Hati yang Tertaut dengan Masjid
Hari ini, hati saya tergelitik untuk menuliskan tentang ini
setelah beberapa pertanyaan yang serupa menghampiri.
“Mba, Raysa koq bisa anteng ya di masjid? Mengikuti gerakan
sholat. Ngga bikin gaduh. Gimana cara melatihnya?”
Laa haula walaa quwwata illa billah…
Sesungguhnya, untuk menjawab saja saya tak sanggup. Karena
tidak ada lain ini adalah bentuk karuniaNya semata. Nikmat Allah begitu dekat
dan nyata.
“Sebelum mengajak anak ke masjid, pahamkan mereka dulu
dengan adab berada di masjid.” Begitu pesan seorang ahli parenting saat saya
mengikuti kelas beliau.
Apa saja adab di dalam masjid?
Dalam buku prophetic parenting, dijabarkan adab-adab di
dalam masjid yang antara lain adalah masuk masjid dengan tenang, meletakkan
alas kaki pada tempatnya, permisi pada orang yang dilewatinya, tidak
berlari-larian di dalam masjid, tidak mengganggu orang-orang dewasa,
mendengarkan dan menyimak khutbah, belajar, sholat, tidak main-main dan
sebagainya.
Imam Malik rahimahullah ditanya tentang seseorang yang
datang ke masjid dengan membawa anak, apakah dianjurkan?Beliau menjawab, “Apabila
(anak) sudah mengerti dan mengetahui tentang adab serta tidak main-main, maka
saya rasa tidak apa-apa. Apabila masih terlalu kecil dan tidak dapat tenang
serta masih suka bermain-main, maka aku tidak menganjurkannya.”
Terkait dengan mendekatkan hati anak dengan masjid, saya
teringat cuplikan isi buku Prophetic Parenting. Saya kutipkan sedikit disini.
Karena ini menjadi landasan saya dalam hal ini.
Comments
Post a Comment