Jurnal 5 Kampus Ibu Pembaharu, Penerapan Teknik Starbursting untuk Menggali Ide dan Mendalami Masalah
Bismillahirrohmanirrohim...
Tiba saatnya kembali menuliskan jurnal. Kalau boleh jujur, saat mengikuti highlight materi di hari Senin tanggal 7 Agustus 2023 yang sempat mendadak maju satu jam lebih awal menjadi jam 13.00 WIB, aku merasa cukup roaming. Pasalnya aku belum juga membuat kampanye untuk menemukan anggota tim. Aku benar-benar serius memikirkan konsep gerakan ini, tapi minim diskusi. Suami yang biasa menjadi partner diskusi juga terpaksa menunda kepulangannya ke Wina karena ada urusan administrasi yang belum selesai. Urusan itu pun cukup mengalihkan fokus pikiran. Kami tetap berdiskusi, tapi karena hanya secara daring dan zona waktu yang terpaut jauh, maka keberjalanannya pun kurang intensif.
Di hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2023, dimana hari itu adalah waktunya Zoom Forum Ibu Pembaharu, aku terpaksa tak mengikuti secara langsung karena bersamaan dengan jadwal anak-anak berkegiatan di Bauernhof atau peternakan. Aku mendaftarkan mereka di kegiatan membuat Butter yang berlanjut dengan keliling peternakan. Bagi anak-anak, berhasil membuat gumpalan cikal bakal Butter dari Schlagobers, bisa memberi makan kambing, domba dan sapi, juga mengelus kelinci, menghadirkan keasyikan tersendiri. Tak memungkinkan aku mengikuti forum daring, karena aku harus mendampingi kegiatan mereka. Maka aku memilih untuk menyimak tayangan ulang meski sedih karena gregetnya pasti beda dengan menyimak langsung.
Hari-hari berikutnya aku masih disibukkan dengan kegiatan membersamai anak-anak. Qodarullah di pekan lalu anak-anak mengikuti kegiatan WienXtra setiap hari dengan ragam kegiatan yang berbeda. Aku senang, tapi energiku habis. Konsep kampanye baru terang di pikiranku di hari Kamis, Jum‘at oret-oret hingga kemudian Sabtu tanggal 12 Agustus aku mantapkan diri untuk berkampanye di media sosial.
Alhamdulillah empat hari setelah kampanye dijalankan, ada tujuh ibu yang bergabung di tim gerakan yang kuinisiasi. Siang harinya aku ajak pertemuan perdana untuk perkenalan sekaligus membahas problem statement masing-masing. Karena anak-anak juga ada kegiatan (tapi tanpa pendampinganku), aku bisa menggunakan waktu tunggu itu untuk mengadakan pertemuan daring meski ternyata menjelang penutupan harus kujalankan sembari berjalan kaki menuju tempat workshop.
Selama sembilan puluh menit pertemuan perdana, kami saling berkenalan dan saling menyampaikan problem statement. Tim gerakan ini unik dan variatif sekali. Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena aku juga merupakan member Ibu Profesional Efrimenia yang cakupan wilayahnya tersebar di empat benua (Eropa, Afrika, Amerika, dan Oseania). Maka jadilah tujuh anggota tim ini tersebar di Indonesia, Eropa dan Amerika! Tantangan keberagaman zona waktu ini membuat mataku semakin berbinar. Dan dengan bergabungnya mereka, semakin meyakinkan aku bahwasanya masalah yang kuangkat sebagai problem statement adalah masalah potensial untuk mewujud sebagai sebuah gerakan sosial. Berikut problem statement masing-masing dari kami yang terangkum dalam satu papan jamboard.
Karena gerak tim sudah tertinggal daripada lainnya, aku memutuskan untuk menunda bahasan golden rules ke pertemuan pekan depan. Sehingga pertemuan kedua di hari Jum‘at kemarin kami fokuskan untuk menyelami masalah dengan metode starbursting. Berikut hasilnya :
WHAT
WHERE
WHEN
WHO
HOW
WHY
Sedangkan untuk menyelami masalah dengan mencari referensi, terpaksa belum kami lakukan agar tidak terlalu overload. Poin tersebut aku agendakan juga di pertemuan pekan depan. InsyaAllah.
