Bismillahhirrohmanirrohim…
Menulis kembali
jurnal Bunda Produktif setelah pekan lalu tak menuliskan perjalanan dalam
bentuk jurnal. Sejak pekan lalu, kami berjibaku di Zona Kebiasaan atau Habit
Zone. Habit atau kebiasaan tentu identik dengan kegiatan berulang.
Namun dalam dua pekan ini kami tak sekadar melakukan kegiatan berulang, namun
juga merumuskan milestone selama roadmap Project Passion. Sebelum
membahas mengenai hasil diskusi kelompok, mari kita ulas mengenai makna
kebiasaan atau habit.
Kebiasaan
dan Cara Melatihnya
Habit to Nation
Begitu tagline
di Zona Kebiasaan kali ini. Sebelum memutuskan kebiasaan apa di milestone
1 yang akan saya latihkan dalam
diri, saya tergerak untuk mengulik makna kebiasaan. Proses mengulik makna ini
bagi saya merupakan hal penting, karena menjadi pondasi langkah sebelum
bergerak. Menguatkan strong why diri, alasan saya melakukan suatu hal.
Nah, mari sejenak kita mengulas mengenai kebiasaan.
Agus Sukaca dalam
buku The 9 Golden Habits for Brighter Muslim memaparkan bahwa kebiasaan adalah
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang tanpa dipikir-pikir lagi. Pusat kendali kebiasaan berada dalam memori tersirat. Suatu
perbuatan yang dilakukan berulang baik perbuatan baik atau buruk, lambat laun
akan menjadi kebiasaan. Semakin sering diulang, semakin cepat prosesnya. Ada
ahli yang mengatakan bahwa perlu pengulangan sekurang-kurangnya sembilan puluh
hari berturut-turut tanpa jeda. Tingginya intensitas dan frekuensi pengulangan
akan mengakibatkan perubahan kimiawi dan anatomis pada bagian otak tertentu.
Kebiasaan baik lebih sulit dibangun ketimbang kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk
biasanya diiringi kenyamanan saat melakukannya, tetapi tidak nyaman hasil
akhirnya.
Dalam buku Terapi Berpikir Positif, Dr.
Ibrahim Elfiky menyatakan bahwa kebiasaan terbentuk melalui enam tahapan, yaitu
Berpikir
Seseorang memikirkan sesuatu, memberi
perhatian dan fokus pada hal tersebut. Sesuatu itu bisa ada dalam pikiran
karena dianggap penting. Misal, saat ada tantangan pelaksanaan kebiasaan
(habit) yang berkaitan dengan project passion Co-House kelas Bunda
Produktif saya berpikir untuk mencari buku anak terkait topik emosi.
Perekaman
Saat berpikir, otak merekam. Otak membuka
file sejenis dan menghubungkan dengan pikiran-pikiran lain yang sejenis
atau memiliki keterkaitan. Misal, saat muncul ide aksi tantangan habit, memori
mengenai tantangan 30 hari yang saya jalankan di kelas Bunda Cekatan lalu pun
muncul. Saat itu karena peta belajar saya adalah belajar bahasa Jerman, saya
memilih untuk membacakan buku anak berbahasa Jerman selama 30 hari
berturut-turut dan membuat ulasannya. Saat ini bidang yang saya ambil di kelas Bunda Produktif pun masih sama,
bahasa Jerman. Maka rencana aksi tantangan habit saya adalah mencari buku anak
berbahasa Jerman terkait topik emosi, kemudian melakukan Read Aloud dan
membuat ulasannya. Di titik ini saya bersyukur karena merasa menemukan benang
merah antara perjalanan kelas Bunda Produktif, bidang yang sedang saya tekuni,
dan proses pendidikan keluarga.
Pelaksanaan
Anda melakukan
seperti apa yang Anda pikirkan. Misal, setelah membuat rencana aksi, saya
pun melakukannya.
Penyimpanan
Pengalaman Anda melakukan hal tersebut,
direkam oleh otak dan disimpan dalam file. Otak membuat asosiasi antara cue
dan aksi. Misal, saya melakukan Read Aloud antara jam 17.00-20.00 CET.
Jam 17.00 adalah waktu seusai salat Maghrib. Maka usai salat Maghrib, saya
teringat bahwa saya perlu melakukan Read Aloud.
Pengulangan
Pengulangan membuat pikiran semakin kuat.
Pengulangan
berkali-kali akan menggeser penyimpanan file ke memori bawah sadar.
Dalam tahapan ini, disadari atau tidak, seseorang mengulang kembali perilaku
yang tersimpan kuat di akal bawah sadarnya. Ia dapat merasakan bahwa dirinya
telah mengulangi perilaku itu atau terjadi begitu saja di luar kemauannya.
Setiap kali memori yang tersimpan di akal bawah sadar itu diulang, ia semakin
kuat dan mendalam.
Tantangan habit
yang sedang saya jalankan pun masih berproses di tahap ini. Saya merasa bahwa
pengulangan adalah kunci terbentuknya sebuah kebiasaan baru. Pemaparan ini
mengantarkan saya pada AHA moment pentingnya cue atau isyarat
untuk sebuah kebiasaan baru yang sedang dilatihkan.
Kebiasaan
Apabila setiap tahapan diatas dilalui disertai keyakinan kuat, maka akan menjadi kebiasaan yang mengakar, sehingga tak mudah goyah. Pada awalnya, kita yang membangun kebiasaan, tetapi kemudian kebiasaanlah yang akan membentuk kita.
Rasulullah SAW.
bersabda :
„Laksanakanlah oleh kalian amalan semampu kalian, sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah yang dikerjakan terus-menerus (menjadi kebiasaan) meskipun sedikit.“ HR Ibnu Majah.
