Alhamdulillah di akhir tahun 2020 kemarin, seiring dengan penutupan tahun 2020, tuntas pula kelas Bunda Sayang Leader Institut Ibu Profesional. Banyak yang bertanya-tanya, apa sih kelas Bunda Sayang Leader IIP ini. Anda termasuk di dalamnya kah?
Apa itu kelas Bunda Sayang Leader IIP?
Kelas Bunda Sayang Leader yang saya ikuti ini merupakan batch keempat. Artinya ada tiga batch yang sudah berjalan sebelumnya. Nah, bagaimana teknis pelaksanaan batch 1 hingga 3 tentu saya tidak tahu, saya akan fokus mengupas kelas Bunda Sayang Leader IIP yang saya ikuti saja ya.
Kelas Bunda Sayang Leader batch 4
ini merupakan kesempatan yang ibu oleh Tim Nasional Insitut Ibu Profesional
untuk para leader regional. Jadi, kesempatan belajar di kelas ini bukan untuk para member, melainkan
terbatas untuk pengurus regional saja. Tak heran jika salah satu syarat
pendaftarannya adalah melampirkan surat keterangan kepengurusan (atau surat
rekomendasi ya?) dari ketua regional.
Nah, kondisi saat itu, saya baru saja pindah regional dari regional Jombang ke regional Non Asia. Ternyata regional Non Asia ini masih sedang tahap pembangunan. Sehingga selang sebentar dari masuknya saya di regional ini, saat ada open recruitment pengurus, saya mengambil peran sebagai manajer Training and Consulting. Karenanya, saya berkesempatan untuk mengikuti kelas Bunda Sayang Leader batch #4. Sisi senangnya bergabung di kepengurusan Ibu Profesional yang saya rasakan salah satunya adalah ini, terbuka banyak kesempatan belajar yang tak terduga.
Maka usai mengurus surat keterangan dari leader regional, mendaftarlah saya di kelas Bunda Sayang Leader. Sebenarnya sebelumnya saya sudah mengikuti kelas Bunda Sayang batch #1, juga sudah menjalankan peran sebagai fasilitator Bunda Sayang batch #2. Namun karena kelas tersebut sudah tuntas dan saya merasa keberadaan kelas belajar merupakan salah satu support system diri, maka saya mantap menantang diri untuk mengikuti kelas Bunda Sayang Leader ini.
Bagaimana proses belajar di kelas Bunda Sayang Leader?
Di Ibu Profesional, kami senantiasa diajarkan bahwasanya, “Semua Guru, Semua Murid”. Kita belajar bersama-sama. Kelas Bunda Sayang Leader ini difasilitatori oleh the Chika, yang saat kelas ini dimulai, merupakan koordinator kelas Bunda Sayang, namun saat kelas ini berakhir, beliau merupakan Rektor Institut Ibu Profesional. MasyaAllah…
Kelas ini dibuka dengan empat materi awal,
yaitu Manajemen Waktu, Adab Menuntut Ilmu, Self Healing dan Aktualisasi Diri.
Keempat materi ini merupakan materi pendahuluan, belum termasuk dua belas
materi inti kelas Bunda Sayang.
Dari awal kelas ini berjalan, beliau
mewanti-wanti bahwasanya kelas leader tentu berbeda dengan kelas Bunda Sayang
biasanya. Hmm…apa yang berbeda? Tidak ada tantangan 10 hari yang wajib kami setorkan
setiap harinya. Lalu, tugasnya apa? Kami diminta untuk membuat jurnal terkait
proses belajar yang kami jalankan bersama anak-anak di setiap level atau zona.
Wah, tantangan menarik!
Tujuan diadakannya kelas Bunda Sayang Leader
ini adalah menghasilkan tulisan-tulisan berkualitas seputar materi Bunda Sayang
yang saat itu masih berjumlah dua belas (kini dipadatkan menjadi delapan zona
materi saja). Maka, jangan kaget jika sekalipun tugasnya hanya berupa satu
jurnal, namun jurnalnya memiliki kriteria yang cukup berat. Yaitu memuat tema
tertentu yang ditentukan oleh fasilitator, terdiri dari minimal 1000 kata,
menggunakan minimal tiga referensi dari buku dan situs, harus tepat waktu dan
ada syarat tambahan spesifik untuk setiap zonanya.
Mengapa durasi belajarnya sangat lama?
