Buku yang kami baca hari ini adalah sebuah buku kecil yang
menceritakan tentang seorang anak dan cacing tanah. Tentang seorang anak perempuan bernama
Valentina yang sedang mengerjakan sebuah proyek sekolah selama liburan musim
panas berupa bertanam. Dia mengajak Moritz, sepupunya untuk membantunya. Mereka
menggemburkan tanah untuk persiapan menanam aneka sayuran. Bibit sayuran yan
mereka tanam, mereka rawat dan tumbuh suburkan tidak dengan bahan kimia namun
dengan kompos dan pupuk kandang. Setelah beberapa waktu, saat mereka ingin
mengambil tanah untuk diletakkan di beberapa pot, mereka sangat bahagia karena
menemukan cacing tanah yang bermunculan dari tanah-tanah yang mereka ambil.
Tanah yang subur!
Di sesi
kali ini, badge excellent kembali tersematkan karena memenuhi keempat
persyaratan. Perlahan, saya mencoba untuk lebih teliti menelaah setiap kalimat
yang dibaca. Dan kali ini saya menemukan beberapa kalimat yang berkaitan dengan
pola kalimat yang saat ini sedang saya pelajari. Yaitu berkaitan dengan Grammatik
seperti penggunaan kata penghubung denn, um – zu, juga darin,
davon dan dafuer.
Mortiz holt
Valentina ab, denn er verbringt die Ferien bei ihr.
Valentina
legt als Schulprojekt ein Beet an und will nach den Ferien die Regenwuermer darin
zaehlen.
Bei uns
bekommen die Boeden nur pflanzlichen Kompost und tierischen Mist – das gefaellt
dem Boden, den vielen Tieren darin und natuerlich dem Gemuese und Salat.
Sie sorgen
dafuer, dass es dem Boden gut geht.
Moritz
nimmt gleich einige Schaufeln davon mit, um zu Hause auf dem
Balkon etwas anzupflanzen.
Alokasi
waktu untuk belajar bahasa Jerman hari ini sebenarnya cukup banyak. Karena di
hari ini saya menyengaja mengalokasikan waktu lebih banyak dari biasanya, dalam
rangka mengerjakan PR kursus yang sudah diberikan sejak pekan lalu. Ada
mengerjakan soal Grammatik, Hoeruebungen, Sprechen zum Thema Umwelt.
Ditambah dengan tugas-tugas yang saya kerjakan pekan lalu, direspon siang ini
juga oleh guru kursus. Terjadilah beberapa diskusi singkat karena ada beberapa
hal yang memang belum saya pahami. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa
akan menjalani kursus intensif via daring. Meski awalnya merasa kurang nyaman
dan kurang optimal, namun karena memang kondisi mengharuskan demikian, maka
perlahan berupaya untuk adaptif dengan perubahan. Mencari celah dan menemukan
strategi belajar untuk memperoleh hasil optimal sekalipun dalam kondisi yang
dirasa kurang ideal. Toh saya tidak sendiri, banyak yang mengalami hal serupa
juga. Yuk, taklukkan tantangan bersama. Allah akan mampukan, insyaAllah. Alhamdulillah,
semangat optimal hingga akhir! Bersiap menyambut kebiasaan baik baru!
Bismillah.
Comments
Post a Comment