret, hehehe. Semoga bisa konsisten belajar baik secara teori maupun praktiknya (terutama di dalam keluarga), lulus training hingga tahap akhir dan bisa memberikan manfaat bagi diri, keluarga hingga lingkungan sekitar. Aamiin. Belajar apa saja di pertemuan kedua? Sama seperti pekan sebelumnya, training dikemas dengan interaktif, berjalan dua arah dan menggunakan breakout rooms (BOR)  untuk memfasilitasi para peserta berinteraksi dan berdiskusi dalam sebuah kelompok kecil. Pertama-tama k ami diajak untuk check in , menilik kemb

Jurnal A Hometeam Pekan Pertama : Belajar Menjadi Fasilitator Keluarga

Pekan lalu saya mengawali pembelajaran di kelas training A Hometeam Basic . Saya memilih kelas calon fasilitator untuk belajar teknik fasilitasi agar makin asyik memantik obrolan di tim keluarga. Juga membekali diri agar nantinya mumpuni dalam memfasilitasi para keluarga yang ingin bertumbuh menjadi A Hometeam. Apa saja hal menarik yang ditemui dalam pertemuan perdana? Teknik fasilitasi tim fasilitator membuat kelas berdurasi satu jam terasa sangat singkat, namun padat dan mengena. Syaratnya satu, peserta perlu hadir fokus untuk bisa mengikuti kelas dengan utuh. Karena banyak diskusi-diskusi interaktif yang dilakukan melalui breakout room. Artinya, ngga bisa disambi, bukan? Nah, saya kurang mempersiapkan hal itu. Jam training ada di jam 20.00-21.00 WIB atau 17.00-18.00 GST yang mana bersamaan dengan jam saya mempersiapkan makan malam. Jadilah saya mengikuti kelas hanya paruh waktu dan beberapa kali perlu keluar ruangan Zoom dulu untuk memasak. Tapi saya sempat ikut diskusi di sesi BO

Awal Langkah Perjalanan Belajar dalam Program Beasiswa INOVASIA Social Innovators

Hampir dua bulan belakangan ini saya mengikuti program Beasiswa INOVASIA Social Innovators. Program ini diselenggarakan oleh Pak Salman Subakat, founder NSEI (Nurhayati Subakat Enterpreneurship Institute) dimana NSEI sendiri merupakan bagian dari Paragon Corp. Seru? Banget! Sebelumnya, saya mau curhat terlebih dahulu untuk mengawali tulisan kali ini :) Ini adalah momentum saya kembali menulis di blog, setelah rehat sejenak menulis konten di blog pasca kepindahan kami dari kota Wina-Austria ke Abu Dhabi. Otomatis, tulisan ini juga merupakan tulisan perdana yang saya torehkan di blog pada tahun 2024 ini. Jujur, saya rindu menulis di blog. Namun saya perlu mengelola energi dan waktu saya dan memprioritaskan hal lain lain yang perlu diurusi ketimbang menulis di blog. Dan setelah dua bulan masa rehat, saya kembali dengan bahagia dan berenergi. Memang benar adanya, bahwa istirahat itu hal penting yang perlu ditunaikan. Sekian curhatnya, mari kembali ke bahasan utama, yaitu program beasiswa