Mengawali menulis kembali di blog, dengan jurnal Bunda
Cekatan Institut Ibu Profesional. Kelas Bunda Cekatan merupakan kelas lanjutan
bagi IPers yang memilih jalur Institut sebagai wadah belajarnya dan telah lulus
kelas Matrikulasi dan kelas Bunda Sayang. Sebenarnya, kelas Bunda Cekatan
sendiri sudah saya kenal sejak awal bergabung di Komunitas Ibu Profesional,
yaitu sekitar tahun 2015. Saat itu kami mengenal dua belas materi yang perlu
dipelajari untuk menjadi seorang Bunda Cekatan. Namun, di kelas Bunda Cekatan
kali ini ternyata sangat berbeda dengan apa yang saya dapatkan dulu. Pola
belajar dua belas materi yang saya dapatkan dulu merupakan menu belajar yang
berasal dari kebutuhan belajar bu Septi belasan tahun lalu. Pola belajar
tersebut dirasa kurang relevan dengan perkembangan zaman saat ini dan kebutuhan
belajar para ibu masa kini.
Maka kelas Bunda Cekatan kali ini mengusung tagline,
Merdeka Belajar, Belajar Merdeka.
Para peserta tak akan disuapi, melainkan
akan mencari makanannya sendiri. Mata pun berbinar, siap untuk bermain bersama
dengan penuh kesungguhan!
Di pekan pertama ini, kami bermain dengan telur-telur.
Peserta perlu menemukan aktivitas suka dan bisa yang akan diasah
keterampilannya di tahap berikutnya.
Aktivitas suka bisa ini dianalogikan sebagai telur hijau. Bagaimana
menemukan aktivitas suka dan bisa? Tak ada cara yang lebih efektif selain
melakukannya dan merasakannya. Maka langkah
pertama yang saya lakukan adalah dengan membuat daftar aktivitas harian ter-update
. Setelah daftar aktivitas dibuat, ternyata banyak juga ya variasi kegiatan
dalam keseharian seorang perempuan. Yang mana saya artikan, bahwa sebenarnya
sudah cukup banyak aktivitas yang telah saya cicipi yang berpotensi menjadi
ruang aktualisasi diri saya.
Daftar aktivitas yang saya buat tak akan saya boyong kemari.Saatnya
melangkah ke tahap berikutnya, yaitu memilah aktivitas-aktivitas tersebut ke
dalam empat kuadran. Dalam proses memilah ini, saya mendapati temuan menarik.
Bahwasanya sebelum memasukkannya ke dalam kuadran-kuadran, saya perlu
mengelompokkannya sehingga lebih mudah terklasifikasi. Seperti misalnya,
aktivitas berkontemplasi, membuat perencanaan dan pencatatan saya satukan dalam
kelompok aktivitas menulis. Kemudian, beberapa aktivitas ada yang saya ragu
untuk memasukkannya ke kelompok bisa dan suka atau bisa tidak suka, seperti
aktivitas domestik. Setelah ditelisik lebih lanjut, saya bukan suka tapi lega
karena rumah telah beres, masakan telah matang. Ada kebahagiaan karena berhasil
menyelesaikan pekerjaan. Setelah mengelompokkan dan merasakan berulang, berikut
kuadran aktivitas saya,
Ada delapan aktivitas yang berada di kuadran suka dan bisa.
Dari delapan aktivitas itu, saya mampatkan menjadi lima aktivitas untuk mengisi
telur-telur hijau yang akan menjadi pijakan saya dalam melangkah belajar
merdeka di kelas Bunda Cekatan ini. Berikut telur hijau saya,
Lima isi telur hijau tersebut adalah :
Menulis
Aktivitas menulis yang saya jalankan saat ini adalah
melakukan perencanaan berjangka, pencatatan, berkontemplasi dan pembuatan
jurnal belajar serta artikel. Beberapa testimoni menyampaikan bahwa terkait
pencatatan, saya melakukan dengan cukup rapi sehingga nyaman untuk dilihat.
Saya merasakan kehadiran bakat discipline yang mendorong saya untuk
melakukannya. Jika perencanaan tidak tercatat dengan baik, pembelajaran tidak
terdokumentasikan dengan runut, saya merasa gelisah dan butuh memperbaikinya.
Membaca
Proses membaca difokuskan pada membaca buku dan koran. Baik
untuk pemenuhan kebutuhan diri maupun anak-anak. Buku-buku pilihan yang dibaca
adalah seputar Islam, pendidikan keluarga, buku-buku anak dan bahasa Jerman.
Saya percaya bahwa teori dan praktik adalah sebuah perpaduan yang sempurna,
keduanya saling menguatkan. Riuhnya dunia informasi saat ini, ramainya lalu
lalang informasi bisa disikapi dengan benar jika saya memiliki daya literasi
yang baik. Bagi saya, cara untuk memiliki daya literasi yang baik adalah dengan
terus membaca buku.
Belajar
Saat ini saya mengikuti beberapa kelas belajar untuk
memenuhi kebutuhan diri, antara lain Deutschkurs, tahsin, dan kelas
Bunda Cekatan. Ketiganya merupakan mata pelajaran yang sedang saya butuhkan
dalam kehidupan. Maka saya berkomitmen dan mengalokasikan waktu untuk
menjalankan ketiganya dengan penuh kesungguhan.
Berkomunitas
HIMA Ibu Profesional Non Asia dan TPA Masjid As-Salam WAPENA
menjadi wadah belajar yang menempa keterampilan saya dalam berkomunitas. Di
keduanya, saya memegang peran sentral, yaitu sebagai leader. Maka seni
memimpin dengan berbagi dan melayani diasah di sini.
Home Education
Sebuah komitmen yang saya dan suami sepakati sejak kami
dikaruniai anak pertama. Sejatinya Home Education merupakan aktivitas
utama dari lima aktivitas prioritas diri saya. Sehingga keempat aktivitas
lainnya selalu kami tarik benang merahnya dengan Home Education.
Demikian lima telur hijau yang saya pilih secara sadar. Saya
sadari lima aktivitas beserta turunan dan konsekuensinya ini akan membutuhkan
manajemen waktu yang sangat baik agar bisa berjalan dengan seimbang dan
kebahagiaan terus terjaga. Juga disiplin mematuhi jam daring yang sudah dirancang dan melatih kecepatan peralihan fokus antar amanah sehingga tak terbuai. Siap melangkah ke tahap berikutnya, insyaAllah. J
Wina, 15 Desember 2019
Comments
Post a Comment