Hari ini kami melanjutkan membaca buku Papperlapapp. Kali ini tentang tema Musik. Seperti
buku sebelumnya, di buku ini ada dua berita yang disajikan. Cerita yang pertama
berjudul„Das Mitternachtskonzert“. Membaca judul ini sebenarnya saya langsung
membayangkan jalan cerita berupa bunyi hewan-hewan kecil yang bersahut-sahutan
di malam hari. Itu mah kondisi di Indonesia banget ya, ada bunyi jangkrik,
disusul bunyi tonggeret atau garengpung. Di sini tentu berbeda. Das Mitternachtskonzert
yang diceritakan di sini bermula dari dua kakak beradik yang mencoba untuk
tidur malam di pekarangan rumah menggunakan tenda. Saat hari sudah larut,
mereka membuka perbekalan dan dari wadah makanan itu dihasilkan bunyi-bunyian.
Nah, itulah konser tengah malam mereka. Mona dan Kira membunyikan apa yang ada di
tangan mereka secara bergantian. Mereka lupa bahwa hari sudah malam, hingga
kemudian ayah mereka keluar dari rumah dan mengingatkan mereka untuk
melanjutkan permainan di esok hari. Ayah khawatir orang-orang yang sedang
tertidur terusik oleh bunyi-bunyian yang dibuat Kira dan Mona. Nasihat Ayah pun
dipahami oleh Kira dan Mona. Mereka meletakkan barang-barang yang ada di
tangan, kemudian bergegas tidur di dalam tenda berdua. Mona tidak bisa langsung
tidur, ia membuka mata beberapa kali karena mendengar bunyi-bunyi yang tak
biasa ia dengar. Namun ia abaikan karena hal tersebut bukanlah suatu yang
menakutkan.
Cerita
kedua berjudul „Ein Kuss fuer die Kaiserin“, menceritakan tentang masa kecil
seorang pemusik terkenal dari Austria, Wolfgang Amadeus Mozart. Suatu hari ia
dan keluarganya diundang ke istana Schoenbrunn karena Mozart dan kakaknya,
Nannerl piawai bermain piano dan violin. Mereka bermain musik di depan Maria
Theresa dan keluarga.
Selain dua
cerita diatas, ada juga ide membuat gitar sendiri yang bisa dicoba di rumah,
juga ada beberapa lembar aktivitas yang bisa dikerjakan anak-anak.
Ada beberapa kalimat yang menarik perhatian,
karena susunan kalimatnya merupakan hal baru bagi saya, antara lain :
Das Zelt steht zwar nur in ihrem Garten, aber ein Abenteuer ist es trotzdem.
Zur Sicherheit haben wir deshalb auf der Reise noch schnell ein paar seiner Stuecke auswendig gelernt.Penggunaan kata penghubung "da"
Da will sogar ihre grosse Schwester Kira mitmachen.
Juga penggunaan kata „lassen“
Ich lasse die Terrasentuer offen.
Membaca buku anak secara perlahan, menemukan
kata-kata asing yang belum saya pahami, menjadi sebuah keasyikan tersendiri
dalam pengerjaan tantangan 30 hari ini. Dan semoga kebiasaan ini bisa terus
berlanjut sekalipun periode tantangan sudah selesai, karena aktivitas ini bisa
menjadi salah satu cara belajar bahasa Jerman dengan menyenangkan dan
melibatkan anak-anak. Juga semoga pemahaman yang Allah berikan dari proses ini,
menjadi sebuah jalan kebermanfaatan yang terjaga niatnya. Aamiin.
Comments
Post a Comment