Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Komunikasi Produktif pada Diri Sendiri Saat Menghadapi Kompleksitas Tantangan

Jurnal Belajar Kelas Bunda Sayang Materi 1 Komunikasi Produktif Bismillahhirrohmanirrohim… Kembali masuk ke kelas Bunda Sayang adalah sebuah kesempatan yang amat saya syukuri. Difasilitasi langsung oleh manajer Bunda Sayang dan bertemu dengan teman diskusi yang aktif berbagi, mempelajari materi dan mempraktikkannya tahap demi tahap bersama keluarga adalah sebuah keasyikan tersendiri. Karena kali ini kelas yang saya masuki adalah kelas Bunda Sayang Leader, aturan mainnya sedikit berbeda. Peserta tidak diwajibkan menyetorkan tantangan 10 hari, karena sudah menjalankannya di kelas Bunda Sayang regular yang sudah atau sedang dijalankan. Lalu apa tugas peserta? Peserta diminta untuk membuat sebuah jurnal belajar. Sebuah jurnal untuk setiap level materi. Setiap level materi berlangsung kurang lebih selama sebulan lamanya. Jika tantangan 10 hari adalah melakukan praktik harian kemudian menyetorkannya dengan konsisten setiap hari selama periode waktu yang ditentukan, maka jurnal dikumpulk

Kebutuhan Aktualisasi Diri Seorang Ibu

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan sebuah hal yang mutlak dibutuhkan oleh setiap manusia, termasuk seorang ibu. Di sesi materi Pra Bunda Sayang kali ini, peserta diminta untuk membuat kartu nama beserta narasi mengenai diri. Kartu nama diri sudah saya buat sekitar dua tahun yang lalu, saat saya mencoba semakin mengenali diri dan memperbanyak memberi ruang dan makna pada aktivitas yang saya cintai. Berikut penampakannya : tampak depan tampak belakang Saya memilih profesi sebagai Home based Educator . Apa itu? seorang pendidik terutama bagi anak-anak yang memulai perjalanan perannya dari dalam rumah. Rumah identik dengan tempat tinggal, tempat bernaung, tempat beraktivitas bersama. Rumah erat kaitannya dengan sebuah tim di dalamnya, yaitu keluarga. Belajar dan berkarya bersama keluarga dan berbahagia menjalani prosesnya. Saya ingin menjadi penyokong penuh terwujudnya misi suami yang kemudian menjadi misi keluarga kami, Griya Riset. 

Belajar Adab Menuntut Ilmu di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional

Tulisan ini dibuat dalam rangka pengerjaan tugas belajar online di kelas Bunda Sayang Leader Institut Ibu Profesional NHW Adab Menuntut Ilmu adalah dengan menjawab tiga pertanyaan berikut. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu Bunda Sayang? Kelas Bunda Sayang leader yang saya ikuti saat ini merupakan kesempatan kedua saya untuk hadir, belajar dan menyelami kembali ilmu Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Sebelumnya, saya sudah lulus kelas Bunda Sayang kelas Fasilitator di bulan Maret 2018 lalu. Mengapa saya ingin belajar kembali di kelas Bunda Sayang? Yang menjadi alasan terkuat adalah karena saya ingin membekali diri untuk mumpuni dalam memfasilitasi anak-anak. Menjadi fasilitator utama dan pertaman bagi anak-anak merupakan profesi yang membahagiakan diri dan keluarga. Tak dipungkiri, selama proses menjalani kelas Bunda Sayang selama lebih dari satu tahun, ada banyak ilmu yang saya dapatkan. Sedikit demi sedikit, saya upayakan untuk menela

