Saya suka buku ini! Buku ini termasuk buku yang baru saya
pinjam dari perpustakaan menjelang karantina Corona ini. Saat meminjam, saya
hanya membacanya cepat. Sepertinya cocok untuk bahan ngobrol bareng anak-anak
mengenai musim semi yang saat itu baru saja dimulai.
Buku ini menceritakan petualangan tiga anak tupai
bersaudara, bernama Matz, Fratz dan Lisettchen dalam melewati empat musim. Ketiga kakak beradik ini memulai petulangan
mereka dari musim semi. Mereka berlompatan dari dahan satu ke dahan lainnya,
sampai ke pohon sakura, bergerak ke pohon lainnya hingga kemudian bertemu
dengan seekor burung. Burung
ini kelaparan dan mereka berniat untuk membantunya dengan mencarikan makanan. Namun
mereka tak tahu makanan apa yang tepat untuk sang burung. Mereka mencarikan
biji pinus, makanan yang biasa mereka gigit setiap harinya. Namun sang burung
menolak. Mereka pun mencari makanan lainnya. Tebakan mereka berikutnya jatuh ke
madu, sehingga mereka memetik bunga untuk diberikan pada burung. Lagi-lagi sang
burung menolak dengan wajah sedih. Ketiga anak tupai ini pun bingung, apa yang bisa
mereka lakukan untuk membantu sang burung? Lalu kemudian datanglah sang induk
burung dengan membawa cacing. Mereka bertiga tersenyum lega seraya menggumam,
yang kurang lebih artinya, setiap anak (hewan) di seluruh dunia hanya makan makanan yang disukainya. Dan setiap ibu sangat cerdas dan paham persis makanan terbaik untuk anaknya.
Perjalanan mereka berlanjut ke musim panas. Di musim ini mereka bermain-main di hutan lalu turun hujan deras. Mereka berteduh di lubang tempat tinggal tikus dan bertemu beberapa hewan. Mereka berteduh bersama hingga hujan dan gelegar petir mereda. Setelah itu, musim gugur. Di musim ini mereka diajak sang ayah untuk mengumpulkan biji pohon ek untuk persediaan makanan di musim dingin. Sang ibu menjahitkan baju hangat untuk mereka bertiga hingga larut malam ditemani sang ayah. Saat mereka bermain keluar rumah sembari mengenakan baju hangat, mereka berpapasan dengan kelompok burung yang juga mengenakan baju hangat tanpa lengan. Mereka pun bertanya, dan burung-burung itu menjelaskan bahwa mereka perlu mengepakkan sayap sehingga memakai baju hangat demikian. Di musim salju, mereka bermain seluncuran salju diantar sang ayah. Saat mencoba bermain seluncuran, sang ayah ketagihan, lalu pulanglah sang ayah ke rumah dan diajaknya sang ibu untuk bermain seluncuran berdua. Kejutan! Yang membuat sang ibu bahagia dan ketiga anak tupai itu tertegun. :D
yang kurang lebih artinya, setiap anak (hewan) di seluruh dunia hanya makan makanan yang disukainya. Dan setiap ibu sangat cerdas dan paham persis makanan terbaik untuk anaknya.
Perjalanan mereka berlanjut ke musim panas. Di musim ini mereka bermain-main di hutan lalu turun hujan deras. Mereka berteduh di lubang tempat tinggal tikus dan bertemu beberapa hewan. Mereka berteduh bersama hingga hujan dan gelegar petir mereda. Setelah itu, musim gugur. Di musim ini mereka diajak sang ayah untuk mengumpulkan biji pohon ek untuk persediaan makanan di musim dingin. Sang ibu menjahitkan baju hangat untuk mereka bertiga hingga larut malam ditemani sang ayah. Saat mereka bermain keluar rumah sembari mengenakan baju hangat, mereka berpapasan dengan kelompok burung yang juga mengenakan baju hangat tanpa lengan. Mereka pun bertanya, dan burung-burung itu menjelaskan bahwa mereka perlu mengepakkan sayap sehingga memakai baju hangat demikian. Di musim salju, mereka bermain seluncuran salju diantar sang ayah. Saat mencoba bermain seluncuran, sang ayah ketagihan, lalu pulanglah sang ayah ke rumah dan diajaknya sang ibu untuk bermain seluncuran berdua. Kejutan! Yang membuat sang ibu bahagia dan ketiga anak tupai itu tertegun. :D
Cerita di
buku ini unik sekali. Banyak pesan yang disisipkan di dalamnya. Sesi
membacakan buku ini berlangsung 30 menit. Karena Raysa sudah membacanya sendiri
terlebih dahulu, maka dia beberapa kali mengetahui lebih dulu jalan ceritanya
sebelum saya melanjutkan ke halaman berikutnya. Memasuki putaran sepuluh hari
kedua, apa yang saya rasakan? Alhamdulillah bahagia. Saya menjadi belajar
beraneka jenis buku dan belajar mengenal lebih spefisik buku seperti apa yang
disukai Raysa atau Ahsan. Banyak kosakata baru yang juga saya dapati dari
proses ini. Alhamdulillah atas nikmat kesempatan yang Allah berikan. Di hari
kesebelas ini saya sematkan badge Excellent! untuk proses hari ini.
Comments
Post a Comment