Bismillahhirrohmanirrohim...
Kemarin kami baru saja mengunjungi salah satu gua di kawasan Salzkammergut, yaitu gua Koppenbrüller (Koppenbrüllerhöhle). Dari tempat kami menginap, kami berjalan kaki menuju Bahnhof (stasiun) sekitar lima belas menit, kemudian membeli tiket kereta ÖBB menuju stasiun terdekat lokasi tujuan, yaitu Bahnhof Obertraun Koppenbrüllerhöhle. Dari Bahnhof, perlu waktu berjalan kaki sekitar sepuluh menit menuju gerbang masuk, dan lima belas menit berjalan kaki lagi untuk menuju pintu gua. Meski cukup panjang, jalan kaki ini bisa dinikmati dengan santai karena sepanjang jalan kita dimanjakan oleh pesona pemandangan alam yang amat cantik.
Gambar 1. Jalan menuju mulut gua |
Sesampainya di mulut gua, kami membeli tiket kemudian mengenakan jaket karena suhu di dalam gua berkisar enam derajat celcius. Pemandu membawa lampu emergency berukuran kecil yang kemudian dibagikan ke anak-anak. Führung atau panduan tidak berlangsung setiap saat, ada jadwal yang perlu diperhatikan. Yaitu di jam 10, jam 11.30, jam 13.00, jam 14.30 dan jam 16.00. Di luar jadwal tersebut, pengunjung perlu menunggu terlebih dahulu. Namun peralihan jadwal dari satu waktu ke waktu berikutnya tidaklah lama karena durasi berkeliling gua adalah sekitar lima puluh menit. Tentunya pemandu perlu beristirahat sejenak juga, bukan?
Tiket masuk ke gua ini adalah sebesar 15 Euro untuk orang dewasa, harga yang relatif cukup masuk akal untuk tempat wisata yang memang terletak di kawasan wisata ini. Pengunjung diharapkan membawa uang tunai untuk memudahkan transaksi. Harga terkini dan lebih lengkap bisa dipantau di situs resminya, yaitu https://dachstein-salzkammergut.com/de/sommer/unterirdisch/koppenbruellerhoehle/.
Gua Koppenbrüller merupakan gua termuda dari tiga gua di kawasan Dachstein (dua lainnya adalah Dachstein Rieseneishöhle dan Mammuthöhle) yang menyuguhkan panorama saluran air bawah tanah di pedalaman Dachstein. Ada stalagmit dan stalagtit berusia ribuan tahun yang runcing dan menghujam indah, memanggil-manggil memori belajar geografi di bangku sekolah dahulu. Aliran air yang mengalir deras dan gemericik air yang menetes dari bebatuan menghadirkan ketenangan.
Gambar 2. Sumber mata air di dalam gua |
Pemandu juga bercerita mengenai bagaimana gua terbentuk, mengapa ada permukaan bebatuan yang halus, juga memberikan tebak-tebakan yang akan disambut anak-anak dengan sigap. Gua ini adalah sumber mata air yang sangat besar. Seperti lazimnya gua-gua lainnya, gua ini dulunya juga merupakan tempat persembunyian yang aman.
Anak-anak sangat antusias berkeliling gua mengikuti sang pemandu. Dengan menenteng lampu emergency mini dan mengenakan jaket, mereka merasa seolah-olah menjadi seorang peneliti cilik. Ah, alangkah menyenangkannya belajar geografi dengan mendatangi langsung lokasi belajar seperti ini. Usai mengelilingi gua, kami pun keluar dan beristirahat di bangku-bangku yang berjejer disediakan di mulut gua. Cukup lelah juga ternyata turun naik tangga, berjalan di dalam gua. Sembari beristirahat, kami bisa makan perbekalan dan melepas jaket. Badan kembali merasakan kehangatan musim panas selepas keluar dari gua.
Semoga pengalaman ini mengukir kenangan manis di memori anak-anak, bisa mereka panggil kembali di ingatan saat kelak mereka mempelajarinya lebih dalam di pelajaran-pelajaran sekolah. Dan yang terpenting, semoga Allah rida. Aamiin...
Comments
Post a Comment