Update 23 Agustus 2023
Alhamdulillah agenda kelas Bunda Salihah adalah buddy review, belum ada materi baru. Ritme yang agak slow ini bisa aku dan tim gunakan untuk mengejar ketertinggalan langkah kami. Hari Senin kemarin kami menggunakannya untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan di Starbursting, kemudian hari Selasa dan Rabu kami gunakan untuk mengumpulkan referensi terkait masalah yang tim kami angkat.
Berikut jawaban dari pertanyaan yang muncul dari sesi Starbursting :
WHAT
Apa itu adaptif?
Adaptif adalah sebuah sikap/kemampuan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan keadaan/kondisi/lingkungan tertentu.
Apa saja tantangan bagi perempuan untuk beradaptasi?
fixed mindset atau merasa sulit/tidak bisa berubah, merasa sendirian, tidak mendapat dukungan keluarga/orang terdekat, waktu yang singkat.
Apa yang dibutuhkan untuk menjadi adaptif?
kemauan untuk berubah, growth mindset, kemampuan berkomunikasi, problem solving, curiosity/rasa ingin tahu, kemampuan resourseful/mencari sumber daya.
Apakah perempuan Indonesia secara umum sudah cukup adaptif?
Secara data belum ada, secara umum dilihat dari banyaknya perempuan aktif bergerak di masyarakat sepertinya cukup adaptif.
Apa bedanya perempuan yang bisa beradaptasi dengan yang tidak?
perempuan yang bisa beradaptasi akan lebih maju, bahagia, survive, sukses. sementara yang tidak bisa akan merasa stress, tertekan, sedih, terkucilkan, gagal dalam bekerja.
Apa benefit seorang perempuan bisa beradaptasi?
benefitnya mudah menyesuaikan diri sehingga hidup lebih terasa mudah, tenang, sukses, masalah terpecahkan, percaya diri, tidak mudah terombang-ambing keadaan, fleksibel.
Apa indikator seseorang dikatakan sudah adaptif?
Apa pentingnya menjadi adaptif?
Apa yang terjadi jika wanita tidak adaptif?
Apa saja karakter yang perlu dimiliki/dibangun agar menjadi perempuan adaptif?
Apakah ada batasan yang perlu diperhatikan selama beradaptasi?
Apa saja tools/pendukung selama beradaptasi?
WHERE
Dimana kemampuan adaptasi ini dibutuhkan?
Saat terjadi perubahan, terutama perubahan yang terasa signifikan. Seperti bertambahnya peran, berpindah domisili, dsb.
Dimana bisa mendapatkan support system untuk menjadi pribadi yang lebih adaptif?
Dimulai dari memberdayakan diri sendiri (ini poin utama), pasangan, keluarga, tetangga, lingkaran terdekat. Juga bantuan profesional/tenaga ahli.
Dimana kita bisa menemukan para perempuan yang adaptif?
Di diri setiap perempuan yang nyaman dengan diri dan kondisi yang dijalaninya. Menyambut setiap perubahan sebagai momen bertumbuh.
Di mana ibu mencari bantuan/pertolongan ketika menghadapi tantangan selama proses beradaptasinya?
Pada orang lain yang sudah punya pengalaman serupa, juga para ahli atau tenaga profesional untuk penanganan lebih lanjut.
Dimana tempat untuk mempelajari/mendapatkan resource mengenai kemampuan untuk bisa beradaptasi?
Di gerakan ini, perempuan adaptif terhadap perubahan. Di lembaga psikologi atau tenaga medis profesional untuk penanganan lebih lanjut.
WHEN
Kapan kemampuan adaptif ini diperlukan?
Sejatinya setiap saat. Kemampuan ini lebih diperlukan setiap akan menambah milestone anak. setiap berada ditempat baru (pindah karena ikut keluarga/kerja/kuliah)perubahan dlm hidup.
Kapan seorang perempuan dikatakan adaptif?
Ketika lingkungan tidak merasa bahwa kehadirannya ancaman.(diterima dilingkungan sosial dan keluarga). Ketika dia menilai semua baik saja. semua under control.
Kapan seorang ibu perlu mencari pertolongan saat kesulitan beradaptasi?
