Bismillahhirrohmanirrohim...
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah yang telah menakdirkan saya untuk sampai di tahap
ini, akhir kelas Bunda Cekatan dengan kondisi optimal sekemampuan saya.
Bagi diri
saya secara pribadi, sebuah kelulusan adalah akhir dari sebuah proses belajar
pada suatu fase dan pijakan untuk mengawali langkah di fase berikutnya. Mencakup
keseluruhan aspek, baik dari semangatnya, performanya bahkan hingga konsistensi
dalam menjalankannya. Maka, pertanyaan untuk diri ini, pijakan seperti apa yang
saya butuhkan untuk melangkah di fase berikutnya? Jawaban dari pertanyaan
tersebutlah yang mendasari gerak langkah di fase ini.
Selebrasi : mengucap syukur dan terima kasih, menceritakan proses diri dan menerima umpan balik |
Sekalipun
terlihat sederhana, jalankan prosesmu dengan penuh kesungguhan. Prinsip inilah
yang saya jalankan selama belajar di kelas Bunda Cekatan ini. Saya bertekad
untuk mengerjakan setiap tantangan dengan sungguh-sungguh dan menuliskan jurnal
dengan lengkap. Mengapa? Karena bagi saya, menjalankan setiap tantangan dengan
sungguh-sungguh dan konsisten serta menuliskan jurnal secara lengkap adalah
sebuah ikhtiar untuk meraih keberkahan sebuah ilmu dari Allah. Fokus saya cukup
pada hal-hal di dalam kontrol internal diri. Perihal Allah akan memberikan
karunia berupa pemahaman yang utuh dan runut, perubahan kebiasaan ke arah yang
lebih baik, kebermanfaatan yang dirasakan keluarga dan lingkungan sekitar,
kesemuanya adalah kuasa Allah. Perjalanan belajar di kelas Bunda Cekatan
merupakan sebuah proses perjalanan belajar secara merdeka yang polanya akan
bisa diduplikasi untuk perjalanan belajar mandiri ke depan. Maka proses belajar
di kelas Bunda Cekatan ibarat proses mempersiapkan master pola untuk jangka
panjang. Perlu kesungguhan, kehati-hatian dan keistiqomahan. Karena ini adalah
aliran rasa sepanjang kelas Bunda Cekatan, maka saya mencoba flashback perjalanan
diri dari awal hingga akhir.
Dimulai dari tahap Telur
Peta Belajar Spesifik selama Kelas Bunda Cekatan |
Di tahap
Telur ini, saya belajar mengidentifikasi aktivitas yang saya suka dan bisa. Dilanjutkan
dengan keterampilan yang ingin dikuasai dan ilmu yang dibutuhkan terkait
keterampilan tersebut. Karena bahasannya masih menyeluruh, wajar jika
cakupannya luas. Bahasan mulai mengerucut saat di pekan keempat tahap Telur,
tugas yang diberikan adalah membuat mindmap atau peta belajar. Saya
membuat dua versi peta belajar. Pertama, peta belajar yang kompleks. Kedua,
peta belajar yang akan menjadi prioritas belajar selama kelas Bunda Cekatan
berlangsung sekitar enam bulan. Peta belajar kedua-lah yang saya jadikan panduan
hingga akhir perjalanan. Spesifik, jelas, terukur, dan realistis.
Masuk ke tahap Ulat
Berbagi Tips Belajar Bahasa dengan Mudah dan Menyenangkan |
Apa
kegiatan seekor Ulat? Yap, makan! Di tahap ini kami mendapat banyak kesempatan
untuk makan dan berbagi makanan. Dimulai dari mengidentifikasi rasa lapar di
ranah apa, berlanjut berkumpul dengan keluarga yang memiliki kebutuhan belajar
di bidang serupa untuk berdiskusi, menjadi perwakilan keluarga bahasa untuk
berbagi Tips Belajar Bahasa yang Mudah dan Menyenangkan, hingga bertemu buddy
untuk saling menguatkan satu sama lain. Di keluarga Bahasa saya bertemu
dengan sesama pembelajar bahasa, namun dengan kebutuhan ragam bahasa yang
berbeda. Sekalipun demikian, kami tetap belajar bersama. Proses ini mengajarkan
saya untuk siap berbagi dan mendengarkan. Ada waktunya kita berbagi ilmu yang
kita miliki, ada kalanya kita menyiapkan telinga untuk menjadi pendengar yang
aktif, sekalipun bisa jadi yang disampaikan bukan hal yang ingin kita ketahui
saat ini. Belajar toleransi dan empati. Hal ini pun sering kita temui dalam
keseharian, bukan?
