Hari ini adalah jadwal kami berkegiatan di luar rumah. Tak jauh-jauh, kami berkegiatan di sekitar rumah, tetap berada di dalam kompleks perumahan. Jalan-jalan pagi ini memang kegiatan yang sudah mereka nantikan, terutama bagi Mentari Pagi. Sedari bangun tidur, dia sudah menodong ummi untuk jalan-jalan pagi. Namun, ummi justru menjawab dengan memberi pertanyaan. “Kalau mau jalan-jalan pagi, syaratnya apa?” Mentari Pagi menjawab segera, “Mandi dan sarapan dulu.” Jawaban singkat itu diikuti langkah cepat menuju kamar mandi, bersegera menuntaskan standar pagi. Mandi sudah, sarapan pun sudah. Mentari Pagi dan Langit bermain di teras rumah sembari menunggu ummi. Fitrah fisik yang Allah anugerahkan membuat setiap anak menyukai aktivitas bergerak aktif berinteraksi dengan alam. Untuk itulah minimal tiga kali dalam seminggu ummi jadwalkan jalan-jalan pagi untuk mengasah semai fitrah dan mempelajari fenomena alam karunia Allah.
Sebelum jalan-jalan, ummi melakukan briefing singkat. Ini penting, supaya anak-anak memiliki bayangan akan perjalanan yang akan mereka lalui. Fitrah bernalar mereka pun semakin terasah. Ada beberapa tempat yang akan kami tuju, dan disepakati bahwa ummi dan Langit akan berjalan kaki sedangkan Mentari Pagi mengendarai sepeda. Dengan catatan, sepeda harus dikendarai dari awal perjalanan hingga pulang kembali. Destinasi pertama kami adalah tetangga di gang belakang. Selain menyampaikan titipan yangti, kami juga bertemu dengan dua anak balita yang sedang bersepeda. Mendengar kami bertiga bernyanyi dan bermain, mereka mendekat dan larut dalam permainan. Kami bermain permainan tradisional yang ummi dapatkan di seminar permainan tradisional dengan metode BERLIAN awal bulan lalu.
Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menari-nari selalu riang gembira
Umpan yang lezat itulah yang dicari
Ini dianya yang terbelakang
Riuh tawa suara empat balita mendamaikan hati ummi. Permainan ini tentu dijalankan dengan amat sederhana, bahkan belum memenuhi aturan main yang berlaku. Titik tekannya ada di pengenalan permainan tradisional dan melekatkan bonding kebersamaan antar anak dan fasilitator, Semua nyaman, semua senang.
Usai bergerak, kami duduk melingkar. Ummi memberikan kesempatan pada masing-masing anak untuk bercerita. Ada yang hanya tersenyum, ada yang mengeluarkan sepatah kata, ada juga yang bercerita mengenai ummi yang sedang memasak sedangkan anaknya makan permen. Sesi ini menstimulasi fitrah bahasa dan keberanian untuk berbicara.
Tak lama, kami bertiga pamit untuk melanjutkan perjalanan. Tak lupa Mentari Pagi mengajak teman-temannya untuk bermain bersama setiap pagi di rumah yangti, bergabung di jam riset kami. Usai mengucap salam, roda sepeda terkayuh dan Langit berada dalam gendongan ummi. Tinggal satu tujuan sebelum kembali ke rumah, ke teknisi listrik. Saat tiba di rumah bapak teknisi, Mentari Pagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan bapak teknisi. Dia belajar fitrah sosial dengan orang tua di momen itu. Dalam perjalanan pulang, langkah kami terhenti. Mentari Pagi menemukan tanaman yang menarik untuknya. Dia ambil beberapa dan dia sampaikan, “Ummi…ini nanti kalau direndam di air, bisa meletus.” Sesampainya di rumah, kami buktikan dan ternyata benar. Hanya saja ummi belum tahu apa nama tanaman itu. Fitrah belajar Mentari Pagi dan Langit pun terasah.
Membersamai kalian, anak-anak…membuat ummi belajar banyak hal. Membuka mata fisik dan hati agar peka dan awas akan setiap tanda-tanda keunikan yang Allah sematkan pada kalian. Agar ummi tak abai dan terus mengasah fitrah keayahbundaan yang Allah sematkan.
#ChallengeHEbATKediriRaya
#day1
#ChallengePortofolioAnak
Comments
Post a Comment