Hari ini perdana tantangan 30 hari menuju cekatan di tahap
kepompong kelas Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional dimulai. Peserta
ditantang untuk melakukan satu kegiatan berulang yang membantunya untuk cekatan
dalam satu topik spesifik dengan peta belajar yang telah dibuat sebelumnya di
tahap telur. Sesuai dengan peta belajar, tentu saya ingin cekatan belajar
berbahasa Jerman. Kemudian saya melihat kondisi saat ini. Ada kearifan lokal
apa yang bisa dikaitkan dengan tujuan belajar tersebut. Ada anak-anak yang
selalu butuh dibersamai juga ada banyak buku perpustakaan yang sempat dipinjam
sebelum perpustakaan ditutup. Hal ini juga berkaitan dengan dunia yang saya
sukai dan sedang tekuni : literasi dan pendidikan keluarga.
Maka, kegiatan yang akan saya lakukan selama 30 hari
berturut-turut ke depan adalah : membacakan satu buku anak berbahasa Jerman
setiap hari.
Dengan klasifikasi :
Need improvement : Jika saya tak sempat membacakan
buku atau tak sampai tuntas satu buku.
Satisfactory : Jika saya membacakan buku sampai
tuntas namun sembari mengerjakan hal lain.
Very Good : Jika saya membacakan buku sampai tuntas
tanpa disambi mengerjakan hal lain.
Excellent : Jika saya membacakan buku sampai tuntas
tanpa disambi mengerjakan hal lain dan memfasilitasi rasa penasaran anak dengan
sabar.
Saya membacakan buku pilihan Raysa. Sebuah buku anak
berjudul Beim Kinderarzt. Buku ini bercerita seputar profesi dokter anak.
Diawali dengan jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter anak pada
anak-anak, seperti melakukan pemeriksaan dengan otoskop, stetoskop dan
ultrasonografi, atau mengambil sampel darah maupun pengecekan kondisi kesehatan
anak. Diceritakan juga mengenai pemeriksaan mata dan gigi juga penyebaran
bakteri dan virus. Di akhir, ada tutorial pembuatan DIY Stetoskop sederhana. Alhamdulillah
hari ini sesi membacakan buku tersebut berjalan sekitar 30 menit.
Sesi ini menjadi ajang melatih diri membaca teks berbahasa
Jerman secara kontinyu. Bahasa pengantar untuk buku anak pun cukup sederhana, sehingga
menjadi awalan yang membuat saya bahagia menjalaninya. Pun dengan kondisi
karantina saat ini dimana aktivitas sekeluarga sepenuhnya di rumah, perlu
strategi menjaga keseimbangan dalam menjalankan beragam peran agar tidak
terjadi ketimpangan yang berujung protes para customer utama. Bismillah, semoga
Allah tuntun senantiasa.
Comments
Post a Comment