Selanjutnya ke tahap Kepompong
Aneka buku anak yang menemani saya menjalankan tantangan 30 hari |
Setelah
kenyang makan beraneka sumber ilmu di tahap Ulat, di tahap ini saya berproses
untuk melatih konsistensi dengan mengerjakan tantangan 30 hari dan puasa
pekanan. Kegiatan yang saya jalankan untuk tantangan 30 hari adalah membacakan
buku anak berbahasa Jerman satu buku satu hari, mengkombinasikan pemenuhan
kebutuhan peran Home Educator dan target belajar bahasa Jerman. Sedangkan
untuk puasa, saya mengambil puasa manajemen emosi dan manajemen gawai. Dua hal
yang jika berhasil dilatihkan dalam diri akan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi proses belajar bahasa Jerman yang sedang ditargetkan untuk dicapai.
Sekarang, tahap terakhir, Kupu-Kupu!
Proyek Bunda Cekatan : Mama lernt Deutsch |
Di tahap ini saya belajar hal baru, yaitu Facebook
Mentorship Program. Kejutan
dan tantangan! Karena metode ini merupakan hal baru bagi saya, maka di awal
tahap Kupu-Kupu saya merasa waktu yang disediakan terlampau singkat untuk
memenuhi target belajar pekan pertama yang ditugaskan. Saya sempat memberi
masukan ke depan pada tim Institut untuk memperpanjang durasi proses di pekan
pertama tahap Kupu-Kupu ini. Di pekan kedua, saya berinteraksi dengan mentor. Namun
justru di bidang yang tidak sesuai peta belajar karena saya tidak menemukan
mentor belajar bahasa Jerman. Diskusi dengan mentor berjalan seru, saya pun
menikmati belajar hal baru, yaitu Beauty from Heart. Hingga di pekan
ketiga saya menemukan mentor bahasa Jerman dan membuat saya mengambil langkah
ekstrim berupa berganti mentor. Namun alhamdulillah proses pergantian mentor
ini bisa berjalan lancar dan terkomunikasikan dengan baik pada setiap pihak
yang terkait. Syukur alhamdulillah. Saya pun kembali ontrack menjalankan
proyek Mama lernt Deutsch di program Mentorship ini.
Sedangkan
sebagai mentor saya mengajukan diri sebagai mentor bidang Adaptif ala Ibu
Rantau. Sebuah bidang yang amat spesifik namun memang sedang saya geluti dan
sungguhi selama tiga tahun belakangan ini.
Mengapa menjalankan proyek Mama lernt Deutsch selama kelas Bunda Cekatan?
Proyek Mama
lernt Deutsch bukanlah sebuah proses belajar bahasa Jerman pada umumnya. Namun
sebuah proses belajar bahasa Jerman oleh seorang ibu yang melibatkan suami dan
anak-anak yang kesemuanya berbahagia menjalankan proses tersebut bersama-sama.
Saling memberikan dukungan, tanpa mengorbankan kepentingan pihak lain. Tolok
ukur keberhasilannya bukan hanya lulus Pruefung B1 OeIF, namun juga
keberkahan dan kebermanfaatan ilmu yang dirasakan oleh diri dan keluarga. Karena
penguasaan bahasa merupakan pintu pembuka akses ilmu-ilmu berikutnya, peluang
bergabung di forum-forum belajar dan membangun jejaring lebih luas lagi.