Saling Mendengar

“Itu hasil dari sebuah totalitas mi..." cetus Abiya (panggilan saya untuk suami), usai kami menyaksikan bersama video rekaman acara pembukaan Asian Games 2018 kemarin yang mengundang banyak decak kagum. Abiya melanjutkan, “Karakter ini pun yang harus dimiliki oleh keluarga kita. Mengerjakan amanah dengan fokus dan penuh kesungguhan. Hasil akan mengikuti.” Saya manggut-manggut sembari membereskan ruangan. Hari itu hari libur, saya mendedikasikan diri untuk menjadi pendengar yang baik untuk beliau. Sebelum anak-anak bangun dan berebut ingin didengarkan juga. Beliau memberi isyarat untuk mendekat. Ingin menunjukkan pada saya video berikutnya. Bukan, bukan video mengenai Asian Games. Kali ini sebuah video mengenai perjalanan karier seorang animator, Alan Becker. Di video tersebut Alan Becker menceritakan awal mula beliau masuk ke dunia animasi di tahun 2005 hingga sampai di titik saat ini dimana channel Youtube nya sudah memiliki 5.4juta subscribers . Wow, perjal

Pertemuan dengan Seorang Anak yang Jiwa Sosialnya Tinggi

Alhamdulillah, akhirnya bisa kembali menuangkan cerita di blog. Semoga cerita demi cerita yang akan kembali tertulis disini, Allah jaga dalam bingkai kebajikan sehingga bisa menjadi sebuah kebermanfaatan bagi yang menuliskan maupun yang membaca.  Bismillahhirrohmanirrohim… Kemarin sore, ada sebuah kejadian menarik saat saya menemani anak-anak bermain pasir di taman. Seperti biasa, saya duduk di pinggir bak pasir di dekat tempat anak-anak asyik bermain. Mentari Pagi dan Langit asyik bermain dengan peralatan yang mereka bawa. Ada jerigen air mini dan cetakan kastil dilengkapi empat sekop untuk mengeruk pasir. Di bak pasir itu ada beberapa anak yang juga bermain. Mayoritas dari mereka membawa peralatan bermainnya masing-masing. Hmm…ada seorang anak yang menarik perhatian saya. Dilihat dari postur tubuhnya, usia gadis kecil itu sekitar 6 hingga 7 tahun. Jika diamati dari gaya berpakaian ibunya, mereka berasal dari India. Dia menyapa akrab saya dan Mentari Pagi. Sapaan “Halo”

Bermain Bersama di Fasilitas Umum

Hari ini kami bermain pasir bersama di taman. Anak banyak anak yang bermain pasir. Untuk bermain di fasilitas umum, kita perlu berdiskusi dan membuat kesepakatan dengan anak agar bermain menjadi lebih nyaman. Terlebih di negeri orang. Antara lain : Jika ada anak yang ingin bermain bersama, orangtua perlu mengawasi secara berkala. Supaya tidak terjadi pertengkaran atau hal yang tidak diinginkan. Bahasanya kan kita belum paham ya. Jadi lebih baik mengurangi potensi konflik. Peralatan bermain diberi label nama terlebih dahulu. Ada sebuah kejadian dimana ada seorang ibu yang mendatangi kami saat bermain dan menanyakan apakah kami (orangtua) mengetahui alat bermain milik anaknya? Alhamdulillah saat itu saya bersama teman yang sudah cukup paham bahasa Jerman, sehingga kemudia teman saya membukakan tas tempat alat bermain anak-anak kami dan menunjukkan bahwa alat bermain yang ibu tersebut maksud tidak ada. Dengan demikian, ibu tersebut merasa puas dengan jawaban dan sikap kami.