Ya, kelas ini memang dimulai sekitar bulan
Agustus 2018 dan berakhir di Desember 2020. Syukur alhamdulillah durasi kelas
ini lama, karena memang membuat jurnal dan membacanya satu persatu untuk
menentukan pilihan jurnal mana yang terbaik merupakan hal yang cukup pelik dan
tak bisa dikerjakan asal-asalan. Durasi yang lama ini pun memudahkan para
peserta yang notabene merupakan pengurus regional, untuk tetap bisa mengerjakan
jurnal di tengah kesibukan mengerjakan amanah lainnya di kepengurusan maupun di
kelas belajar Ibu Profesional lainnya. Ya, selama 2.5 tahun perjalanan kelas
Bunda Sayang Leader, terjadi banyak perubahan sistem di Ibu Profesional yang
semakin membesar.
Menulis jurnal belajar adalah sebuah hal yang
saya sukai. Durasi yang panjang memberikan saya cukup waktu untuk menyerap
informasi, menelaah dan memilah mana yang diterapkan dalam proses belajar
keluarga kemudian mengambil insight perjalanan untuk dituliskan. Saya
bisa merasakan proses belajar yang utuh selama menjalankan kelas ini. Sehingga
durasi yang panjang bukanlah menjadi sebuah masalah yang mengantarkan pada
kebosanan, namun justru kesempatan yang saya syukuri kehadirannya sehingga
proses bisa berjalan optimal.
Pembelajaran apa saja yang saya dapatkan selama mengikuti kelas ini?
Teh Chika selaku fasilitator sangat lihai
menghadirkan tantangan dalam setiap level. Jika di kelas Bunda Sayang member
saya sudah belajar komitmen dan konsisten mempraktikkan sebuah materi, di kelas
Bunda Saya Leader ini saya belajar bagaiman menarik benang merah antara sebuah
teori dalam setiap materi dengan praktik baik yang sudah atau bisa diupayakan
untuk dijalankan dalam keseharian. Bagaimana agar ilmu yang sudah kita dapatkan
dapat berbuah amal. Wah, tantangan banget ini. Namun memang amat terasa bahwa
tantangan demi tantangan tersebut melatih kita untuk menjadi seorang problem
solver. Tulisan saya pun sempat terpilih menjadi Jurnal Owl di zona 5 terkait materi Menstimulasi Anak Suka Membaca, zona 7 terkait materi Semua Anak adalah Bintang dan di zona 9 terkait Solusi Kreatif
untuk Tantangan Sehari-hari para Ibu.
Mana tanda apresiasinya lucu banget kayak gini. Siapa yang ngga bahagia menerimanya, kan? |
Penulisan jurnal sebagai tugas juga mengajak
saya untuk kerap berpikir ilmiah dan memaksa diri untuk membiasakan banyak
bacaan untuk dijadikan sumber referensi dalam menulis. Tak cukup sampai di
situ, berbagai sumber referensi itu dirangkai menjadi sebuah alur cerita yang
dikoneksikan dengan praktik dalam keseharian. Menarik rasanya menemukan
keilmiahan dari hal-hal yang awalnya tampak sederhana dalam kacamata pribadi.
Selain itu, kami juga belajar
untuk saling membaca, memberi masukan dan apresiasi antar peserta kelas dengan
saling membaca jurnal yang sudah dituliskan. Kebiasaan ini memperkaya sudut
pandang saya dalam menyikapi sebuah topik, juga membuka wawasan diri terhadap
keluasan sebuah ilmu. Satu ilmu itu sudah sangat luas cakupannya, dan terasa
semakin luas lagi saat saya membaca jurnal milik teman-teman yang lain. Seru
banget ternyata ya saat sebuah ilmu parenting yang dijalankan oleh para
ibu dijalankan dengan penuh kesungguhan, termasukd dengan melakukan pendalaman
ilmu seperti ini. MasyaAllah tabarakallah. Karena kebiasaan ini, apresiasi pun
sempat saya dapatkan, sebagai Owl Reader. Lucu ya sebutannya. Unik-unik.
Owl Reader pun dapat tanda apresiasi. Jadi makin bahagia kan baca jurnalnya? |
Secara pribadi, saya mengucapkan banyak terima kasih pada the Chika, selaku fasilitator yang sudah kreatif menghadirkan tantangan-tantangan seru di setiap zona. Memfasilitasi dengan sabar dan telaten selama 2.5 tahun. Semoga menjadi amal jariyah ya teh.
Terima kasih sudah memfasilitasi, teteh Rektor kesayangan... |
Bahagia belajar di Institut Ibu Profesional. Selalu
seru dan mengasah keterampilan belajar. Saat ini, mari terus melaju di kelas
Bunda Produktif batch 1. Terus semangat belajar memantaskan diri dan
meningkatkan kualitas diri dalam menjalankan peran sebagai perempuan, istri,
ibu dan agen perubahan di masyarakat. Semoga Allah senantiasa ridai langkah
ini. Aamiin.
Sebagai pengingat dan penyemangat diri, untuk mengikat ilmu dengan amal |
Wina, 24 Januari 2021
Comments
Post a Comment