Pagi tadi, kakak mengikuti lomba tujuhbelasan yang diadakan
tetangga depan rumah. Kakak berangkat terlebih dahulu, bermain-main, baru
kemudian ummi dan adik datang menyusul. Lomba pertama yang diikuti kakak adalah
lomba makan kerupuk. Kerupuk diikat menyesuaikan tinggi badan peserta. Peserta
lainnya berusia 4 tahun dan 9 tahun, sehingga dalam sekejap kerupuk yang diikat
dapat terlahap. Bagaimana dengan kakak? Kerupuk yang tersisa masih banyak, tapi
kakak tetap bersikap tenang dan menikmati prosesnya. Tak ada tanda-tanda kakak mengeluh
lelah dan meminta menyerah, atau berupaya memegang kerupuk yang diikat tersebut
supaya tidak bergerak kesana kemari mengikuti arah angin. Kakak tidak
terpengaruh dengan kondisi sekitar, fokus menyelesaikan tantangan yang
sedang dihadapinya. Dari proses ini ummi mencatat adanya potensi bakat focus
dan responsibility dalam diri kakak.
Acara berlanjut ke lomba menaruh bendera ke botol. Pesertanya
hanya dua orang. Di lomba ini, kakak berhasil menuntaskan dengan baik. Menyimak
dan mengerjakan instruksi dari awal hingga akhir dan mengkoordinasikannya
hingga dapat berjalan runtut. Potensi bakat discipline nampak pada
dirinya. Lomba berikutnya adalah membawa kelereng. Kakak menggigit dengan cukup
kuat. Sempat beberapa kali kelereng yang dibawanya jatuh, tak membuatnya
menyerah dan tak melanjutkan perlombaan. Di lomba ini, kakak tertinggal jauh di
belakang teman-temannya. Namun kakak berhasil menyelesaikannya hingga akhir
dengan penuh semangat.
Lomba selanjutnya adalah memasukkan paku ke dalam botol.
Kali ini paku tidak dililit ke badan dan dimasukkan dengan cara jongkok. Paku ditali
dan dililit mengelilingi kepala sehingga peserta memasukkan pakunya dengan cara
merunduk. Kakak melatih konsentrasi, kesabaran dan daya tahan dalam permainan
ini. Setiap permainan yang kakak jalankan, ummi juga melakukannya. Sehingga
ummi dapat merasakan tantangan yang serupa dengan apa yang kakak alami.
Sore tadi, kami juga melihat lomba tujuhbelasan yang
diadakan oleh karang taruna. Awalnya kakak ingin berartisipasi dengan menjadi
peserta lomba, tapi ternyata peserta lomba relatif bukan anak usia dini, dan
perlombaannyapun untuk anak usia sekolah. Sehingga kakak pun cukup menjadi
penonton sembari bermain bersama teman-temannya. Awalnya kakak hanya bermain
dengan mas Fahri. Mereka menemukan putri malu juga berkejaran kesana kemari.
Sesekali memanggil ummi untuk menanyakan hal-hal menarik yang mereka temui.
Beberapa saat kemudian, ada beberapa anak yang datang mendekati kakak. Ajak-anak
tersebut teman main kakak yang biasa bertemu di masjid. Kakak, ummi
terkaget-kaget saat tiba-tiba anak-anak kecil bergantian mendekat dan
menghampiri kakak. Mungkin ada potensi bakat includer dan emphaty dalam
diri kakak, yang membuat teman-temannya nyaman berada di dekatnya dan mencari
keberadaannya.
Adikpun turut merasakan keasyikan mengikuti perlombaan dari
dalam gendongan ummi. Saat ummi lomba makan kerupuk, ummi juga sembari
menggendong adik. Warna-warni yang kontras, riuh rendah suara kegembiraan turut
dirasakan oleh adik. Berulang kali dia tertawa dan menghentakkan kaki
menunjukkan ekspresi gembira.
Comments
Post a Comment