Sarana Transportasi yang Ramah Anak

Wina merupakan kota yang terkenal akan fasilitas transportasinya. Tak heran, meski bepergian bersama dua anak kecil, kami tetap dapat menikmati perjalanan dengan nyaman. Ada u-bahn, tram maupun bus yang siap kami gunakan setiap saat.  Mengapa ramah anak? Semua jadwal kedatangan alat transportasi di halte atau stasiun bisa dimonitor dengan aplikasi sehingga dapat kita ketahui estimasi waktu kedatangannya. Ini memudahkan kita untuk menenangkan anak saat mulai jenuh menunggu.  Di semua alat transportasi, ada tempat untuk kursi roda dan stroller. Seberapapun berdesak-desakannya, mereka akan memberi ruang untuk stroller bayi dan anak. Ada kursi khusus juga yang diprioritaskan untuk orang yang sudah tua, orang sakit, ibu hamil, orang tua yang membawa anak kecil maupun anak-anak. Jarak antara halte maupun stasiun amat dekat. Dan semuanya bisa dilihat melalu aplikasi. Bahkan kita bisa memilih rute sesuai prioritas. Mau rute yang paling cepat, yang waktu jalan kakinya paling pend

Kebiasaan Harian yang Perlu Kami Ubah Disini

Ada kebiasaan-kebiasaan yang harus berganti semenjak kepindahan kami ke Wina. Memang tak mudah, perlu waktu untuk memahamkan dan perlu proses untuk berganti kebiasaan. Anak-anak bisa menikmati dengan bahagia. Beberapa kebiasaan tersebut adalah : Cara kami membersihkan badan seusai buang air besar dan buang air kecil. Karena disini toiletnya adalah toilet kering maka kami membersihkan najis tetap dengan air namun dengan volume yang lebih sedikit dan dibantu dengan tisu. Makan selalu di rumah. Karena tidak ada warung makan yang sesuai dengan lidah dan selera kita disini. Selain kehalalannya juga dipertanyakan (Selain kebab berlabel halal), harganya pun kurang ramah kantong. hihihi. Jadi jika bepergian kami berupaya mempersiapkan bekal makanan berat dari rumah. Pergi berbelanja selalu membawa kantong belanja. Kantong belanja disini benar-benar membayar, dengan harga yang cukup mahal. Sayang kan uangnya. Supaya ramah lingkungan juga, lebih baik bawa kantong belanja dari ru

Saat Masjid dan Kumandang Adzan Menjadi Sebuah Hal yang Amat Dirindukan

Di kota dimana muslim menjadi minoritas, adzan dan masjid merupakan sebuah hal yang akan amat jarang kita temui. Awal-awal kedatangan kami disini, kami cukup dibingungkan dengan jadwal sholat. Yang biasanya kami sudah hafal dengan jam sholat, ditambah dengan selalu terdengarnya kumandang adzan dari masjid yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumah. Alhamdulillah kami datang dua hari jelang Ramadhan, dimana di bulan Ramadhan ini, Warga Pengajian Wina Austria mengadakan buka bersama di masjid As Salam rutin setiap hari Senin dan Kamis. Ini amat memudahkan porses adaptasi kami disini. Kami banyak berkenalan dengan orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Wina, kami juga bisa menyantap makanan khas Indonesia yang mana kami belum tahu bumbu-bumbu dapur tersebut bisa dibeli dimana, hingga anak-anak bisa bermain dengan teman seusianya menggunakan bahasa ibu mereka.  Dengan merantau di negeri minoritas, kami semakin paham nikmatnya berislam di negeri sendiri :) #RuangBerkarya

Menjejak Taman Am Hundsturm - Wina

Taman disini amat ramah anak. Kita akan dapati banyak taman gratis yang menyediakan aneka permainan. Dan hari ini, kami mencoba salah satunya. Taman Am Hundsturm kami tapaki seusai kami berbelanja. Kami singgah disini untuk melepas lelah sebelum berjalan kembali sembari menemani anak-anak bermain. Aneka permain tersedia disini. Lokasi bermain beralas serpihan kayu sehingga aman untuk anak. Anjing tidak boleh masuk ke taman ini, terdapat peringatan demikian di pintu masuk taman. Selepas bermain, kami siap berjalan kaki kembali dengan bahagia :D #RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day8

