Jurnal 14 Kampus Ibu Pembaharu, Buddy Review : Menyadari Urgensi Semangat Pagi dari Gerakan Mentari Spirit
Alhamdulillah, satu jam menjelang batas waktu pengumpulan jurnal, akhirnya tugas ini tertunaikan. Fyuuh... Alhamdulillah. Hari ini salju turun dengan lebatnya. Tentu saja kondisi ini mengundang anak-anak untuk bermain di luar rumah. Pucuk dicinta ulam tiba, seornag teman mengajak bermain schlitten atau seluncuran di dekat rumahnya yang memang di situ terdapat bukit tempat seluncuran. Plus ada Zauberteppich-nya sehingga kita tak mengeluarkan energi banyak untuk kembali naik ke atas bukit setelah meluncur ke bawah dengan toboggan atau kereta luncur.
Qodarullah sejak kemarin saya batuk pilek. Cuaca yang dingin ditambah dengan aktivitas yang padat dan sesekali mengharuskan untuk keluar rumah di tengah cuaca yang dingin, hujan dan berangin, membuat daya tahan tubuh ini menurun. Mengetahui kondisi saya, teman saya pun menawarkan untuk dititipi anak-anak, sehingga saya cukup mengantar mereka ke stasiun dekat halte bus yang akan membawa mereka ke lokasi seluncuran. MasyaAllah, tawaran itu sungguh amat memudahkan saya. Maka usai mengantarkan mereka dan berbelanja sedikit kebutuhan dapur (mengingat besok hari libur), saya kembali ke rumah dan bisa mengerjakan jurnal. Alhamdulillah juga dikontak oleh mba Lita, buddy saya di materi kali ini. Mohon maaf ya mba Lita, saya telat sekali membalas pesan WhatsApp-nya. InsyaAllah dengan alokasi waktu yang ada, saya kerjakan jurnal ini seoptimal mungkin.
Saya memulai dengan membaca jurnal materi ketujuh milik mba Lita. Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai gerakan mba Lita, saya pun membaca jurnal beliau sejak materi pertama, saya tautannya saya peroleh dari file jurnal peserta kelas Bunda Salihah. Dari situ, saya mendapat gambaran, bahwa gerakan yang mba Lita inisiasi bernama Mentari Spirit, dengan problem statement urgensi semangat pagi bagi seorang ibu. Berikut review saya untuk jurnal mba Lita :
Menelaah jurnal mba Lita serta menyelami gerakan yang diinisiasinya, sembari menyeruput teh lemon hangat di tengah dinginnya salju yang turun deras, ternyata memberi kehangatan tersendiri. Mungkin saya sudah tertular semangat pagi dari gerakan Mentari Spirit ini. Terima kasih ya, salam hangat dari Wina, Austria. :)
Comments
Post a Comment