Bismillahhirrohmanirrohim...
Ya Allah, LAP sudah di depan mata. Sedangkan persiapan saya? Huhuhu. Membayangkannya saja sudah terasa lemasnya. Di detik itu saya tersadar bahwa waktu persiapan kami benar-benar tidak lama lagi. Benar-benar tidak boleh ada waktu yang terbuang sia-sia. Hiks. Apa sih isi suratnya? Isi surat untuk semua calon peserta ujian sebenarnya sama. Yang berbeda hanya waktu pelaksanaan ujian. Ujian memang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, tes tulis. Bagian kedua, tes praktik dengan spesifikasi praktik memasak. Bagian ketiga, tes praktik dengan spesifikasi tes lisan. Jadi total ada tiga hari ujian yang ketiganya berada dalam satu pekan.
Di surat tersebut, masing-masing dari kami akan mendapatkan informasi lengkap seputar teknis ujian yang akan kami hadapi. Dengan demikian, kami bisa mempersiapkan diri, barang-barang yang perlu dibawa dan memahami aturan ujian. di surat tersebut sudah tertera jadwal dan lokasi ujian. Setiap peserta dari kelas kami bisa jadi memperoleh jadwal yang berbeda-beda. Karena ujiannya juga berbarengan dengan peserta dari sekolah lain. Di surat tersebut juga ada varian paket menu yang nanti akan kami peroleh secara acak di hari H yang perlu kami masak di hadapan penguji. Juga ada informasi bahan pangan tambahan dan bumbu apa saja yang tersedia di keranjang belanja. Koq jadi berasa bakal kayak mau masuk galeri Masterchef ya. Bedanya, yang akan dimasak adalah menu lokal Austria dan bahasa pengantarnya total bahasa Jerman, hiks.
Nah, mengenai ujian praktik memasak, seperti yang sudah kami pelajari dari grup semester sebelumnya, ada empat varian menu 4 Gänge yang akan kami dapatkan. Artinya, total ada enam belas menu yang perlu kami pelajari. Kemudian salah satu dari empat paket menu tersebut, akan kami masak di hari ujian praktik memasak. Lalu, durasi memasaknya sekitar tiga jam. Ya Allah ya Rabb... padahal saat belakangan ini sempat praktik dua kali masak menu 4 Gänge, saya secara pribadi masih butuh waktu minimal sekitar empat jam untuk menyelesaikan kesemuanya. Ini mah harus banget menambah kecepatan dalam memasak. Eng...ing...eng...
Terkait dengan persiapan di sekolah, sebenarnya sejak dua pekan lalu kami sudah menjalani masa Prüfungsvorbereitung. Untuk teori, kami belajar dengan mengerjakan soal yang sangat banyak dari trainer Akuntansi. Sampai lieur liat angka. Di awal atau di akhir kelas juga biasanya trainer memberikan soal lisan untuk melatih (sekaligus mengetes sih ya...) daya nalar dan pemahaman kami. Kemudian satu pekan sekali kami juga latihan memasak 4 Gänge, yang ternyata cukup melelahkan baik secara fisik maupun psikis. Karena memasak beramai-ramai di dapur dengan kondisi masing-masing punya target sendiri itu ternyata membuat situasi cukup gaduh. Di pekan ini trainer memberi tantangan pada kami, bahwa selama memasak di hari Kamis besok, kami dilarang saling berkomunikasi antar peserta juga tidak meninggalkan peralatan masak kotor di wastafel.
Saya mencoba untuk tenang. Ambil napas, tahan, hembuskan. Berdzikir, memohon bantuan dan ampunan Allah. Mencoba tidak overthinking, dan mengalirkan kegundahan melalui tulisan. Mengurai kekusutan benang-benang di pikiran satu demi satu dengan berefleksi. Yuk, yuk, optimalkan waktu yang masih tersisa ini. Jangan lupa dengan niatan awal, bahwa strong why mengikuti Ausbildung ini adalah untuk menguatkan peran diri sebagai ibu, manajer pangan keluarga. Sembari me-refresh kembali materi yang dipelajari saat di bangku kuliah dulu, dengan cara yang lebih aplikatif, kini. Semoga mengantarkan pada rida Allah. Aamiin... Bismillah, laa hawla walaa quwwata illa billah.
Wien, 5.Oktober 2022
Comments
Post a Comment