Proses Adaptasi yang Kami Jalani di Awal Kedatangan

Austria dan Indonesia adalah dua negara yang jauh berbeda. Adaptasi pun perlu kami lakukan. Cuaca saat kami datang kesini cukup cerah, semi dingin namun kering. Untuk menjaga kelembaban, kami membatasi waktu mandi dan memakai pelembab bibir dan wajah.  Anak-anak merasa cukup nyaman dengan hawa dingin disini sehingga bisa pulas tertidur meski tanpa kipas angin. Anak-anak senang sekali karena di depan tempat tinggal kami ada taman bermain. Oiya, disini tidak ada semut, lalat atau serangga lainnya :D #RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day4

Hari Pertama Kami di Austria

Kumbang kelana mulai menapak... Hari masih pagi kala kami menginjakkan diri di bandara Wina. Dua orang teman suami sudah menanti kami di pintu keluar dan dengan cekatan membantu kami membawa barang-barang. Qodarullah di dompet suami tidak ada uang koin sesuai nominal yang dibutuhkan untuk meminjam troli sehingga koper-koper kami bawa secara manual. Setelah membeli tiket perjalanan, kami naik kereta menuju tempat tinggal. Sesampainya di rumah, istri dari teman suami pun datang. Beliau membawa beberapa jenis makanan dan barang titipan saya. Itu pertemuan kami yang pertama kali. Sebelumnya kami banyak berinteraksi di chat WhatsApp . Hari itu kami isi dengan beberes rumah dan beristirahat :) #RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day3

Dan Perjalanan Kami Dimulai...

Hari ini, adalah hari keberangkatan kami ke Austria. Progress project Kumbang Kelana hari ini adalah belajar selama perjalanan di pesawat dan bandara. InsyaAllah kami rangkum dalam satu tulisan. Sekarang, kami di thai airways, bersiap menuju Bangkok kemudian Vienna. Doakan kami :) #RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day2

Big Picture Keluarga Griya Riset

Menelaah materi mengenai big picture keluarga rasanya seru-seru sedaaaap... Materi kami diskusikan di ruang pesan WhatsApp grup keluarga karena kami sedang berjauhan. Membaca bareng, mengobrolkannya, mendiskusikan bersama kemudian garuk-garuk kepala, kebingungan bersama. Hahahaa... Baiklah, kita coba jalankan saja. Siapa tahu kekompakan dalam kebingungan inilah yang akan memahamkan kami seiring proses ikhtiar dan waktu yang berjalan. Hihi Kami mulai dengan kolom INPUT. Kami coba kupas karakteristik diri satu demi satu. Abiya : Seseorang yang memiliki daya analisa yang tinggi, belief, responsilibity, dan restorative. Menyukai proses riset, menganalisa dan mendidik. Mampu mengukur kapasitas diri sendiri maupun seseorang yang sudah dikenal dengan akurat. Tegas, adil dan mengayomi. Ummicha : Seseorang dengan kekuatan bakat futuristic, discipline, input, empathy, maximizer, significance dan relator. Suka mendengarkan orang lain, menyukai dunia anak-anak, mendokumentasikan perjalanan

Seorang Nenek yang Menggendong Cucunya

Pagi ini di sebuah stasiun besar di Jakarta, sembari membuat daftar barang bawaan yang harus saya persiapkan, saya bertemu dengan seorang nenek yang sedang menggendong bayi. Bayi laki-laki itu mengingatkan saya pada  Langit dan Mentari Pagi, yang sedang ditemani oleh yangti dan yangkung di Jombang selama saya mengambil visa di kedutaan Austria hari ini. Nenek itu tersenyum ramah pada saya, dan tanpa menunggu lama, obrolan diantara kami pun bergulir hangat. Rupanya nenek dan cucunya tersebut akan naik kereta menuju Bandung untuk kembali ke rumah. Libur akhir pekan berlanjut dengan hari libur Nasional di awal pekan digunakan nenek dan cucunya ini untuk mendatangi rumah anaknya, orangtua dari cucunya tersebut. Ya, sejak lahir, bayi laki-laki itu dirawat oleh sang nenek dan kakek di Bandung. Sedangkan kedua orangtuanya bekerja di Jakarta. Orangtuanya pulang dari Jakarta ke Bandung setiap Jum'at, sembari membawa botol-botol ASI perah yang sudah dikumpulkan selama lima hari kerja. Ibu

