Setelah buku-buku yang kami pinjam dari perpustakaan nyaris
habis kami baca, kami beranjak ke buku Papperlapapp. Buku Papperlapapp ini ada
merupakan sebuah buku seri yang mana memuat satu tema spesifik dalam setiap
serinya. Setiap tahun terbit empat seri buku. Untuk mengetahui seri apa saja
yang sudah ada, bisa dicek di websitenya. https://www.papperlapapp.co.at/hefte/
Buku
berseri ini tersedia di perpustakaan. Saya pernah meminjam dua seri diantaranya
dari perpustakaan anak di distrik lima belas. Buku ini juga dibagikan gratis di
Kindergarten si sulung (entah di semua Kindergarten baik negeri maupun swasta
atau tidak) untuk anak-anak yang sudah berada di tahun terakhir di
Kindergarten. Selama tahun ajaran ini, sulung mendapatkan tiga buku dengan seri
berbeda.
Seri yang
kami pilih untuk dibaca bersama hari ini adalah tentang keluarga. Ceritanya
lucu euy, melibatkan aspek emosi, ada konfliknya juga. Hihihi. Jadi tokoh
utamanya memang anak seusia pembaca, sekitar 5-6 tahun. Apa yang biasanya kita
rasakan saat pertemuan keluarga? Buku ini menceritakan tentang Klara, seorang
anak kecil yang mengikuti pertemuan keluarga dalam rangka ulangtahun sang kakek
dan bertemu dengan keluarga besar dari sang ibu. Klara bertemu dengan tante, om
dan para sepupu dan dia mendapatkan tiga pertanyaan serupa dari orang yang
berbeda. Bukankah kita pun sering mengalaminya dalam pertemuan keluarga? :D
Kemudian
Klara dikejutkan oleh Nina, sepupu yang dekat dengannya, Nina menutup mata
Klara dari belakang dan meminta Klara menebak siapa gerangan yang melakukannya.
Mereka pun bermain bersama. Tak lama, tante Marlen membawa balon, pulpen dan
kartu dan mengajak anak-anak menuliskan harapan untuk sang kakek di kartu-kartu
dan mengikatkannya ke balon. Lalu mereka menerbangkan balon bersama-sama. semua
keluarga berkumpul dan menerbangkan banyak balon berwarna merah bersama-sama.
Setelah
acara selesai, Klara pulang bersama sang ibu. Di kereta, sang ibu memberitahunya
bahwa teman ibu membutuhkan bantuan berupa menitipkan anaknya selama beberapa
hari di rumah mereka karena dia harus menjalani operasi. Klara awalnya menolak,
karena merasa tidak cocok dengan anak tersebut. Namun sang ibu bercerita
bahwa temannya tersebut tidak memiliki keluarga lagi. Dan sang ibu, menjelaskan pada Klara bahwa seorang
teman juga bisa menjadi keluarga. Yang bisa dekat dan saling menolong saat
dibutuhkan.
Cerita
kedua seputar seorang anak laki-laki bernama Niko yang kesal pada ibu dan kakak
perempuannya. Sangking kesalnya, dia berencana untuk pergi ke Amerika, menyusul
ayahnya di sana. Siapa yang di masa kecilnya juga pernah marah pada keluarga
lalu berpikir untuk pergi dari rumah? Hahahaha, saya pernah bilang hal tersebut
saat kecil dan saya masih mengingatnya. Mungkin orang tua saya kala itu menahan
tawa ya. Uniknya, sang ibu membiarkan anaknya melakukan rencana
tersebut. Setelah mengajukan banyak pertanyaan pada Niko, sang ibu menyiapkan dua koper besar dan
mengisinya dengan barang-barang perlengkapan yang dibutuhkan Niko. Niko sempat
merasa sedih karena akan pergi dari rumah. Saat dilihatnya sang kakak justru
tersenyum dan biasa saja, dia kesal. Ah, bukankah kita di masa kecil juga
seperti itu? Merajuk untuk mendapat perhatian dan saat dicuekin, merasa kesal. Ini
nyambung banget dengan konflik dalam keseharian. Setelah barang-barang siap, sang kakak berkata,”Silakan
pergi ke Amerika.” Sembari memperlihatkan sesuatu. Ternyata sang kakak membuat
tenda, lalu menuliskan „Amerika“ di atas pintu tenda. Setiap marah dan ingin
menjauh dari kaka dan ibunya, Niko bisa masuk ke sana dan berdiam diri di sana.
Mereka pun tertawa riang bersama.
Buku ini
menyenangkan. Setelah dua cerita dibacakan, juga ada beberapa aktivitas yang
bisa dikerjakan bersama, seperti membuat prakarya dan menggambar. Badge Excellent
insyaAllah terpenuhi untuk didapatkan hari ini, karena buku ini terbaca
tanpa distraksi, hingga tuntas dan cukup memfasilitasi rasa ingin tahu anak,
terutama si sulung. Tantangan 30 hari ini banyak memberikan manfaat bagi saya
secara pribadi. Karena selain menambah banyak kosakata baru dan lebih teliti
lagi dalam memahami sebuah kalimat, saya juga menjadi terpapar oleh beragam
jenis buku anak. Syukur alhamdulillah ada cukup banyak buku perpustakaan yang
kami pinjam sebelum perpustakaan tutup sementara sehingga kami memiliki cukup
amunisi untuk menjalankan tantangan ini. Semangat menjelang tiga hari terakhir!
Semoga Allah tuntun senantiasa.
Comments
Post a Comment