Di hari ini ummi dan kakak belajar mengenai rezeki yang
berwujud harta. Harta tak melulu soal uang. Barang yang kita manfaatkan, kita
kenakan dan kita miliki pun adalah harta. Yang kelak tak luput dari
pertanggungjawaban kita pada Allah.
Hari itu ummi dan kakak mensortir pakaian adik. Pakaian bayi
baru lahir, sarung tangan dan kaki, popok, kain lebar untuk bedong sudah tak
digunakan adik di usianya kini. Kami menyimpannya dalam satu kardus dan
melabelinya untuk memudahkan pencarian. Kakak bernostalgia dengan
pakaian-pakaiannya. Dia menemukan sebuah sepatu kecil, kesayangannya dulu.
Kakak ambil dan kakak pakai, tiba-tiba dia berucap, “Ummi…sepatunya masih cukup
sama kakak. Kakak pakai ya mi.”
Nak, ummi paham kakak mengucapkannya dengan menahan sakit. Karena
sepatu itu memang sudah kekecilan di kaki kakak. Jika pun kaki kakak masih
masuk ke sepatu tersebut, tentu ada bagian kaki yang tertekan dan dipaksa
bertahan. Tapi karena cinta dan berat berpisah, kakak bertahan.
Bagi ummi, ini adalah AHA moment untuk menjelaskan mengenai
harta. Suatu barang yang sudah tidak bisa kita kenakan, bisa jadi saatnya
beralih kepemilikan. Dengan melihat orang lain memakainya dengan gembira,
bukankah ada rasa senang yang muncul dari hati? Barang yang sudah jarang kita manfaatkan
dalam keseharian, saat berpindah ke tangan orang lain ternyata menjadi sangat
berharga. Bukankah artinya kebermanfaatannya semakin meluas?
Comments
Post a Comment