Hasil
Diskusi Kelompok Co-House
Berdiskusi adalah sebuah kebiasaan yang
yang identik dengan kerjasama dalam sebuah tim. Jika kami ingin berjalan cepat, maka kami
bisa berjalan sendirian. Namun bukan itu esensi yang saya tangkap dari kelas
Bunda Produktif ini. Seperti yang bu Septi pernah sampaikan dalam salah satu
sesi live di Facebook Group, kelas Bunda Produktif adalah ruang
belajar untuk membangun dan menjalankan sebuah komunitas. Maka kerja tim tentu
diutamakan di sini. Maka sedari awal setiap anggota perlu mempersiapkan mental
untuk senantiasa bekerja sama, berkontribusi aktif, siap dipimpin dan memimpin.
Dengan fakta kebutuhan ritme diskusi daring yang ternyata perlu cukup intensif,
saya belajar mengelola waktu dan jadwal diri terkait dengan kontribusi saya di
kelas ini. Kapan saya mengerjakan kebiasaan, kapan saya mengulik mengenai
esensi zona ini melalui membaca buku dan referensi lain, kapan saya mencari ide
terkait project passion ini, dan kapan saya berdiskusi bersama
teman-teman di WhatsApp Group. Jadwal ini kemudian disinkronisasi dengan
jadwal terkait peran lainnya, baik daring maupun luring. Saya juga belajar
untuk switch fokus sesuai kandang waktu aktivitas yang sudah saya
tetapkan.
Berikut road
map perjalanan kami :
Berikut hasil
diskusi milestone dan habit beserta dengan penanggung jawab tiap
milestone dan pimpinan proyek yang sudah disepakati bersama :
Milestone 1
Milestone 2
Milestone 3
Milestone 4
Pimpinan proyek Literaksi Tematik ini adalah mba Sari Juwita atau yang biasa akrab kami panggil mba Wita. Sebagai seorang guru TK, beliau terlibat langsung dengan pendidikan anak usia dini bukan hanya di rumah namun juga di instansi tempat beliau bekerja. Yang mana erat kaitannya dengan kategori sasaran proyek yang sedang kami kerjakan. Sehingga kami bersepakat beliau merupakan orang yang berkompeten memimpin proyek ini. Tentunya didukung sepenuhnya oleh kontribusi aktif setiap anggota.
Kebiasaan yang dikerjakan setiap anggota saat ini terkait dengan milestone 1 yang sedang berjalan. Setelah mulai menjalankan milestone 1 dan berdiskusi bersama, kami mengubah durasi perjalanan milestone 1. Sehingga batas waktu pengerjaan tiap milestone menjadi sebagai berikut :
Milestone 1 : 27 November 2020 (durasi 25 hari)
Milestone 2 : 25 Desember 2020 (30 hari)
Milestone 3 : 14 Januari 2021 (20 hari)
Milestone 4 : 3 Februari 2021 (20 hari)
Masa akhir kelas
Bunda Produktif : bulan Maret 2021
Selanjutnya habit yang dilakukan
oleh masing-masing anggota. Saya bahagia karena dengan berdiskusi, kami bisa
mengasah empati, merasakan kesulitan yang dirasakan anggota lain dan merumuskan
solusi bersama. Ada waktu dimana ada yang kesulitan menemukan buku fisik, maka
yang lain membantu mencarikan buku digitalnya di aplikasi perpustakaan digital.
Ada juga yang membantu mencarikan buku-buku terkait di aplikasi perpustakaan,
kemudian membagikan judul-judul buku tersebut untuk dipakai anggota lainnya
sebagai bahan melatih kebiasaan. Saat bekerja dalam sebuah tim, kita tak hanya
berpikir mengenai progress pribadi saja, namun juga progress bersama.
Dan aksi kita, tak hanya menjadi solusi tantangan orang lain, namun juga
menjadi booster proyek bersama ini. Berikut habit setiap anggota yang
mengarah pada satu tujuan bersama :
Agar tak hilang
arah, maka kami menuliskan kembali goals project passion yang sedang
kami jalankan ini :
Kebiasaan yang saya ambil merupakan benang merah antara kebutuhan belajar diri, kebutuhan pengerjaan project passion dan kontribusi dalam tim. Maka berikut kebiasaan yang sedang saya kerjakan dan latihkan dalam diri :
Setelah berjalan selama sekitar satu pekan, ternyata tak mulus seperti yang saya rencanakan di awal. Dalam Self Evaluation, saya mengidentifikasi keterbatasan diri dan sistem serta berupaya menemukan tindakan koreksi untuk pengerjaan kebiasaan yang lebih optimal ke depannya. Berikut Self Evaluation saya :Bismillah... memang tak mudah, namun semoga Allah mampukan. Keep on track. Semoga tahap demi tahap belajar di Kelas Bunda Produktif ini menjadi bekal dalam membangun komunitas, langkah untuk semakin berkarya di bidang Literasi dan Bahasa, menguatkan proses belajar bahasa Jerman yang sedang saya jalani saat ini dan senantiasa beriringan dengan perjalanan membangun keluarga Cerdas Literasi di rumah dan lingkungan sekitar. Ujung dari semuanya, semoga setiap upaya yang dijalankan mengantarkan pada rida dan rahmat Allah. Aaamiin.
Wien, 10.
November 2020
Mesa Dewi Puspita
Sumber Referensi
:
Sukaca, Agus.
2014. The 9 Golden Habits for Brighter Muslim.
Yogyakarta. Bunyan.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir
Positif. Jakarta. PT. Serambi Ilmu Semesta.
Comments
Post a Comment