Setelah 17 hari menjalankan tantangan puasa berupa
pengelolaan emosi, di pekan ketiga saya beranjak ke lain hal, yaitu gadget
hours.
Setiap orang memiliki waktu yang sama, 24 jam sehari. Namun
ada orang yang bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan banyak hal
produktif, namun ada juga yang tidak. Urusan manajemen waktu di era saat ini,
erat kaitannya dengan manajemen gawai, spesifik pada penggunaan gadget
hours. Dalam sebuah video mengenai manajemen waktu seorang muslimah, mba
Dewi Nur Aisyah, mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan beliau dalam mengelola
waktu dan seimbang dalam menjalankan beragam amanah adalah fokus, tidak
terjebak dalam media sosial dan mengerjakan suatu hal lebih cepat dari rata-rata
kebanyakan orang. Video lengkapnya bisa disimak di sini.
Saya merasa perlu menggunakan jam online saya secara
sadar. Kondisi dimana
sekeluarga berada di rumah selama 24 jam bersama, tentu berbeda dengan kondisi
biasanya. Dan salah satu adaptasi yang harus saya lakukan adalah mengurangi
aktivitas di ranah online. Selain itu, setelah saya amati dan rasakan,
selama masa pandemi ini muncul banyak sekali godaan. Dibukanya beragam kelas online
gratis maupun untuk donasi, digratiskannya aneka kelas belajar menarik yang
biasanya berbayar juga ajakan untuk mengisi kuliah WhatsApp atau Telegram.
Nah, ajakan berbagi ini saya iya-kan untuk bidang yang memang saya tekuni dan sudah
saya praktikkan dalam keseharian. Mengingat ini juga momentum yang tepat untuk
saling merangkul dan menguatkan. Saatnya untuk turut bergerak dan berkontribusi
sekalipun sedang berada di luar Indonesia. Sedangkan untuk kelas online,
karena kemudahan mengakses, di awal pandemi saya sempat ikut beberapa kelas namun
justru akhirnya kewalahan dan terpaksa tidak menyimak forum saat jam kuliah. Hiks.
Saya tak menerapkan adab menuntut ilmu dengan benar. Astaghfirullah hal’adzim. Maka saat ini saya sedang belajar dari kesalahan. Hanya bergabung di kelas belajar yang sedang saya butuhkan saja dan terbatas hanya satu kelas belajar untuk setiap aspek peran diri.
Maka di
pekan ketiga tantangan puasa ini, saya mencoba untuk berlatih menggunakan HP secara sadar. Saya mengunduh aplikasi YourHour, timer penggunaan HP sehingga
terekam berapa jam per hari saya menggunakan HP. Dalam pandangan
saya, gadget hours adalah sebuah hal personal. Setiap orang tentu
memiliki standar masing-masing, sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Berikut
hasil dokumentasi saya selama menjalankan tantangan puasa gadget hours :
Selama berlatih sadar dalam menggunakan HP, saya mengidentifikasi
kebutuhan saya. Ngapain aja sih saya dengan HP? Jika digolongkan, ada
tiga kategori utama, yaitu :
Menggunakan HP untuk memudahkan urusan domestik dan
produktivitas
Seperti penggunaan aplikasi Cookpad untuk melihat
resep masakan, Leo kamus bahasa Jerman untuk medukung belajar bahasa
Jerman, Cardio untuk berolahraga ringan di rumah, ColorNote untuk
mencatat hal atau temuan penting, DW Deutsch lernen untuk belajar bahasa
Jerman, Boosted untuk timer aktivitas yang ingin dijadikan
kebiasaan baru dan YourHour untuk melacak jumlah waktu penggunaan HP
Menggunakan
HP untuk berinteraksi dan bersosialisasi
Interaksi yang biasa saya lakukan tentu menggunakan beberapa
media sosial, yaitu WhatsApp, Facebook, Instagram, E-Mail . Adapun jenis
interaksi yang masuk ke ranah penting adalah silaturahim dengan keluarga dan
kerabat apalagi kami menyengaja melakukan Video Call setiap hari dengan
keluarga, mengunggah status dan mengomentari status teman pada durasi waktu tertentu
dan koordinasi antar pengurus komunitas dan komunikasi personal.
Mengikuti kelas belajar
Kelas belajar yang saya ikuti sekarang, berbatas seputar apa yang menjadi kebutuhan belajar prioritas terlebih dahulu. Sempat terjebak dengan kemacetan, alhamdulillah diingatkan untuk dapat kembali sadar. Saat ini mengikuti yang menjadi kebutuhan prioritas diri saja terlebih dahulu, yaitu seputar Islam, kuliah Bunda Cekatan, kursus bahasa Jerman dan Pendidikan Keluarga. Cukup itu dulu. Sama seperti masa kuliah dahulu, ada jumlah SKS yang terbatas juga kan? Jika sudah tuntas, bisa dilanjut mengambil mata kuliah berikutnya. Sedangkan untuk tugas yang menyertai setiap kelas belajar, saya mengerjakannya via laptop karena lebih leluasa dan meminimalkan distraksi.
