Petualangan kali ini diawali dengan proses pencarian buddy. Penasaran
dengan makna buddy, saya sempat mengulik singkat definisi buddy dengan
berselancar di internet. Seorang buddy kurang lebih adalah seorang teman
seperjalanan. Pencarian saya juga sampai pada sebuah website yang memaparkan
mengenai Buddy System. Berikut alamat websitenya http://www.esnuniwien.com/buddy-system.
Sumber : http://www.esnuniwien.com/buddy-system |
Setiap orang membutuhkan buddy! Menarik bukan? Jika
di website tersebut dipaparkan bahwa ada dua peran yang ditawarkan oleh
Erasmus, yaitu sebagai seorang buddy dan ada peran sebagai seorang yang
membutuhkan buddy, maka di tantangan tahap Ulat pekan kedelapan ini kami
mendapatkan kesempatan untuk menjalankan kedua peran tersebut. Bagaimana rasanya
menjadi seorang buddy dan menjadi seorang yang membutuhkan buddy
dalam satu waktu? Hmm…
Proses pencarian buddy
Sebagai seorang dengan bakat relator dan emphaty
yang dominan , saya menyukai hubungan pertemanan yang dekat, intensif
dan melibatkan emosi. Saat mencari buddy, pikiran saya tertuju pada beberapa
orang, yaitu orang-orang yang sudah saya kenal dengan cukup dekat dan
sebaliknya.
Saya berjodoh dengan Ita Roihanah. Setelah ini, saya memilih
menggunakan panggilan “dia” ketimbang “beliau” karena keakraban yang sudah
terjalin lama diantara kami.
Apakah dia teman dekat saya? Ya.Apakah dia cukup mengenal saya? Ya.Apakah saya cukup mengenalnya? Ya.
Kami berteman akrab di masa sekolah. Ita adalah teman
sebangku saya semasa SMA. Kami juga kuliah di kampus yang sama sekalipun saat
itu jarang bertemu. Pertemuan offline terakhir kami adalah saat saya
masih berdomisili di Bandung, saat kami sedang sama-sama mengandung. Saya
merasa, kami cukup mengenal karakter diri satu sama lain, sekalipun tentu
banyak perubahan signifikan masing-masing dari kami. Ita dengan beragam
aktivitas, peran dan karyanya, banyak menginspirasi dan memotivasi diri saya untuk
terus bergerak dan menebar kebermanfaatan.
Saling mengalirkan rasa seputar perkuliahan Bunda Cekatan
Karena keterbatasan alokasi waktu yang dimiliki
masing-masing, kami berdua baru mulai saling mengalirkan rasa di hari Sabtu
lalu. Tantangan perbedaan zona waktu dan jam online yang signifikan
membuat kami mencoba menjalankan sesi saling mengalirkan rasa ini dengan
optimal. Dimulai dari saya yang mengalirkan rasa di hari Sabtu dengan cakupan :
hal-hal yang saya rasakan sepanjang proses belajar di kelas Bunda Cekatan,
membagikan ulang peta belajar diri beserta targetnya, juga tautan dua belas jurnal
yang saya tulis sepanjang kelas Bunda Cekatan untuk memudahkan buddy
mengenal diri saya secara utuh.
Di hari Minggu, sesi balasan pun dimulai. Ita mengirimkan Voice
Note berisikan overview kelas Bunda Cekatan juga beberapa video
seputar aksi yang dia jalankan selama kelas Bunda Cekatan. Berikut rangkuman
yang saya susun dari aliran rasa Ita mengenai overview Bunda Cekatan :
Ita mengidentifikasi diri sebagai seorang yang membutuhkan
wadah untuk bertumbuh. Untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dia
perlu terjun ke dalam sebuah forum belajar. Dan baginya, kelas Bunda Cekatan
adalah jawaban dari kebutuhan tersebut. Kelas Bunda Cekatan menempa dirinya
untuk belajar secara terstruktur. Dan sebagai orang yang merasa tidak terlalu
terstruktur (sekalipun saya merasa dia tuh sistematis banget!), dia seperti
diajak belajar di luar zona nyaman. Dalam pengerjaan jurnal, dia
menitikberatkan konten. Target awal yang dicanangkan sejak awal mengikuti kelas
Bunda Cekatan adalah benar-benar bisa mengidentifikasi diri dengan melibatkan
suami dalam keseluruhan prosesnya.
Berikut peta belajar yang disusun di tahap Telur lalu
Peta Belajar Ita Roihanah |
Dalam peta belajarnya, Ita meletakkan tiga prioritas utama
dalam proses belajar, yaitu :
- Reading skills, kaitannya dalam proses menyerap ilmu
- Writing skills, kaitannya dalam proses refleksi
- Teaching skills, kaitannya dalam menjalankan peran sebagai dosen dan public speaker
Sedangkan untuk menunjang ketiganya, disertakannya dua poin
pendukung yaitu :
- Time management, kaitannya dengan menjaga keseimbangan peran dalam menjalankan aneka peran diri
- English, kaitannya dengan kebutuhannya menguasai IELTS
Oh ya, kami juga bertemu di keluarga Bahasa. Dia ingin
mengembangkan keterampilannya berbahasa terutama untuk IELTS sebagai bekal untuk
melanjutkan studi lanjut doktoralnya. Untuk target dalam bahasa Inggris ini,
dia berencana untuk mendaftarkan diri ke sebuah forum belajar online.
Terkait dengan rencananya tersebut, saya mendukung karena
merasakan hal serupa. Sebuah lingkungan belajar intensif dan rutin sangat
mendukung perkembangan keterampilan berbahasa seseorang. Mengikuti kursus
bahasa yang intensif dengan standar kelulusan tinggi dan difasilitasi oleh
seorang guru yang kompeten sangat membantu saya mengembangkan keterampilan
bahasa Jerman selama setahun belakangan ini. Serta memunculkan rasa percaya
diri untuk hadir di forum-forum speaking yang sebelumnya saya lirik pun
tidak karena minder.
Salah satu poin overview yang juga menjadi benang
merah kami berdua adalah kami sama-sama mengamati proses belajar di kelas Bunda
Cekatan ini sebagai sebuah proyek percontohan. Kalau Ita mengamati setiap
tahapan prosesnya secara detail hingga mencatat runut setiap materi yang
tersampaikan hingga mendapatkan big picture pola belajar dari bu Septi.
Sedangkan saya yang memutuskan membuat peta belajar yang sangat spesifik, menjadikan
proyek yang dijalankan selama kelas Bunda Cekatan sebagai role model proyek-proyek
ke depan, sehingga berusaha menjalankan setiap tahapan seoptimal mungkin.
Ita juga memiliki sebuah proyek yang dikerjakan bersama
teman, berjudul Bride Talk yang mana berfokus pada lima hal, yaitu :
- Spiritual
- Intelectual
- Health
- Financial
- Social
Dan ternyata apa yang dijalankan di proyek Bride Talk selaras
dengan apa yang dikerjakan di Bunda Cekatan. Sehingga Bunda Cekatan dirasakan
sebagai ajang untuk menata diri secara keseluruhan.
Setelah mendengarkan aliran rasanya, bekal apa yang saya berikan padanya untuk mendampinginya di tahap Kepompong?
Saya menuliskan sebuat surat untuknya.
Saya menuliskan sebuat surat untuknya.
Comments
Post a Comment