Kumbang Kelana, Family Project di Tahun 2018

Kumbang Kelana merupakan singkatan dari berKUMpul BersAma keluarGa untuk belajar dan bertumbuh bersama di Wina Durasi : 3 bulan Output : Kumpulan tulisan di blog mengenai perjalanan kami menyusul ke Wina dimulai dari persiapan hingga momen kebersamaan kembali. #RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day1

Saat Bakat Diri Teridentifikasi, Ilmu Apa yang Kubutuhkan dan Siapakah Maestronya?

Ilmu yang menunjang bakat diri : Bakat discipline dan input : ilmu manajemen rumah tangga, manajemen diri, manajemen perubahan. Maestro : Marie Kondo, Irawati Istadi, Renald Kasali Bakat emphaty : ilmu pendidikan anak dan keluarga, ilmu pendidikan anak usia dini, ilmu pendidikan anak dalam Islam. Mestro : Septi Peni Wulandani, Budi Ashary, Kiki Barkiah Bakat significance dan maximizer : ilmu berkomunitas, public speaking. Maestro : ada masukan?

Hanashimasyou : Bebenah ala KonMari, Our Family Project

Kamis, 19 April 2018 adalah jadwal saya mengisi sesi hanashimasyou di kelas intensif KonMari level Shokyuu – Jawa 1. Saya akan berbagi mengenai perjalanan saya dalam mengenal, memahami dan menerapkan KonMari bersama keluarga serta melakukan tidying festival yang masih terus berjalan. Ohayou sensei, minna san… Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh… Perkenalkan, saya Mesa Dewi, domisili di Jombang – Jawa Timur. Ada yang pernah atau sedang berdomisili di Jombang? Saat memutuskan untuk belajar KonMari dan mendaftar kelas intensif level Shokyuu, saya bertekad menjadikan proses bebenah ala KonMari ini menjadi sebuah family project . Ada dua alasan yang menjadi pijakan saya, Alasan pertama, karena hidup kami yang sedang nomaden. Pertengahan tahun 2016 kami pindahan dari Bandung ke Jombang dan harus mengosongkan kontrakan. Proses pindahan membuka mata saya bahwa ada banyak barang yang tidak sempat kami pakai. Bahkan memilikinya saja pun kami lupa. Barang-barang seisi

Impian di Usia Itu Kelak

Saat Dokumen, Kertas dan Buku Catatan Harus Dirapikan ala KonMari

Apa saja kendala yang dialami saat berbenah kertas ala KonMari? Kendala tidying festival kertas, buku tulis dan lainnya adalah, kesukaan saya untuk menulis dan mengumpulkan barang bukti. Maka, menumpuklah kertas-kertas hasil coretan, berpuluh buku agenda juga kertas bon pembayaran dan sejenisnya.  Maka, saat berbenah kertas, saya membuka satu persatu dan ternyata cukup memakan waktu. Tapi lega setelahnya, alhamdulillah. Sedangkan untuk dokumen-dokumen penting, sudah tersortir dengan cukup baik dan diletakkan pada document keeper .Sehingga saya cukup menatanya kembali dan membuat label di setiap document keeper. #shokyuuclass #task7 #konmariindonesia #konmarimethod #intensiveclass

