Bismillahhirrohmanirrohim…
Berikhtiar kembali
untuk mengumpulkan jurnal sebelum pekan ini berakhir. Supaya tidak terburu-buru
lagi dan menjalankan jadwal kegiatan awal pekan dengan lebih mindfulness
dan efektif.
Setelah
pemilihan umum berlangsung, maka pekan berikutnya kami libur menuliskan jurnal.
Agenda utama adalah berkenalan dengan tetangga satu Co-House. Saya
mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih untuk kebijakan ini. Karena
berkenalan secara virtual artinya menggunakan jam daring yang alokasinya sama halnya
dengan menulis jurnal. Dengan meliburkan penulisan jurnal di pekan tersebut artinya,
terlebih bagi saya pribadi, adalah tetap menggunakan jam daring secara
proporsional sesuai jadwal dan porsi yang dimiliki, tidak perlu menambah
alokasi waktu.
Dalam pekan
ini kami mendapat tantangan untuk membuat Passion Canvas individu dan
merumuskan ide serta mendiskusikan bersama tetangga Co-House mengenai sebuah
Project Passion yang nantinya akan dikerjakan bersama sepanjang kelas
Bunda Produktif. Wah, menarik sekali! Sudah lama saya ingin belajar praktik
langsung dari ahlinya, bagaimana merumuskan sebuah proyek bersama yang di
dalamnya kebutuhan belajar setiap anggota tim dapat terfasilitasi sehingga
kesemuanya dapat mengambil peran yang „aku banget!“. Dan di kelas Bunda Produktif
ini kesempatan emas itu pun datang, masyaAllah.
Bagaimana dengan Passion Canvas yang saya buat?
Jujur, baru
hari Sabtu siang saya bisa membuka dokumen-dokumen yang diberikan dan
mencermatinya. Bukan karena enggan atau bahkan malas, tapi karena belum
berkesempatan. Hari Jum’at yang memang saya jadwalkan sebagai jatah daring
untuk belajar seputar IIP, baru cukup saya gunakan untuk koordinasi pengurus
HIMA regional, menyimak live presentasi ibu Walikota Hexagon City,
membaca e-book Passion to
Nation dan menyusul menyimak bahasan diskusi di WAG Co-House. Menjadi sebuah catatan pribadi untuk saya,
untuk perlu meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan durasi waktu daring agar bisa berjalan lebih efektif dan efisien
sehingga target tercapai dengan alokasi waktu yang tersedia. High
impact activities.
Maka, Sabtu siang itu saya membuat oret-oretan di
kertas kemudian mempresentasikannya pada suami. Dari presentasi yang saya sampaikan,
suami menanyakan poin yang saya letakkan di Hard Skills dan Soft
Skills serta (lagi-lagi) tentang alokasi waktu belajar. Beliau memberikan
masukan, “Memungkinkan ngga, kalau ummi mengerjakan PR kursus di siang
hari usai pulang kursus sebelum menjemput Raysa?” Saya menggeleng. Sepulang
kursus saya bersegera untuk memasak dan menemani Ahsan makan siang. Kemudian
bermain sebentar, mengajaknya tidur siang dan bersiap menjemput si sulung. Saya
menunjukkan jadwal yang sudah saya buat dan tempel di dinding. Sebenarnya sudah
tertulis alokasi waktu satu jam untuk
belajar bahasa Jerman setiap sore yang ternyata sulit untuk direalisasikan. Maka kami pun mendiskusikan beragam alternatif
sehingga alokasi waktu untuk belajar bahasa untuk saya tetap ada dan realistis.
Mulai dari alternatif memasak masakan yang simpel sehingga menghemat waktu di
dapur, sepulang kursus skip belanja eceran dan dimampatkan di sesi
belanja akhir pekan, hingga memundurkan jam tidur. Untuk hal ini saya masih mengotak-atik
hingga kini.
Dan inilah Passion Canvas diri saya :
- Video tutorial bahasa Inggris
- Resensi buku melalui suara maupun tulisan
- Rekomendasi buku bacaan
- Read Aloud melalui video maupun suara
- Materi presentasi berbahasa Inggris
- Buku antologi
Setelah
tabungan ide terdata, maka kami pun mulai berdiskusi. Ide pertama adalah sebuah
ide yang spesifik dan mengerucut, yaitu melakukan Read Aloud mengingat mayoritas
ide pribadi pun banyak yang mengarah ke situ. Kemudian ide kedua adalah sesi
berbagi dimana masing-masing anggota bisa memiliki kesempatan untuk berbagi. Hal
ini sesuai dengan ide yang dicetuskan Ummu Sofwa sebagai berikut :
Kami pun menimbang antara proyek yang mengerucut spesifik atau yang luas dan umum. Masing-masing pun mengutarakan pendapatnya. Dengan menyimak pendapat teman-teman, saya mendapat insight mengenai bentuk Project Passion sehingga kemudian saya mengusulkan sebuah ide sebagai berikut :
Definisi proyek : sebuah produk berupa e-book dan video, yang berfokus pada satu tema yang erat kaitannya dengan pendidikan karakter anak-anak Indonesia. Kami memiliki impian, bahwa produk yang kami buat ini akan menjadi sebuah paket Starter Kit yang membantu masyarakat Indonesia dalam mendampingi ananda membangun sebuah karakter baik bersama-sama melalui literasi.
Durasi proyek : 4 bulan
Nama proyek : sedang proses diskusi. Saya mengusulkan
nama = LiterAksi Tematik. Untuk gambaran besar proyeknya, baru saja saya
tuntas tulis dan mengirimkan ke Co-House Leader.
Dalam diskusi via ZOOM lalu kami juga sepakati adanya presensi saat diskusi. Bukan untuk menuntut kehadiran setiap orang di setiap waktu, namun untuk menjaga semangat, saling menyemangati dan mengoptimalkan kesempatan belajar yang dimiliki. Teknisnya pun sangat ramah kondisi, dimana di setiap pekan akan ada tiga kali diskusi, dan setiap diskusi akan berlangsung sekitar dua hari, kecuali agenda via ZOOM setiap Sabtu jam 15 CEST yang sudah disepakati sedari awal. InsyaAllah aturan ini memudahkan dan saling memuliakan satu sama lain.
Sekian jurnal pembelajaran di pekan ini. Alhamdulillah
atas izin Allah, jurnal bisa tuntas sebelum berganti pekan sesuai target
perbaikan yang dicanangkan.
Salam Ibu Profesional,
Wien, 18.Oktober 2020
Mesa Dewi Puspita
Comments
Post a Comment