Siang tadi, usai menemani om ke calon sekolah lanjutannya,
kakak meminta untuk dibelikan jus buah. Padahal kesepakatan kami selama
ramadhan adalah, kakak tidak makan dan minum di tempat umum. Maka mica tidak
bisa mengabulkannya. Kakak sempat protes dan tetap meminta jus buah. Mica
mencoba negosiasi dengan menawarkan membeli pepaya untuk di rumah. Kakak masih
menolak. Kami pun mendekati gerobak penjualnya dan melihat ternyata gerobaknya
masih tutup. Kakak menerima tawaran
mica, membeli pepaya saja. Perjalanan pulang berlanjut dengan lancar.
Karena baru saja membeli pepaya, maka siang tadi menu makan
adik adalah puree pepaya. Mica mengupas dan memotong bersama kakak, kakak
membantu membuang bijinya. Saat menghaluskan pepaya kami berdialog,
Kakak : Mi, pepayanya mau diapain?
Mica : Dihaluskan, mau buat makan adik
Kakak : Lho, pepaya kan manis mi. Adik belum boleh makan
manis kan?
Mica : Ah iya…benar. Adik memang belum boleh makan manis.
Tapi rasa manis yang berasal dari gula pasir itu kak. Kalau rasa manis yang ada
di buah, boleh dimakan adik kak…
Kakak : Ooh..jadi pepaya manis boleh ya mi dimakan adik?
Kakak yang nyuapin adik ya mi?
Mica : Iya, betul. Boleh dong, nyuapinnya gantian ya sama
ummi. Adik kayaknya udah laper tuh. Pengen cepet-cepet maem.
Sesi obrolan tentang gula dalam MPASI ini pun berlanjut saat
momen membaca bersama di malam hari, usia sholat tarawih.Mica membacakan isi
buku MPASI, terutama bagian larangan penambahan gula untuk MPASI di usia bawah
1 tahun. Buku tentang MPASI memang sedang mica agendakan untuk dibaca dalam
game level #5 ini. Terimakasih kakak, sudah mendorong mica membaca lebih banyak
dan lebih cepat.
Comments
Post a Comment