Bismillahhirrohmanirrohim...
Saya sedang belajar merutinkan kembali
kebiasaan menulis ulasan sebuah buku usai membaca atau membacakannya untuk
anak-anak. Tujuannya adalah untuk mendokumentasikan proses belajar yang
dijalankan sekaligus menguatkan pemahaman diri terhadap isi bacaan tersebut.
Buku anak ini (lagi-lagi) kami pinjam dari
perpustakaan kota. Ya, kami rutin meminjam buku setiap pekan untuk amunisi
belajar di rumah. Karena kami merasakan bahwa fasilitas perpustakaan di negara
ini sangat mewah sehingga selama di sini kami ingin memanfaatkannya dengan
optimal. Terlebih dalam dua tahun belakangan ini, saat saya muai intensif
belajar bahasa Jerman juga anak-anak sudah masuk Kindergarten dan Volksschule,
kebiasaan membaca buku ini sangat membantu kami melancarkan keterampilan
berbahasa Jerman.
Buku ini ditulis oleh tiga penulis, yaitu Silja
Topfstedt, Martina Brandstätter dan Angelika Jaklin. Sedangkan ilustratornya
adalah Cesare Asaro. Begitu membuka halaman pertama dari buku ini, akan kita
temui sebuah rute perjalanan semua kereta di sepanjang kota Wina, Austria.
Mmebantu para pembaca untuk semakin memahami rute perjalanan yang dilalui
beragam kereta di kota Wina.
Buku ini menceritakan dua orang anak bernama
Oskar dan Luisa yang dijemput di sekolah oleh kakek neneknya untuk pergi ke
kebun binatang bersama-sama. Mereka berjalan kaki dari sekolah menuju halte Bus
dengan menyeberang jalan di zebra cross. Sembari menunggu bus, nenek
memberikan tiket kendaraan untuk Lukas yang sudah harus memiliki tiket karena
sudah berumur enam tahun dan memasang penutup mulut untuk Lilli, anjing
kesayangan mereka. Cerita yang dituturkan di sini mengantarkan pemahaman
mengenai apa saja aturan-aturan yang perlu ditaati pengguna jalan dan hal-hal
yang perlu disiapkan sebelum naik kendaraan umum.
Di dalam bus, dua orang remaja yang melihat
kakek, nenek, Oskar dan Luisa, menawarkan tempat duduk mereka untuk ditempati.
Di dalam kendaraan umum, orangtua dan anak kecil memang menjadi prioritas untuk
mendapatkan tempat duduk. Kakek yang memilih untuk berdiri, memegang erat
pegangan sehingga tetap aman saat bus mengerem mendadak. Perjalanan pun berlanjut
menuju stasiun kereta U-Bahn. Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan saat
berada di stasiun U-Bahn, antara lain :
- Anak sekolah bisa menggunakan eskalator sedangkan anak TK bisa menggunakan tangga
- Di pinggir lintasan kereta, anak-anak terbagi menjadi dua barisan yang berjalan beriringan
- Di stasiun tidak boleh lari-larian, menggunakan sepeda maupun skuter
- Jika tertinggal rombongan dan membutuhkan bantuan, pencet SOS untuk mendapatkan bantuan
- Cari petugas stasiun, mereka kerap menggunakan
seragam khusus bertuliskan Wiener Linien.
Di kendaraan umum, baik di kereta, trem maupun bus kerap ada pemeriksaan tiket. Selama penumpang (berusia diatas enam tahun) memiliki tiket, cukup menunjukkan tiket tersebut saat diminta petugas. Namun jika tidak memiliki tiket, penumpang bisa dikenakan denda. Di stasiun dan seluruh kendaraan umum tersebar 13.000 kamera tersembunyi sehingga jika ada sebuah kejadian bisa segera ditindaklanjuti. Barang-barang yang tertinggal di kendaraan umum pun bisa dicari di pusat barang temuan yang terletak di Zentrale Fundservice der Stadt Wien.Tak lama mereka pun sampai di stasiun Hietzing, stasiun yang terletak di dekat kebun binatang Schönbrunn.
Sayang rasanya jika buku-buku bagus yang kami baca di sini hanya kami nikmati sendiri saja. Menuliskan ulasan buku adalah cara kami mengikat ilmu, juga berbagi dan mensyukuri kesempatan pertemuan dengan beragam buku anak berbahasa Jerman yang menarik ini. Di sisi lain, saya senang melakukan aktivitas mengulas buku. Sebuah kegiatan relaksasi yang menyenangkan. Belakangan saya merasa terlalu larut dalam keramaian, sehingga saya memutuskan untuk melambatkan langkah dan menikmati rasa dalam menjalankan setiap peran kehidupan. Salah satunya, membacakan buku anak.
Wina, 24 Maret 2021
Mesa
Comments
Post a Comment