Kemarin terasa lain dari hari biasanya. Mungkin anak-anak
akan menyebutnya sebagai Hari Ayah. Kemarin Abiya mengambil libur dan beliau
memanfaatkannya untuk membersamai anak-anak seharian. Di pagi hari, kami
membuat penawaran ke anak-anak, yang hasilnya pun sudah bisa ditebak. Raysa
ingin diantarjemput sekolah oleh Abiya sedangkan Ahsan ingin bermain di Spielplatz
(taman bermain) yang ada mobil-mobilannya dengan Abiya. Maka kemarin Ahsan tak
menemaniku berangkat Deutschkurs (les bahasa Jerman), aku pun tak perlu
menjemput Raysa di Kindergarten (TK) sepulang Deustchkurs seperti
biasanya.
Deutschkurs berdurasi total 3.5 jam, termasuk sesi pause
(istirahat) 10 menit sebanyak dua kali. Sesi pause ini biasanya
kugunakan untuk membersamai Ahsan di Kinderbetreuung (Kids Corner)
untuk makan camilan atau bermain bersama. Waktu yang singkat, namun ternyata
selama ini cukup untukku dan Ahsan. Karena kemarin aku berangkat sendirian,
maka sesi pause menjadi bonus waktu yang bisa kugunakan. Muncullah
pertanyaan dalam benak,
Hal penting apa yang bisa kugunakan di bonus waktu ini? Terutama sebuah hal yang untuk melakukannya biasanya aku kesulitan mencari waktu.
Aha! Aku teringat sebuah rencana. Yaitu mengutarakan ide
membuat WhatsApp Group untuk kelas Deutschkurs kepada Lehrerin
(pengajar). Ide ini sebenarnya dicetuskan dan dilakukan oleh teman dari kelas
lain, beliau sudah melakukannya untuk kelasnya dan mendorongku juga untuk
menginisiasi hal tersebut di kelasku. Saat semester lalu, aku belum berani.
Kemampuan berbahasa Jermanku sungguh sangat pas-pasan kala itu. Sebenarnya
sekarang pun masih pas-pasan juga, namun setidaknya sudah ada pembekalan dari
proses belajar di kelas semester lalu. Sesi istirahat pertama aku gunakan untuk
menyampaikan hal tersebut pada pengajar. Beliau menyampaikan,
Jika kamu menginginkan kami sebagai tim penyedia layanan belajar ini membuat grup tersebut, tentu tidak memungkinkan. Namun jika kamu bersedia untuk membuatkan grupnya dan memasukkan nomor teman-teman ke grup tersebut, itu adalah ide yang sangat cemerlang. Aku bisa membagikan tautan materi belajar atau hal lainnya padamu untuk kemudian didistribusikan di grup. OK, kita tawarkan di kelas ya. Jika teman-teman setuju, grup tersebut bisa dibuat.
Alhamdulillah, bonus waktu di sesi istirahat pertama pun
termanfaatkan dengan baik. Masih ada sisa waktu juga untuk sejenak ke kamar
mandi. Segera setelah itu, pengajar mengumumkan penawaran tersebut di kelas.
Teman-teman menyambut dengan positif dan antusias. Pengajar pun menyiapkan
selembar kertas agar kami bisa menulis nama dan nomor telefon di sesi istirahat
kedua. Sesi istirahat kedua aku manfaatkan untuk menanyakan materi yang belum
aku pahami ke pengajar juga memasukkan sebagian nomor kontak teman-teman di
kelas. Dalam perjalanan pulang ke rumah, aku tuntaskan perihal pembuatan WAG
kelas ini.
Aku bersyukur bonus waktu yang Allah berikan bisa terlampaui
dengan menuntaskan satu program. Waktu seringkali berlau tanpa disadari,
seperti yang tersampaikan dalam hadits Bukhari :
Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.
Rentetan aktivitas dan kesibukan adalah sebuah keniscayaan. Teringat
kalimat yang dinukil oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah,
Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.
Alhamdulillah, ruang belajar untuk menyampaikan ide dan
berdiskusi dalam bahasa Jerman pun bertambah, insyaAllah diniatkan untuk
memberanikan diri mencoba memperbanyak menyampaikan pesan dalam bahasa Jerman
sekalipun grutal-gratul atau kurang pas di sana-sini. Kesalahan akan menjadi
lecutan untuk terus melakukan perbaikan. Karena seringkali, sekalipun salah dalam
susunan kata, lawan bicara cukup menangkap dan memahami pesan yang ingin kusampaikan.
Tak jarang, saat aku mencoba berbicara dalam bahasa Jerman dan menyampaikan
bahwa aku sedang belajar, lawan bicara menjadi lebih sabar dalam menyimak
hingga maksudku tertangkap olehnya. Bahkan tetangga kamar atas membenahi
susunan kalimat yang saya ucapkan saat kami mengobrol singkat. Kaitannya dengan
pemanfaatan waktu, proses belajar bahasa Jerman yang saat ini sedang kujalani,
kuupayakan untuk berjalan dengan seoptimal mungkin. Dengan tetap menjaga
keseimbangan peran yang sudah teramanahkan. Ya Allah, mudahkan dan selimuti dengan keberkahan.
Semoga ke depan, semakin bijak dalam memanfaatkan waktu,
karena dunia ini adalah tempat beramal,
bukan tempat bersantai dan bermain-main, sebagaimana firman Allah :
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? [Al-Mukminun (23):115].
Dan hari ini, Eyang B.J. Habibie berpulang. Innalillahi
wainna ilaihi roji’un… dan kembali mengingatkanku tentang waktu.
Wina, 11 September 2019
Comments
Post a Comment