Antara bingung dan senang, kami menerima berita itu. Bingung karena kami tidak membawa buku memasak sama sekali karena memang di luar jadwal. Senang karena penatnya pikiran dan lelahnya jemari menari di tombol kalkulator bisa segera berakhir. Alhamdulillah, hihihi. Di jam makan siang kami memilih untuk keluar dari gedung training, menghirup udara segar sekalipun cuaca hari itu cukup terik. Mesin kopi yang biasa tersedia di gedung training, kesemuanya rusak. Sedangkan kami merasa perlu menyeruput kopi untuk menghilangkan kantuk siang itu. Maka mampir ke supermarket sebelah gedung sekadar membeli kopi dan roti pengganjal perut pun kami lakukan.
Usai istirahat, pengajar kelas memasak pun hadir. Beliau mengumumkan bahwa keesokan hari adalah hari Abschlussfest untuk peserta kelas memasak angkatan di atas kami. Dari hasil diskusi dan obrolan bersama, kami akan menyiapkan menu sebagai berikut :
1. Burger mini
2. Arancini atau bola nasi
3. Muffin buah
4. Salmon Wraps
5. Teh Buah
Karakteristik dari makanan Fingerfood adalah simpel, praktis, bisa dilahap dalam satu atau dua kali suapan. Serba mini nih ceritanya. Setelah melakukan perencanaan dan berbelanja kebutuhan, kami pun pulang. Sepulang dari sekolah, di grup WhatsApp ketua kelas menawarkan pembagian kelompok dengan bertanya, „Siapa mau memasak apa?“ Setelah menimbang dan menilik kembali, aku mengajukan diri untuk membuat Salmon Wraps, karena secara pribadi aku belum pernah membuat Tortilla sendiri. Nah, ini kesempatan untuk belajar membuat Tortilla nih. Apalagi si sulung kerap memilih Tortilla untuk bekal camilan di sekolah.
Hari Kamis pun tiba. Aku bersama satu orang teman bertanggungjawab untuk menyiapkan menu Salmon Wraps. Teman sekelompokku ini berasal dari Cina namun sudah tiga puluh tahun tinggal di Austria. Tangan lentiknya cekatan membuat aneka Teig atau adonan. Ia sudah pernah mengajarkanku membuat adonan kulit Gyoza sekaligus membentuknya dengan cantik dan rapi. Kami senang bisa bekerja bersama kembali.
Perubahan jadwal belajar tentu membuat kurang nyaman, namun karena kondisi mendadak atau spontan, perubahan itu bisa saja terjadi. Perlu adanya fleksibilitas dari sisi pengajar maupun peserta didik. Jika perubahan jadwal memang harus terjadi, dari sisi pengajar perlu menyiapkan alur belajar yang fleksibel, yang bisa tetap diikuti peserta meskipun tidak membawa buku materi ajar. Sedangkan dari sisi peserta, perlu berdamai dengan kekurangnyamanan dan berkreasi, bagaimana agar bisa tetap mengikuti alur belajar dengan keterbatasan media yang dimiliki. Bisa dengan membuat buku materi ajar versi digital melalui website Digischool, maupun mencari resep di situs-situs yang kredibel.
Hmm... membuat kulit Tortilla ternyata gampang-gampang susah. Aku juga berharap di sesi Abschlussfest nanti bisa banyak mendapatkan input informasi dari teman-teman yang sudah berhasil menuntaskan ujian. Meski pun kata salah satu pengajar, hanya ada empat atau lima orang peserta yang berhasil lulus langsung dalam rangkaian tes tersebut. Sedangkan lainnya, belum lulus atau perlu mengulang di salah satu bagian.
Comments
Post a Comment