Hari ini hari yang menyenangkan untuk ummi, kakak dan adik,
karena mini project hari ini adalah berjalan-jalan. Setelah Shubuh tadi, ummi
mendengar pengumuman bahwa hari ini ada posyandu bayi dan balita di balai RW. Kami memulai hari dengan pergi ke posyandu.
Posyandu yang dijadwalkan dibukan sejak jam 09.00 baru bisa kami datangi pukul
10.15. Kondisi sudah sepi, hanya ada 2 ibu yang memeriksakan balitanya namun
ibu-ibu kader posyandu menyambut dengan hangat dan riang.
Dalam perjalanan berangkat tadi, kami membuat kesepakatan
mengenai cara timbang kakak. Kakak meminta untuk ditimbang di timbangan injak saja,
bukan timbangan gantung seperti balita lainnya. Kelemahan timbangan injak
adalah angka berat badan yang ditunjukkan kurang presisi, tidak seperti
timbangan gantung. Ummi mencoba menjelaskan pilihan dan konsekuensi pada kakak,
dan kakak tetap teguh pada pendiriannya. Baiklah, ummi menyepakatinya. Sesi
membuat kesepakatan ini penting untuk menyemai #fitrahbernalar anak, karena
anak mulai dihadapkan pada pilihan-pilihan beserta konsekuensinya. Dengan bercerita,
melakukan diskusi dan membuat kesepakatan di awal, anak juga menerima tindakan
untuk dirinya (ditimbang dan diukur tingginya) dengan lebih rileks. Kondisi
rileks ini membuat #fitrahbelajar anak atas sebuah proses menjadi bangkit
dengan baik.
Sebelum ditimbang, kakak sempat dirayu untuk ditimbang
gantung saja oleh ibu-ibu kader posyandu. Memang ada sebagian anak yang lebih
menikmati ditimbang gantung, maka ibu-ibu kader menawarkan hal tersebut
padanya. Spontan, kakak menatap ummi. Bagi ummi, pandangan kakak adalah permintaan
bantuan. Supaya ummi membantu memberikan penjelasan bahwa kakak lebih nyaman
ditimbang dengan timbangan injak. Ummi mencoba menjelaskan dan ibu-ibu kader
pun dapat memahami dan menerima dengan sangat pengertian. Alhamdulillah.
Adik ditimbang di timbangan gantung dengan kain seperti
gendongan. Disini #fitrahsosialitas adik tersemai. Dia tersenyum gembira saat berinteraksi
dengan ibu-ibu kader yang jarang dijumpainya. Rupanya ibu-ibu kader sukses
memberikan kenyaman hati pada adik, sehingga adik tak merasa asing meski jarang
berjumpa. Ditimbang dan diukur panjang badannya membuat adik merasa kurang
nyaman. Ummi mencoba menenangkan dengan terus bersamanya dan mengelus badannya.
Saat berada dalam gendongan ummi lagi, adikpun kembali tenang.
Usai ditimbang dan diukur berat badannya, ummi berbincang
sejenak dengan bu bidan. Kakak asyik bermain di pojok kids corner yang
disediakan ibu-ibu kader posyandu. Sebuah karpet manis dilengkapi mainan
masak-masakan membuat kakak anteng menunggu. Adik yang berada dalam gendongan
ummi, tak betah terus-terusan berada dalam gendongan. Ummi meletakkan adik di
lantai dan tak lama adik sudah merangkak menghampiri kakak dan turut bermain bersama.
Merangkak, menjumput mainan, melempar dan memainkannya merupakan stimulasi #motorikkasar dan
#motorikhalus untuk adik.
Di kids corner, kakak bertemu dengan teman sebaya. Mereka saling
berkenalan, pun ummi dengan ibu teman kakak tersebut. Meski baru bertemu,
mereka langsung bermain akrab. Sependek pengamatan ummi, saat berkenalan dengan
teman baru kakak lebih cepat beradaptasi dengan teman perempuan dibandingkan
teman laki-laki. Mungkin karena jenis barang yang dimainkan adalah sama. Teman
kakak namanya Syakira. Tak lama Syakira pulang terlebih dahulu sedangkan kami
masih menunggu data kakak dan adik dimasukkan ke data posyandu dan bidan.
Pulang dari posyandu, kakak minta untuk berjalan melewati
rumah teman kakak. Dan ternyata baru menuju gang tersebut, teman-temannya sudah
ada dan menjemputnya untuk bermain bersama. Ada kak Abi, dek Aza, mba Syakira
dan mas Dila. Mereka cepat sekali akrab dan kompak bermain apa saja. Ada pasir
di sebelah rumah kak Abi. Kakak ikut bermain pasir seperti teman-teman. Menuang
dan mengambil pasir ke gelas dan magic com mainan. Adik bermain boneka yang
disediakan kak Abi. Dia berlatih #sensori, memegang boneka untuk merasakan
teksturnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Hari sudah semakin siang dan adik
mulai mengantuk. Adik yang semula duduk, menjadi ingin digendong dan
menunjukkan #ekspresi protes. Rupanya adik mulai bisa mengekspresikan
perasaannya. Ummi meminta kakak untuk berpamitan dan pulang ke rumah.
Kesepakatan dimulai dengan penawaran.
Ummi : Kakak, kakak mau main berapa menit lagi?
Kakak : Dua menit lagi, Mi. (Meskipun dua menit adalah waktu
yang abstrak untuk kakak)
Ummi : Oke, ummi pasang alarm ya kak. Tapi ummi ngga bawa HP
kak.
Kakak : Ngga apa-apa mi. Pakai suara aja.
Ummi : Okeee…..
Lima menit kemudian,
Ummi : Tetetet… tetetet… tetetet… tetetet… tetetet… tetetet…
tetetet…alarm berbunyi kak, waktunya pulang
Kakak : Iya, sebentar ya Mi (sembari menuang pasir ke gelas,
dengan alasan membereskan)
Saat ummi menunggu kakak, adzan Dhuhur berkumandang. Kakak
masih menuang pasir. Kebiasaan kakak, kakak hampir selalu sholat berjamaah di
masjid. Seringkali kakak menangis kalau ketinggalan sholat berjamaah di masjid.
Maka, ummi memulai dialog dengan kakak. Mengingatkan bahwa adzan adalah panggilan
cinta Allah pada umatNya, bahwa kalau kakak tidak bersegera pulang untuk
membersihkan badan, berganti baju dan memakai mukena maka konsekuensinya kakak
tidak bisa sholat berjamaah di masjid. Ummi berupaya menyemai #fitrahkeimanan
kakak. Dari situ, alhamdulillah kakak tergerak untuk berpamitan pada
teman-temannya supaya bisa sholat Dhuhur berjamaah di masjid. Kakak pulang
dengan riang gembira, ummi mengucap syukur atas karunia Allah. Alhamdulillah…Allahu
Akbar…
#fitrahbernalar
#fitrahbelajar
#fitrahsosialitas
#fitrahkeimanan
#motorikkasar
#motorikhalus
#sensori
#ekspresi
Comments
Post a Comment