Hai putri kecil, mengapa kau sudah begitu besar?
Baru kemarin ummi beritahu engkau untuk tak membawa makanan
ke kamar.
Hari ini, dengan nyanyianmu, kau ingatkan ummi yang sedang
memegang kerupuk sembari mengetik di dalam kamar.
Adindaku, terimakasih telah mengingatkan ummi. Tentang
banyak hal yang ummi sampaikan padamu, tapi raga ini kerap kali lalai dan
justru melanggarnya. Darimu, ummi belajar menjaga komitmen dan konsistensi
Hai putri kecil, mengapa kau tumbuh dengan cepat?
Baru kemarin ummi memakaikan baju untukmu, menyisir rambutmu
dan memilihkan jilbab untuk menutup auratmu.
Hari ini, kau menolak bantuan ummi, memenuhi kebutuhanmu
sendiri seraya berkata, kakak anak mandiri ya Mi?
Ah nak, tak sanggup ummi menjawab dengan kata. Hanya
anggukan dan dekapan bangga yang ummi persembahkan padamu.
Hai putri kecil, kau baru saja menunjukkan keberanian dan
adab yang baik
Saat sepulang tarawih tadi, kau berlari menghampiri ummi
sembari melapor, “Ummi, kakak pulang dari masjid sendirian… Kakak berani Ummi,
ngga ada motor, ngga ada orang, padahal gelap loh…Yangti masih jalan disana, di
belakang kakak.”
Ummi tersenyum mengapresiasi dan melihat rona sumringah di
wajahmu. Setibanya yangti di rumah, tiba-tiba kau berkata, “Yangti, maaf ya,
kakak tadi jalan duluan…”
Sepenuh harap, ummi ingin menjadi teman bermainmu. Yang
pertama dan utama. Hingga laku ini kau tiru, hingga ucap ini kau gugu.
Terus bertumbuhlah,
menjadi muslimah tangguh nan lemah lembut. Yang antara tutur dan laku berjalan beriringan, seiya sekata
Comments
Post a Comment