Sejak memakai aplikasi YourHour, muncul pengingat
waktu di setiap aplikasi, sehingga saya bisa tahu, sudah berapa lama saya stay
di aplikasi tersebut. Ini membantu saya untuk segera tersadar jika saya
sedang terlena pada suatu hal, misal scrolling timeline di Facebook
atau menyimak video di Youtube yang tujuan awalnya justru
untuk mencari inspirasi. Menonton drama korea atau membaca kisah berseri versi
digital tidak menjadi sesuatu yang mengganggu waktu saya karena saya tidak
pernah melakukannya.
Tantangan terbesar yang terasa adalah bagaimana berkomunikasi dan berkomunitas dengan efektif. Salah satu tantangan berkomunitas dengan kondisi full online dengan zona waktu antar anggota yang berbeda-beda adalah, sering terjadinya kesalahpahaman. Dan sebuah salah paham itu bisa diminimalkan dengan rajin berkomunikasi. Nah, secara sadar saya paham bahwa perlu ada alokasi waktu lebih untuk hal ini, juga untuk saling meningkatkan bonding satu sama lain. Nah, selama sepekan ini saya berupaya untuk berkomunitas dengan efektif. Melakukan strategi berkomunitas yang efektif dan efisien. Hal-hal yang saya upayakan antara lain :
- Menyampaikan ide dengan utuh dan runut.
- Totalitas dalam menjalankan koordinasi. Menghindari membahas sesuatu sepotong-sepotong.
- Fokus pada ranah yang menjadi tanggungjawab diri sepenuhnya.
- Bangun kedekatan personal.
- Belajar banyak mendengarkan aktif dan mengapresiasi.
Upaya lainnya adalah, memperbanyak proyek keluarga. Belakangan ini, saya juga berupaya untuk menaikkan level
pelayanan pada suami dan membersamai anak-anak melalui aktivitas memasak. Jenis
masakannya tetap seperti biasanya, namun saya mencoba menata dan menyajikannya dengan
cara yang tak biasanya. Apalagi suami berjibaku dengan banyak deadline belakangan
ini.
Saya juga mencoba eksperimen membuat tempe, suatu hal yang
sudah direncanakan sejak dulu namun selalu tertunda. Ini hasil percobaan kedua
dan belum berhasil, wkwk
Membuat kue bersama anak-anak juga menjadi kebiasaan baru
selama pandemi COVID-19 ini.
Selain itu, mengerjakan sesuatu hal yang sudah lama tertunda. Ada banyak to do list yang sudah lama menjadi target namun belum tertunaikan. Kini saatnya menjalankannya satu per satu. Salah satunya adalah membereskan dokumen-dokumen penting dan mengklasifikasikannya. Sekalipun ini hal mengasyikkan untuk seorang yang bakat discipline-nya berada di posisi atas seperti saya, toh pekerjaan ini tertunda sejak lama. Dan alhamdulillah, kemudahan dari Allah, target ini terlaksana juga. Lega rasanya. Semoga target-target tertunda lainnya segera bisa tertunaikan juga. Aaamiin.
Melakukan hal baru dan mendokumentasikannya menjadi sebuah cara untuk mengalihkan perhatian untuk mengurangi interaksi dengan HP. Salah satu strategi mengalihkan perhatian dari suatu hal yang mengasyikkan, adalah dengan melakukan hal yang mengasyikkan juga, bukan? Hihihi.
Tanggung jawab dalam kelas belajar, peran amanah yang
diemban dalam sebuah komunitas tentu tetap diemban. Namun porsinya juga tetap
harus dibatasi. Agar keseimbangan dengan peran lainnya tetap terjaga. Saya perlu
menakar diri sebelum memutuskan terlibat dalam sebuah diskusi atau memilih
diam. Tak semua kontribusi berdampak positif. Semua ada takarannya. Saya sedang
berlatih untuk bergerak sesuai porsi. Dan berupaya meraih berkah Allah.
Dan sebagai penjaga fokus, saya membuat pengingat diri mengenai lima peran yang harus dijalankan beriringan disertai urutan prioritasnya.
Jika pembaca juga sedang mengalami tantangan yang sama dengan saya, jangan segan untuk saling mengingatkan ya.
Dan sebagai penjaga fokus, saya membuat pengingat diri mengenai lima peran yang harus dijalankan beriringan disertai urutan prioritasnya.
Jika pembaca juga sedang mengalami tantangan yang sama dengan saya, jangan segan untuk saling mengingatkan ya.
Saya juga lagi ngencengin jempol dari gadget hours. Godaan dan hembusannya warbiassak, kakaaaa...
ReplyDeleteInsya allah kita bisa. #uhuk