Jurnal 13 Kampus Ibu Pembaharu, Menerapkan Theory of Change dalam Gerakan dan Menganalisa Dampak Sosial dari Aksi yang Dijalankan
Bismillahhirrohmanirrohim....
Saatnya menuliskan jurnal ketujuh tentang ApresiAksi yang mencakup tentang analisa dampak sosial, theory of change dan risk management.
Aksi yang tim Puan Adaptif jalankan sebagai prototype antara lain sebagai berikut :
- Mengadakan enrichment programm dengan mba Farda mengenai kaitan antara kesehatan mental dan kemampuan adaptasi
- Membuat konten isian blog dan media sosial gerakan
- Berkolaborasi dengan pemerintah kota Jepara dalam pengisian materi kemampuan adaptasi dalam pelatihan Gerakan Remaja Hebat
Setelah tiga aksi tersebut dijalankan, maka kami melakukan analisa dampak sosial dengan cara brainstorming dalam meeting rutin internal anggota tim gerakan Puan Adaptif. Mengejawantahkan hasil pemikiran pasca enrichment programm tersebut ke dalam bahan konten media sosial dan melihat availabilitas rencana aksi ke depan. Kemudian kami juga mengamati kenaikan jumlah followers di akun Instagram dan jumlah pembaca blog. Testimoni dari peserta pelatihan juga menjadi input yang melengkapi analisa aksi. Dari proses tersebut, kami merasakan pentingnya analisa dampak sosial untuk aksi yang sudah dijalankan adalah sebagai berikut :
Berlanjut ke Theory of Change dan The Logic Model. Jujur materi ini sangat menarik, tapi antara keduanya, saya belum bisa membedakannya dengan jelas. Saya masih memahaminya sebagai sebuah teori yang isinya sama dengan nama yang berbeda. Karenanya saya mencoba bertanya detail saat di forum ibu pembaharu. Tapi belum paham utuh juga, saya pun mencari referensi lebih lengkap untuk memahaminya secara utuh. Tapi ada perbedaan istilah yang digunakan. Maka saya mencari yang benar-benar mendekati dengan materi yang disampaikan di kelas Bunda Salihah. Terdengar ribet memang tapi saya menyukai proses eksplorasi ini. Nah gambar ini cukup merepresentasikan dan membantu saya untuk lebih memahami materi di kelas.
Ini theory of change yang saya coba buat untuk aksi gerakan Puan Adaptif secara global. Idealnya adalah kami membuatnya untuk setiap aksi yang dijalankan. Tapi karena keterbatasan waktu dan energi, maka saya putuskan untuk membuat versi umumnya terlebih dahulu.
Lalu untuk risk management atau manajemen risiko, saya menemukan gambar ini yang membantu saya untuk mendapatkan visualisasi materi di kelas.
Dan berikut manajemen risiko yang coba saya buat untuk tantangan yang dihadapi Puan Adaptif hingga saat ini.
Langkah gerakan ini sudah memasuki bulan kelima. Tentunya ada hal yang perlu diperbaiki, ada yang perlu dipertahankan dan ada pula yang dihentikan. Berikut hal yang perlu di STOP - CONTINUE - START untuk gerakan Puan Adaptif.
Dan di pekan lalu, kami baru saja menuntaskan amanah kolaborasi dalam pelatihan strategi Gerakan Pemud Hebat kabupaten Jepara. Peserta pelatihan ini adalah para pemuda pemudi yang merupakan pendamping dari para Anak Putus Sekolah (ATS). Kolaborasi yang kami lakukan adalah kami memberikan pelatihan singkat sesuai dengan topik gerakan ini, yaitu kemampuan adaptasi. Dimana di hari pertama, oleh fasilitator pelatihan yang notabene juga merupakan anggota gerakan Puan Adaptif, peserta diajak untuk mengisi sebuah tes sederhana berupa Adaptability Check yang mengukur kemampuan adaptasi mereka. Kemudian di hari kedua, leader Puan Adaptif hadir melalui ZOOM Meeting untuk membahas hasilnya, kemudian langkah apa yang perlu peserta lakukan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi. Harapannya, hasil dari sesi ini bisa dimanfaatkan, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan adaptasi diri pribadi, tapi juga untuk memudahkan para peserta dalam mengemban amanah sebagai pendamping Anak Putus Sekolah. Sehingga keberadaan peer atau teman sebaya yang memfasilitasi, membuat para Anak Putus Sekolah bangkit, berani mencoba, lebih tangguh, dan memiliki growth mindset. Dan di saat yang bersamaan, para pendamping pun turut tumbuh menjadi versi diri terbaik mereka masing-masing.
Semangat bergerak dan menggerakkan, tumbuh dan menumbuhkan. Terus berkolaborasi dalam balutan empati.
Wina, musim dingin 2023
Comments
Post a Comment