Ketika sesuatu masalah itu sudah mengusik diri dan keluarganya. Ada ciri-ciri kecemasan / anxiety disorder. Sumber :
Jurnal :
https://www.psychiatry.org/patients-families/warning-signs-of-mental-illness#:~:text=Signs%20%26%20Symptoms,or%20depressed%20feelings%2C%20greater%20irritability
Tesis tentang kecemasan : http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NzIwMmI1YzAwZDUzYWYxZjgyYzRjODE0ZmY0YWNjMzVlM2U5ZGQxYQ==.pdf
Kapan seorang ibu perlu melatih kemampuan adaptasi?
Setiap terjadi perubahan : usia anak = milestone baru. Suami pindah kerja/ tempat kerja kita yg pindah. meninggalnya suatu anggota keluarga. Kondisi keuangan terganggu.
WHO
Siapa yang bisa membantu perempuan untuk bisa beradaptasi?
Support system terdekat,komunitas sesama perempuan, negara.
Siapa sasaran aksi/penerima manfaat?
Perempuan yang sudah baligh, mulai usia smp - lansia. Kegiatan bisa disesuaikan dengan kelompok usia.
Siapa yang bertanggung jawab atas kemampuan adaptasi seorang perempuan?
Perempuan tersebut, support system terdekat & masyarakat.
HOW
Bagaimana tahapan proses seseorang beradaptasi?
Bagaimana cara menjadi perempuan adaptif?
Bagaimana jika seseorang tidak bisa beradaptasi?
Bagaimana ciri perempuan yang adaptif? Dan sebaliknya.
Bagaimana pendampingan bagi perempuan yang belum bisa beradaptasi?
Bagaimana proses adaptasi terus berlangsung positif?
Bagaiman kita tahu jika proses adaptasi kita berjalan on track di lintasan yang positif?
Bagaimana cara menolong orang yang kesulitan beradaptasi?
Bagaimana durasi pendampingan seorang untuk menjadi adaptif? (Berapa lama masa pendampingan)
WHY
Mengapa seorang perempuan harus mempunyai kemampuan adaptasi? Karena senantiasa mengalami perubahan
Mengapa selalu ada perubahan? karena kehidupan identik dengan perubahan
Mengapa kehidupan identik dengan perubahan? Karena perubahan adalah salah satu bentuk tantangan agar manusia bertumbuh
Mengapa perempuan butuh untuk bertumbuh? Karena dengan bertumbuh manusia akan jadi insan yang berguna dan bermartabat
Mengapa perubahan harus diikuti oleh perempuan? Karena perempuan punya peranan penting sebagai madrasah & pendidik pertama yang mendidik generasi selanjutnya
Mengapa perempuan yang menjadi madrasah pertama /madrasah keluarga? Karena fitrahnya perempuan dekat dengan dunia anak-anak
Mengapa perempuan dekat dengan dunia anak-anak? Karena Allah menciptakan perempuan dengan rahim tempat mengandung anak & kemampuan pendukung lainnya sebagai pendidik
Memang belum semua pertanyaan terjawab, karena kami menjawabnya dengan berbagi dalam tim dan kami memaklumi anggota tim yang hingga saat ini belum kondusif untuk mengerjakan bagian tugasnya karena kendala yang sudah mereka paparkan di grup koordinasi.
Sedangkan untuk agenda menyelami masalah, kami melakukannya secara individu, dimana beberapa jurnal sudah disetorkan di grup koordinasi. Antara lain sebagai berikut :
Artikel lengkapnya bisa diakses di sini |
Berlanjut membahas kaitan masalah yang tim kami angkat dengan permasalahan dunia, fakta yang kami temui cukup menarik. Pertama, kami menelusuri SDGs terlebih dahulu. Jika diklasifikasikan, maka problem statement kami masuk ke kategori keempat, yaitu pendidikan berkualitas.
Kemudian jika mengulik pendidikan 4.0, ternyata adaptasi merupakan salah satu keterampilan kritis yang perlu dikuasai. MasyaAllah...
Terus semangat menyelami masalah hingga mendalam. Mengokohkan akar gerakan ini, agar tangguh dan sanggup mengepakkan sayap kebermanfaatan berupa solusi sosial. Aamiin.
Comments
Post a Comment