Membuat Kandang Waktu Harian untuk Aktivitas Produktif

PROJECT RUANG BERKARYA IBU #2 TUGAS MATERI 3 Setelah membuat 'ruang' untuk unik diri di Tugas Materi 2, tantangan selanjutnya adalah: Urutkan 'ruang' tersebut berdasarkan prioritas dari dalam keluar, dari lingkar inti yaitu anak dan pasangan, berlanjut ke lingkar luar tetangga, komunitas, dan masyarakat. Jika di Tugas Materi 2 yang dibuat adalah urusan ranah publik semua, maka sekarang di tugas 3 bisa dibenahi, mulai dari lingkaran inti berlanjut ke lingkaran luar..  Silahkan dibuat kandang waktu produktivitas diri sesuai 'ruang' yang sudah ditetapkan: ✳ Ranah Keluarga ✳ Ranah produktif Laksanakan dan patuhi waktu yang telah dibuat Tuliskan tugas dengan menyertakan hashtag: #RuangBerkaryaIbu #Proyek2 #TugasMateriTiga #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu Jawaban : Menilik kembali jawaban saya di tugas 2, maka ranah produktif yang sedang saya jalankan beserta urutan dan kandang waktu hariannya adalah : • Menjalankan progr

Munculnya Inisiatif di Sesi Makan

Mentari Pagi berusia 4 tahun, Langit berusia 1 tahun 4 bulan. Mengamati aktivitas mereka, ummi menjadi sadar bahwa sejatinya fitrah belajar memang sudah Allah installkan pada setiap diri manusia. Justru larangan dari orangtua dan lingkungan yang tanpa sadar mencederai fitrah tersebut sehingga anak-anak tumbuh menjadi pemuda pemudi yang apatis dan kurang peka pada lingkungan. Pemuda pemudi ini pernah peka, pernah berinisiatif, namun lingkungan menekan dan menghambat fitrah tersebut. Aah…ini menjadi bahan kontemplasi ummi… Hari ini kami belajar di sesi makan. Terinspirasi dari buku Totto Chan, pagi ini ummi menghadirkan sarapan dengan menu “makanan yang berasal dari laut dan pegunungan.” Ya, cah kangkung untuk makanan yang berasal dari pegunungan dan cumi-cumi untuk makanan yang berasal dari laut. Dan ini berhasil menggugah rasa penasaran Mentari Pagi dan membantu mereka makan dengan lahap.  Kejadian apa saja yang ummi temui di sesi makan ini?  Mentari Pagi dan Langit

Belajar Bersama Alam dan Lingkungan

Hari ini adalah jadwal kami berkegiatan di luar rumah. Tak jauh-jauh, kami berkegiatan di sekitar rumah, tetap berada di dalam kompleks perumahan. Jalan-jalan pagi ini memang kegiatan yang sudah mereka nantikan, terutama bagi Mentari Pagi. Sedari bangun tidur, dia sudah menodong ummi untuk jalan-jalan pagi. Namun, ummi justru menjawab dengan memberi pertanyaan. “Kalau mau jalan-jalan pagi, syaratnya apa?” Mentari Pagi menjawab segera, “Mandi dan sarapan dulu.” Jawaban singkat itu diikuti langkah cepat menuju kamar mandi, bersegera menuntaskan standar pagi. Mandi sudah, sarapan pun sudah. Mentari Pagi dan Langit bermain di teras rumah sembari menunggu ummi. Fitrah fisik yang Allah anugerahkan membuat setiap anak menyukai aktivitas bergerak aktif berinteraksi dengan alam. Untuk itulah minimal tiga kali dalam seminggu ummi jadwalkan jalan-jalan pagi untuk mengasah semai fitrah dan mempelajari fenomena alam karunia Allah. Sebelum jalan-jalan, ummi melakukan briefing singkat. I

Tidying Festival Books, Supaya Gemar Membaca Tanpa Kalap Membeli Buku

Tidying Festival – Books Buku-buku sebenarnya sudah banyak disortir sejak kepindahan ke rumah orangtua. Kemudian, demi persiapan menyusul suami pun, buku-buku sudah banyak disortir berdasar kebutuhannya. Foto sebelum Adalah buku-buku yang saya gunakan saat ini. Dengan kondisi yang berantakan  Foto sesudah  Adalah buku-buku yang digunakan saat ini yang sudah ditata berdasar kategori Adapun buku-buku lain, tersimpan dalam kontainer yang sementara kami titipkan di rumah orangtua selama kami sekeluarga merantau kelak (sekarang sedang mempersiapkan keberangkatan). 

