Pada hari Senin, 18 Januari 2021 lalu, Ibu Profesional regional Efrimenia kedatangan tamu istimewa, tak lain adalah founder Ibu Profesional, bu Septi Peni Wulandani. Beliau hadir memenuhi undangan sebagai narasumber dalam acara Bincang Akrab Penghuni Efrimenia (Bakpia) dengan tajuk Mengambil Peran di Tengah Tantangan Diaspora. Acara ini diselenggarakan via Zoom dan dihadiri oleh member IP Efrimenia dari seluruh komponen.
Bu Septi tidak memberikan materi khusus, beliau justru mendengarkan curhatan kami dan mengajak kami untuk menggali potensi diri dan menyusun langkah strategis ke depan baik dalam menjalankan peran diri secara umum maupun berkarya di kepengurusan IP Efrimenia.
Dimulai dari pertanyaan,
Apa tantangan yang kita hadapi?
Sebagai ibu diaspora, tantangan
yang kami hadapi memang beragam. Namun kami diajak mengklasifikasikannya ke
dalam dua sisi. Yaitu sisi
internal diri dan sisi eksternal diri. Sisi internal mencakup rasa minder, manajemen
energi dan prioritas, sibuk dengan tugas
domestik sehingga ingin berkontribusi tapi belum memungkinkan secara tenaga,
sinyal internet yang on-off.
Sedangkan tantangan eksternal antara lain tugas
mendadak dari pusat dengan deadline yang mepet, perbedaan zona waktu, cakupan
wilayah yang luas (Efrimenia terdiri dari empat benua) hingga tinggal nomaden
sehingga sering berpindah-pindah negara dalam waktu yang relatif singkat.
Mengapa perlu diklasifikasikan ke dua sisi?
Karena energi kita bisa unlimited. Ada energi-energi terbarukan yang muncul dalam diri kita jika kita memiliki support system yang bagus. Maka kita perlu peka pada kondisi, mana yang merupakan energy taker, mana yang merupakan energy giver. Yang bahaya adalah jika karakter energy taker adalah dalam diri kita sendiri. Selanjutnya perlu adanya skala prioritas. Maka nanti akan muncul prioritas diri dan prioritas tim.
Kemudian kita perlu memiliki mindset bahwasanya tantangan adalah kesempatan kita untuk menjadi problem solver. Karena jika kita berhasil menyelesaikan tantangan tersebut, maka selain tantangan diri sendiri terselesaikan, kita juga berkesempatan untuk membantu ibu-ibu lain dalam menyelesaikan tantangan serupa. Maka, memiliki mindset yang tepat amatlah penting.
Selanjutnya mengenai mengambil peran. Yang perlu
digarisbawahi sebelum terjun ke dalam kepengurusan adalah, mengambil peran
merupakan proses berbagi, bukan menuntut. Jika menunggu, maka kita tidak akan
mendapatkan sesuatu. Maka penting bagi kita untuk memahami diri terlebih
dahulu,
Apa yang kita kuasai?
Secara pribadi, saya tertarik belajar berkomunitas. Selain itu saya juga memiliki kekuatan relator dan input sehingga senang menjalin interaksi yang akrab dengan orang lain serta belajar aneka hal baru. Dalam hal keterampilan diri, saya menyukai bidang Home Education, literasi dan Talents Mapping.
Setelah paham apa yang kita kuasai, langkah selanjutnya adalah,
Apa peran yang mau saya ambil?
Peran yang diambil tentu berkaitan dengan hal yang dikuasai dan disukai, sehingga hal-hal baik yang kita miliki, bisa bermanfaat bagi diri, keluarga maupun komunitas tempat kita belajar, Ibu Profesional.
Kemudian ibu memaparkan perjalanan Ibu Profesional dari awal berdiri, yaitu tahun 2011 hingga saat ini. Dimulai dari kebutuhan diri sendiri, terus berkembang dan kini meluaskan dampak sehingga di tahun 2021-2025 ini tagline-nya adalah Ibu Profesional untuk Indonesia. Maka, jika saat ini kita menjadi member Ibu Profesional, kita perlu menentukan, ingin mengambil peran apa diri ini dalam target lima tahun ke depan tersebut? Dengan melakukan sinkronisasi kebutuhan diri dan keluarga.
Bu Septi juga mengajak kita untuk bergerak
bersama menjadi bagian dari solusi permasalahan global. Bu Septi juga sempat
memberikan tips dalam menghadapi rasa jenuh, yaitu dengan melakukan hal-hal di
luar kebiasaan untuk kembali mendapatkan energi dan siap melaju lagi.
Mari bergerak dari dalam rumah, dengan
menjalankan peran kita, untuk dunia. Senang sekali rasanya mendapat suntikan
semangat dari bu Septi kali ini. Alhamdulillah. Salam Ibu Profesional Diaspora!
Wina, 30 Januari 2021
Comments
Post a Comment