Perjalanan proses belajar di kelas Bunda Cekatan memang tak mudah, apalagi saya
mengambil peran juga sebagai Ketua HIMA. Namun syukur alhamdulillah setiap
tantangan terlewati dengan menyenangkan. Mengapa? Karena terasa sebagai anak
tangga yang semakin mendekatkan diri pada sebuah impian.
Jalan
menuntut ilmu memang bukanlah jalan yang mulus tanpa hambatan, bukan pula jalan
dataran bahkan turunan yang bisa dilalui dengan santai. Jalan menuntut ilmu adalah
jalan mendaki lagi sukar, yang dalam perjalanannya sering kita temui onak duri,
bebatuan penghalang langkah, bahkan tanjakan terjal. Namun itulah jalannya para
climbers. Yang memilih tak menyerah sekalipun sulit senantiasa terasa.
Yang memilih bertahan dan terus melaju meski langkah terengah-engah. Dan itulah
yang membuat kita sampai hingga di tahap akhir Kupu-Kupu dan kelas Bunda
Cekatan.
Hal baik apa yang sudah berjalan dan menjadi semakin baik selama berproses di kelas Bunda Cekatan?
Bagi diri
saya pribadi tentu masih banyak hal yang perlu diperbaiki, masih banyak
kebiasaan buruk yang harus direduksi. Namun kali ini saya ingin mencatat hal
yang sudah baik dan menjadi semakin baik selama mengikuti kelas Bunda Cekatan.
Hal-hal tersebut antara lain :
- Belajar untuk lebih runut dan sistematis
- Mengadakan selebrasi dengan keluarga. Menyampaikan progress belajar diri di hadapan suami dan anak-anak
- Berani mendengarkan feedback dari suami, guru dan teman, termasuk kritik yang membangun
- Berlatih menjadi leader yang walk the talk
- Praktik meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan manajemen emosi
Video Selebrasi Regional, Bukti Kekompakan Sebuah Tim
Mengakhiri
proses belajar di kelas Kupu-Kupu, kami membuat sebuah tugas kelompok berupa
video selebrasi regional. Kekompakan dan koordinasi kami diuji di sini. Sebagai
leader HIMA saya bertekad menjadikan tugas kelompok ini sebagai ruang
aktualisasi bakat dan potensi para member hingga tugas akhir ini bisa menjadi
tugas bahagia dan membahagiakan dan menguatkan high energy ending. Saya
cukup mengawali sesi diskusi dengan pertanyaan dan ide awalan. Tak lama,
diskusipun mengalir lancar. Setiap mahasiswi, di jam daring sesuai zona waktu
masing-masing memberikan idenya. Ini yang mahal, keberanian untuk mengutarakan
ide dan kesediaan untuk terlibat juga saling mendengarkan dengan aktif. Mba Suci
sebagai pencetus konsep keren didaulat menjadi pimpinan proyek. Mba Selly yang
jago edit video, menawarkan diri untuk mengemas video menjadi sebuah alur
cantik. Alhasil jadilah video selebrasi regional yang kental nuansa belajarnya,
terlihat keterlibatan setiap anggota keluarganya dan tampak ciri khas regionalnya,
yaitu adanya interaksi dengan warga lintas negara. Video selebrasi bisa disimak melalui tautan
berikut :
Saya Mesa
Dewi Puspita, saya bersyukur dan bahagia Allah takdirkan untuk bisa menjalankan
setiap langkah di kelas Bunda Cekatan. Siap melanjutkan praktik dalam kehidupan
dan terus meningkatkan kualitas diri sebagai seorang hamba, perempuan, istri
dan ibu.
Salam Ibu
Profesional,
Wina, 22
Juli 2020
Tahap Telur
Tahap Ulat
Jurnal kedelapan : http://www.griyariset.com/2020/03/bertemu-buddy-dan-belajar-mengasah.html
Tahap Kepompong
Aliran Rasa
Tahap Kupu-Kupu
Pekan kedelapan tugas jurnal tidak ada, diganti berupa membuat video selebrasi regional
Comments
Post a Comment