Ruang Berkarya untuk Mengembangkan Bakat dan Peran Dominan yang Allah Karuniakan Padaku

Setelah menelusuri bakat dan potensi peran yang kita miliki, pernahkah muncul dalam pikiran kita,  “Lalu, langkah berikutnya bagaimana?” Atau “Ya, itu memang sesuai dengan diri saya. Kemudian, apa yang harus saya lakukan terhadapnya?” Bisa jadi, kita sudah mulai mengenal dan memahami diri. Namun untuk dapat menebar kebermanfaatan, cukupkah itu? Perlu ada proses lanjutan, yaitu mengembangkannya. Maka, pertanyaan berikutnya,  Bagaimana caranya? Ruang Berkarya Ibu #2 kali ini memberitahu langkahnya. Kita diminta untuk memberikan ruang pada tujuh bakat dan enam peran dominan yang kita miliki. Berikut ruang karya yang akan saya jalankan untuk memfasilitasi bakat dan peran yang Allah berikan pada saya : Discipline, Administrator = Memberi ruang pada bakat discipline dengan cara melakukan perencanaan dan evaluasi harian secara tertulis di buku agenda harian, mengisi buku  productive journal  2018 dan mutabaah yaumiyah setiap hari mulai tanggal 25 Maret 2018 sampai dengan 25

Bergembira Bersama di Tidying Festival

Tidying Festival adalah momen berbenah habis-habisan, memilih barang-barang yang membuat spark joy kemudian menatanya secara KonMari, dan melepaskan barang-barang di luar itu. Entah dibuang, diberikan ke orang lain, didaur ulang secara fungsional maupun dijual kembali.  Jujur, saya baru bisa mengalokasikan beberapa menit perhari untuk melakukannya. Itupun tak setiap hari bisa dilakukan. Berjauhan dengan suami dan mendampingi anak-anak yang masih berusia balita dan baduta tanpa adanya asisten rumah tangga, menjadi tantangan tersendiri.  Namun, tidying festival tetap harus dilakukan dong ya. Tantangan kondisi biasanya memunculkan kreativitas nyata, hihi… Berbenah pakaian saya mulai dari milik anak-anak. Alasannya sederhana, karena lemari anak-anak sudah berupa laci-laci, maka saya sudah merasa spark joy dengan tempat penyimpanannya. Alih-alih menanti jam tidur mereka yang tak datang jua, saya memberanikan diri melakukan tidying festival dengan melibatkan mere

Memahami Bahasa Bakat dan Kekuatan Peran untuk Semakin Memahami Diri

Tugas kali ini amat menarik, memetakan diri dengan menilik deskripsi tema bakat dan potensi kekuatan peran. Tantangan banget ini. Mengapa? Karena dari tugas ini akan terlihat seberapa jauh kita mengenal diri kita sendiri. Dan tentunya, tugas ini akan mudah dikerjakan jika kita sudah memahami dengan baik definisi dari masing-masing tema bakat dan potensi kekuatan peran tersebut. Keberadaan buku Talents Mapping, Talents Dynamics   juga hasil dari pelatihan Talents Mapping Basic dan Talents Mapping Dynamics   amat membantu saya menginterpretasikan diri. Berikut hasil proses identifikasi yang sudah saya lakukan : Tujuh bakat dominan diri dengan indikator 34 tema bakat Discipline Futuristic Input Relator Competition Maximizer Significance Sedangkan untuk 6 peran dominan dari ST30 Ambasador Journalist Marketer Administrator Seller Educator Saya terbiasa untuk melakukan perencanaan sebelum bertindak. Karena itulah, sejak kecil saya memiliki buku catatan

Sejauh Mana Saya Mengenal Diri Saya?

