Di pekan ini, kami bertemu keluarga! Ya, para peserta yang
dianalogikan sebagai ulat-ulat, bertemu dengan ulat lain yang memiliki makanan
yang sama atau serupa di sebuah wadah yang dianalogikan sebagai pohon Apel. Setelah didata, ternyata ada empat puluh
keluarga! Artinya setelah diklasifikasikan, 1.700++ ulat ini menyebar di empat
puluh pohon Apel. Satu peserta cukup memilih satu keluarga saja untuk menjaga
fokus dan dapat berproses dengan optimal. Ada kondisi di mana peserta memiliki
peta belajar dengan topik yang beragam. Nah, untuk kondisi tersebut maka perlu
dibuat skala prioritas, topik mana yang paling mendesak dan penting untuk
ditindaklanjuti dalam proses pencarian makanan ini.
Menentukan Fokus
Sejak awal pembuatan peta belajar, mengingat durasi belajar
kelas Bunda Cekatan adalah enam bulan saja, maka saya memilih memfokuskan peta
belajar pada project Mama lernt Deutsch. Jadi project inilah
yang akan menjadi sampel selama kelas Bunda Cekatan. Apakah kebutuhan belajar
saya hanya belajar bahasa Jerman? Tentu tidak, saya pun perlu belajar bidang
lain, pun bidang-bidang yang banyak digemari peserta, seperti manajemen waktu
dan manajemen emosi. Namun saatnya bukan sekarang, atau sekarang cukup menjadi
camilan seiring praktik saja. Karena selama minimal setengah tahun ini setidaknya
saya perlu mengalokasikan waktu sekitar empat sampai lima jam per hari untuk
belajar bidang ini. Dan lembaga kursus memiliki standar yang cukup tinggi,
persaingan yang cukup ketat dan pekerjaan rumah yang cukup banyak. Hal ini yang
saya rasakan selama dua level yang sudah dijalankan di tahun lalu. Karena
keterampilan berbahasa Jerman masuk kategori kebutuhan belajar yang penting dan
mendesak saat ini, maka saya ingin fokus,mengkolaborasikan antara kuantitas dan
kualitas untuk berikhtiar optimal. Di luar waktu tersebut tentu saya tetap
menjalankan peran sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat. Seperti memberikan
pelayanan untuk suami, memfasilitasi Home Education anak, mengkoordinir
pengelolaan TPA, mengikuti kelas tahsin, menjalankan tugas leader HIMA
IP Non Asia dan menulis.
Proses Berkeluarga
Perjalanan pekan ketiga ini dimulai dengan menggali
spesifikasi kebutuhan belajar teman-teman HIMA regional Non Asia. Setelah
terklasifikasikan, data dikirimkan ke tim Bunda Cekatan. Setelah itu, data dari
seluruh regional diolah oleh tim BUnda Cekatan hingga kemudian menghasilkan
pengumuman berupa empat puluh keluarga beserta kepala keluarganya. Kepala
keluarganya inilah yang bertugas membuatkan grup sebagai rumah berkumpulnya keluarga
tersebut. Saya bersyukur karena kepala keluarga Bahasa bergerak cepat
membuatkan grup kemudian mulai membuka diskusi perdana di hari Sabtu 19.00 WIB.
Di diskusi perdana itu, kami melakukan perkenalan dimulai dari nama, domisili,
bahasa yang ingin dikuasai dan tujuan yang ingin dicapai.
Inilah anggota keluarga Bahasa
Anggota keluarga Bahasa |
Keluarga bahasa merupakan sebuah keluarga kecil, dengan
anggota keluarga yang hanya sepuluh orang. Hal ini memudahkan kami untuk berkoordinasi
dan menggali ide. Dalam diskusi pertama, kami menggali ide sumber referensi
belajar (yang terbagi dalam tiga kelompok bahasa, yaitu bahasa Inggris, bahasa
Arab dan bahasa Jerman) dan tips belajar bahasa asing. Setelahnya, kami beralih
topik mengenai tema Go Live! Tercetus tiga usulan tema, yaitu :
- Bagaimana belajar TOEFL dan IELTS untuk kebutuhan sekolah atau promosi kerja
- Bagaimana belajar bahasa Jerman yang mudah dan bisa diaplikasikan
- Bagaimana belajar bahasa dengan mudah dan menyenangkan
Setelah proses diskusi, akhirnya diputuskan bahwa tema Go
Live! yang akan dibawakan adalah “Tips Belajar Bahasan dengan Mudah dan
Menyenangkan”. Mba Ika selaku kepala
keluarga menawarkan siapa anggota keluarga yang percaya diri untuk Go Live! Saya
menyanggupi untuk mempersiapkan jika yang dibagikan adalah pengalaman belajar
bahasa asing. Dan anggota lain pun menyetujuinya. Maka, amanah saya saat ini,
mempersiapkan untuk menjadi perwakilan keluarga dengan optimal.
