Hari Ahad lalu, ummi, kakak dan adik bersiap mengikuti dzikir ma'tsurat di majlis ta'lim depan rumah. Sebelum berangkat, ummi dan kakak membuat kesepakatan. Ummi mengingatkan kakak bahwa forum dzikir adalah forum orang dewasa, yang mana membutuhkan konsentrasi dan terhindar dari kegaduhan. Artinya, saat kami siap masuk dan mengikutinya, kami akan taat aturan untuk anteng, dan tidak bersuara keras hingga memecah konsentrasi orang lain yang sedang berdzikir.
Sampai di tempat dzikir, kami duduk. Tak lama, adik sudah mulai bergerak merangkak. Kakak mulai menggaruk-garuk badan karena kegerahan. Tapi dia menyampaikan ke ummi dengan suara berbisik. Kakak masih ingat bahwasanya tidak boleh membuat kegaduhan di tempat tersebut.
Usai dzikir ma'tsurat, acara berlanjut dengan pelatihan Master of Ceremony yang diadakan Yayasan Khoirun Nisa'. Kebetulan hari itu adalah sesi kedua, yang mana peserta diberi kesempatan untuk praktik. Materi sudah narasumber berikan di sesi pertama di minggu sebelumnya. Kami berdialog,
Ummi : Kakak, ummi boleh praktik di depan?
Kakak : (menggeleng) ngga boleh...
Tak berapa lama, kakak meralat jawabannya,
Kakak : ummi boleh tampil di depan, tapi sambil nggendong kakak.
Ummi : ngga mungkin kakak, kalau sambil nggendong kakak, ummi bakal kesulitan. Ngga usah tampil aja ya kalau begitu :)
Kakak : lhooo...ummi maju, tapi sambil nggendong kakak...
Negosiasi pun dimulai. Ummi belum bisa mengikuti kemauan kakak. Kakak mulai merengek. Tapi dengan suara yang lirih... Dan lama-lama, dia tertidur. Ternyata kakak mengantuk. Ummi pun memutuskan tidak praktik di depan, karena belum siap juga :D
Menjelang acara usai, kakak terbangun. Saat ummi sampaikan kalau ummi belum praktik ke depan, kakak meminta kami maju dan praktik. Negosiasi dimulai kembali. Ummi menawarkan pada kakak untuk tampil di rumah saja, di hadapan yangti, yangkung dan om. Awalnya kakak keberatan, tapi kemudian dia berpikir dan menyetujui ide ummi. Kami pulang bersama dengan riang. Dan kakak berhasil menjaga sikap dan kesepakatan saat berada di forum umum.
Comments
Post a Comment