Bismillahhirrohmanirrohim…
Sejak mengikuti Ausbildung, per bulan September 2021 lalu, waktu
dan energi saya banyak teralokasikan ke sana. Dengan total 28.5 jam di setiap
pekannya, saya dan keluarga perlu menyesuaikan diri dan kondisi rumah dengan
ritme yang baru ini. Salah
satu aktivitas yang terpangkas alokasi waktunya adalah memasak camilan. Yang
biasanya saya bisa berlama-lama di dapur untuk membuat camilan atau mencoba
menu baru, beberapa bulan ini terpaksa harus ditinggalkan terlebih dahulu.
Alhamdulillah pekan lalu sedang ada Semesterferien, dimana anak-anak libur,
saya pun mendapat jatah libur satu pekan. Yeay, alhamdulillah!
Kesempatan
satu pekan ini, selain kami gunakan untuk silaturahmi dan bermain bersama
teman-teman, juga saya gunakan untuk membuat camilan. Camilan favorit di pekan
ini adalah sosis solo dan martabak telur. Nah, kali ini saya ingin membagikan
resep martabak telur praktis. Mengapa praktis? Karena resepnya
disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia di sini. Kulit martabaknya pun tidak perlu bikin, cukup
memanfaatkan spring roll yang banyak tersedia di toko Asia.
Resep
martabak telur
Bahan :
200 g daging
giling
6 butir
telur
6 siung
bawang putih, geprek dan cincang
1 siung
bawang bombay, potong dadu kecil
5 helai
daun bawang, iris tipis
1 sdt bubuk
kari
½ sdt garam
½ sdt gula
½ sdt
merica
½ sdt
bawang putih bubuk
15-20
lembar kulit spring roll ukuran 40-50 cm
Cara
membuat :
Kocok
telur, masukkan semua bahan ke dalam telur jadi satu. Panaskan wajan
datar, tuang sedikit minyak. Jika
minyak sudah panas, masukkan kulit spring roll, masukkan campuran telur
sebagai isian, lipat keempat sisinya hingga isian tertutup sepenuhnya. Goreng
hingga matang dan kecokelatan. Sajikan dengan cabai, sambal atau acar.
Praktis kann? Selamat mencoba! 😊
Memasak atau beraktivitas di dapur, adalah kegiatan yang
pada mulanya tidak saya sukai. Namun tinggal di rantau membuat saya mau tidak
mau memasak sendiri, bukan hanya sesekali, namun juga rutin setiap hari. Karena
memasak sendiri di rumah adalah satu-satunya cara untuk meyakinkan diri bahwa
makanan yang kami konsumsi sehat, hemat, halal dan thoyyib. Maka saya memulai
beraktivitas di dapur dengan mencoba menu-menu yang saya sukai atau ingin saya
coba. Jika masakan Indonesia, adalah sekaliyan untuk mengobati rasa kangen
dengan tanah air. Jika masakan Eropa, adalah untuk praktik pasca melihat cara
memasak sebuah makanan lokal. Agar ilmu yang sudah saya dapatkan lebih melekat
lagi dalam memori dan jika rasanya bisa diterima keluarga, bisa menjadi hidangan
alternatif di rumah. Dan ternyata, memasak bisa juga menjadi ajang me time
dan relaksasi pasca aktivitas Ausbildung di luar rumah. Kemudian berlanjut
makan bersama sekaligus family time. Alhamdulillah.
Comments
Post a Comment