Persiapan Go Live!
Diskusi kedua dilaksanakan keesokan harinya, hari Minggu jam
14.00 WIB. Mba Ika selaku kepala keluarga membagi tugas dengan apik. Mba Rita
ditunjuk sebagai Koordinator Go Live! beliau mempersiapkan kisi-kisi bahasan
selama penampilan sekitar tiga puluh menit tersebut, kemudian mba Ika
melengkapinya dengan menambahkan estimasi waktu per bagian. Setelah disepakati
alur bahasannya, dilengkapi dan diklasifikasikan data sumber referensi dan tips
belajar bahasa oleh mba Sari, Kepala Keluarga pun mendaftar sesi Go Live! Dan
saya agak curiga, jangan-jangan penampilan keluarga kami menjadi penampilan
perdana, mengingat jam di jadwal yang terisi kesemuanya masih setelah jam yang
kami ajukan. Dan benar saja, keluarga kami menjadi keluarga perdana yang berbagi.
e-flyer yang disiapkan tim Bunda Cekatan untuk seluruh peserta |
Jadwal yang kami ajukan adalah Senin, 14.00 WIB atau jam
08.00 CET, ini sesuai dengan jadwal yang saya ajukan ke mba Ika selaku kepala
keluarga. Karena di awal, jadwal Go Live! hanya sampai Rabu, 5 Februari 2020
saja. Koordinasi berjalan sangat baik, mba Sari mengklasifikasikan tips hasil
gali ide sehingga lebih mudah terbaca. Mba Rita merapikan kembali alur bahasan
yang perlu saya sampaikan saat sesi berbagi nanti. Anggota keluarga lain
menawarkan bantuan dengan sigap. Saya sangat merasakan kesigapan, kehangatan semangat berbagi dan melayani yang tinggi antara satu sama lain. Senin selepas Shubuh, saya membuat mindmap alur
bahasan untuk Go Live! sembari menunggu konfirmasi dari mba Ika Pratidina
selaku Co-Fasil.
Mindmap untuk bekal Go Live! hasil dari diskusi keluarga Bahasa |
Go Live! Keluarga Bahasa
Tiga puluh menit sebelum jam Go Live! saya berkoordinasi
dengan mba Ika untuk persiapan teknis. InsyaAllah cukup saya pahami. Tepat jam
08.00 WIB saya memulai live di grup Bunda Cekatan. Lima menit berjalan,
belum ada respon sama sekali. Saya mulai merasa janggal, siaran saya putuskan
untuk dimatikan sementara. Terlebih keluarga Bahasa juga menyampaikan belum
menyaksikan tayangan live saya di grup. Saya ulangi sekali lagi, hal
yang sama terulang. Ada apakah ini? Apa yang perlu saya lakukan? Ibu kepala
keluarga mengontak saya, kemudian kami diskusi via telefon WhatsApp, di
saat bersamaan, mba Ika mengabarkan bahwa baru saja menjadikan saya sebagai
admin grup. Aha! Solusi ditemukan. Ternyata tayangan saya tadi tidak bisa dilihat
peserta lain karena saya live sebagai anggota, belum sebagai admin grup.
Di sekitar menit kedua belas lepas dari jam delapan, saya bisa live
mewakili keluarga Bahasa.
Sesi Go Live! yang disimak juga oleh Bu Septi |
Alhamdulillah
presentasi dan berbagi pengalaman tadi berjalan lancar. Semoga Allah limpahkan berkah dan manfaat bagi yang mempersiapkan, menyampaikan dan mendengarkan di sesi tadi. Seusai sesi Go Live! kami mengapresiasi kerja bersama yang sekeluarga jalankan. Juga ada beberapa
anggota keluarga yang baru masuk. Kami pun melanjutkan diskusi seputar proses
belajar bahasa yang sedang kami jalani masing-masing.
Comments
Post a Comment