Hari ini alhamdulillah terlaksana juga sesi bagi-bagi sertifikat apresiasi untuk para member Himpunan Mahasiswa (HIMA) Institut Ibu Profesional Efrimenia. Sertifikat yang dibagikan cukup banyak, kurang lebih sebanyak agenda apa saja yang sudah dijalankan oleh HIMA sepanjang tahun 2020 dan tiga bulan pertama di tahun 2021 ini.
Mengapa menumpuk? Karena itulah keunikan regional ini, bagi saya. Tumpukan sertifikat itu adalah bukti konkret kami berdamai dengan tantangan keunikan regional. Oh iya, bagi yang belum tahu apa itu regional Efrimenia, wajar. Efrimenia sebenarnya merupakan sebuah singkatan dari nama empat benua yang tercakup di dalamnya. Yaitu Eropa, Afrika, Amerika dan Oseania. Ya, member regional ini tersebar di empat benua, dengan zona waktu yang berbeda. Amat jauh terpaut zona waktunya, dari ujung ke ujung, haha.
Kondisi unik ini tentu berdampak pada kecepatan koordinasi kami baik sebagai pengurus maupun member. Saat menerima informasi dari tim pusat, kami kerap ketinggalan beberapa hari karena zona waktu dan keterbatasan jam daring yang kami miliki. Saat membuka WAG koordinasi lintas regional, chat yang ada kerap sudah ratusan, dan kami membutuhkan waktu untuk mencerna informasi yang ada satu persatu sebelum kemudian kami teruskan pesan tersebut ke regional.
Saat berkoordinasi antar pengurus, kami berada dalam zona waktu yang berbeda. Di Eropa pagi hari, di Amerika jelang jam tidur. Setiap chat berupa pertanyaan atau bahan diskusi, kerap belum mendapatkan jawaban sebelum satu hari berlalu, bahkan lebih. Ya memang sulit, dan kami tidak bisa memaksakan diri untuk berlari terus menerus demi mengikuti ritme yang ideal, karena kondisi kami memang jauh dari kata ideal. Maka dari itu, kami mencoba mencari titik ideal versi kami. Bagaimana agar kami bisa bertumbuh dengan berkomunitas dengan ritme yang sesuai dengan kecepatan yang kami sanggupi.
Termasuk pada proses pembuatan sertifikat. Koordinasi
dimulai antara tim medkom dan tim program. Tim medkom mendapatkan nama-nama
narasumber dari tim program, yang terus bertambah hampir setiap pekan. Dan tim
medkom tidak selalu bisa bergerak setiap pekan. Saat tugas kuliah di Institut
Ibu Profesional terasa sangat padat merayap, apalagi di kelas Bunda Produktif
kemarin, kami memilih mengambil jeda dan fokus dengan pengerjaan project
passion yang menjadi tugas utama di kelas Bunda Produktif. Usai kelas Bunda
Produktif tuntas, baru kami beralih fokus ke pengerjaan sertifikat. Dan
alhamdulillah, tim medkom dengan cekatan menuntaskannya dan hari ini kami bisa
membagikannya di WAG HIMA. MasyaAllah tabarakallah...lega rasanya.
Begitu pula dengan kegiatan komponen. Amsil satu contoh,
kita ingin mengadakan sesi Zoom bareng, karena kalau Zoom, feel kebersamaannya
dapet banget! Saat kita
mencari waktu yang cocok, ulala… susah tiada tara. Misalkan saja kita ambil jam
20.00 WIB. Maka di Eropa waktu siang jelang sore, di Amerika waktu pagi hari,
dan di Oseania waktunya larut malam. Jam berapa pun pasti akan ada yang
kebagian jam ekstrem, bukan? Karenanya, mengukur sebuah keberhasilan acara
dengan jumlah peserta yang hadir, kurang pas rasanya. Bisa-bisa malah bikin
kepala nyut-nyutan.
Ditambah lagi, tantangan aktivitas ibu diaspora. Jadi,
dalam sebuah sesi Zoom, ngga semua peserta yang hadir bisa dengan duduk manis
menyimak, apalagi siap dengan buku catatannya. Ada yang di jam tersebut,
bertepatan dengan jam pulang sekolah ananda, sehingga mengikuti Zoom meeting
sembari berjalan kaki, mendorong stroller atau bahkan di dalam bus
atau kereta. Ada yang disambi masak di dapur, karena bersamaan dengan jam
domestik pagi hari di wilayah negaranya. Ada yang menyampaikan LPJ kepengurusan
di tengah dinginnya salju yang menyelimuti negaranya. Beliau berhenti sejenak
di lokasi indoor, lalu setelah menyampaikan laporan, izin menyimak forum
dengan off camera karena smartphone-nya akan dimasukkan ke saku jaket.
Tangan tak kuasa memegang smartphone sembari berjalan menerobos salju.
Lika-liku tantangan berkomunitas di rantau itu memang nyata
adanya. Tapi kami bahagia menjalankannya karena memiliki visi dan mimpi yang
sama, terus meningkatkan kapasitas diri, berproses menjadi ibu profesional,
kebanggaan keluarga. Maka, menemukan ritme unik kami, menjadi sebuah hal
penting. Agar kami tetap terus menjalankan proker-proker yang sudah kami
rancang dan sepakati bersama, namun bisa dengan tetap bahagia, karena sudah disesuaikan
kondisi unik regional ini.
Comments
Post a Comment