Pertanyaan ini muncul dalam benak saya saat mendapat tugas menjawab pertanyaan sebelum mengikuti kuliah WhatsApp bersama Abah Rama di grup Ruang Berkarya Ibu. Dua minggu lalu saya baru saja berbincang panjang dengan Abah. Saya berkesempatan mengikuti Talents Dynamics di Surabaya untuk lebih mendalami Talents Mapping dan memanfaatkannya untuk mengembangkan kapasitas diri, keluarga dan umat. Saat training lalu, Abah memaparkan ada banyak definisi bakat. Dan berbeda-beda, bergantung dari sudut pandang mana. Bagaimana Talents Mapping mendefinisikan bakat? Bakat merupakan sifat yang produktif. Sifat yang jika diasah secara kontinyu, akan menghasilkan kebermanfaatan bagi umat dan alam. Bakat merupakan nature , sifat bawaan yang dikaruniakan Allah pada setiap hambaNya, secara spesifik. Setiap orang memiliki peta bakat masing-masing. Maka, antara bakat dan kerja keras, tidak ada yang lebih penting. Keduanya sama pentingnya bagi setiap manusia. Dengan mengetahui peta bakat, kita

Berbenah ala KonMari : Persiapan Griya Riset Mengawali Tidying Festival

Berjumpa lagi di kelas KonMari Indonesia level Shokyuu. Di tugas ketiga ini, kami sebagai peserta diminta untuk menuliskan persiapan-persiapan apa saja yang kami lakukan untuk menyambut Tidyng Festival di rumah.  Apakah itu Tidyng Festival ? Tidying festival merupakan istilah yang Marie Kondo buat untuk membuat acara berbenah adalah acara spesial yang hanya dilakukan sekali seumur hidup. Berbenah secara totalitas hingga dapat mengubah cara berpikir dan hidup kita. Asyik, kan? Alih-alih menganggap berbenah sebagai sebuah rutinitas yang menjemukan, Marie Kondo mengajak kita untuk mengubah midset  terlebih dahulu sebelum berbenah.  Dari sini, berbenah menjadi sebuah momen spesial yang perlu dipersiapkan dan disambut oleh seluruh anggota keluarga.  Lalu, apa yang keluarga kami lakukan untuk mengawali  Tidying Festival  ini? Saya mulai dengan berpikir keras, hihihi Saya bersama kedua anak saya yang masih balita dan balita, sedang tinggal di rumah orangtua saya. S

Aliran Rasa Kelas Bunda Sayang

Teknologi, Selayaknya Mendekatkan dan Mencerdaskan

Di bulan Februari ini, kami tiba di materi pamungkas, penghujung kelas Bunda Sayang. Materi yang dipelajari bertajuk Keluarga Multimedia. Tak seperti biasanya, materi kali ini disampaikan via aplikasi WizIQ yang memungkinkan peserta mendengar suara dan menyimak presentasi pemateri. Penerimaan materi yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran ini membuat materi lebih mudah dipahami. Peserta nampak antusias menjajal penggunaan aplikasi WizIQ dan Virtual Class, rela menghapus aplikasi lain untuk dapat mengunduh aplikasi ini, serta memindah dokumen-dokumen gambar supaya proses pembelajaran berlangsung optimal, tidak terkendala oleh keterbatasan memori. Secara naluriah, fitrah belajar manusia terpantik dan berupaya untuk menjalankan dengan seksama. Tantangan apa yang sering kita hadapi dengan teknologi? Ibarat dua sisi mata pisau, teknologi bisa mencerdaskan, dapat pula menjerumuskan. Ya, teknologi menjerumuskan jika tak manusia gunakan dengan tepat dan bijak. Kata kuncinya ada