Suatu tantangan tersendiri bagi Mica, kala pekerjaan
domestik sedang menumpuk, dan kakak meminta perhatian khusus. Seperti siang
ini, saat Mica sedang mencuci perkakas dapur usai memasak, kakak yang sedang
ada di meja makan, meminta untuk diambilkan piring. Sebenarnya kakak bisa dan
biasa mengambilnya sendiri, tapi kali ini memilih untuk diambilkan.
Kakak : Ummi, mau kedelai edamame (sudah ada di atas meja)
Mica : Boleh, kakak
ambil piring untuk tempat kulitnya ya
Kakak : Ngga mau, ummi aja yang mengambil
Mica : Kakak, kakak bisa. Ayo, ambil sendiri
Kakak : Ngga, ummi ajaaaaaaa (mulai menggunakan nada tinggi)
Mica : Kakak, kakak sudah bisa jalan, bisa berjalan kan?
Ayo, ambil sendiri (kekeuh tidak mau mengambilkan dan hati mulai terasa
kesal memanas)
Kakak : Ngga mauuuuu, mau diambilkan ummi aja (nada tinggi
maksimal :D)
Mica : (menahan gemas sambil mencuci panci, rasa-rasanya
ingin menggigit panci. Tetap tidak mengambilkan tapi mendatangi kakak, dan
melihat beberapa barang milik kakak tidak berada di tempatnya) Kakak, ini
jilbab kakak koq disini? Segala sesuatu ada tempatnya. Kalau tidak berada di
tempatnya berarti ditaruh di tempat sampah, kan?
Kakak : Jangaaaan…. (berderai air mata)
Mica : (mencoba mengalah, mengambilkan piring) Ini piring
kakak. Maaf ya kak. Ummi percaya kakak anak mandiri (pasang senyum semanis
kurma lalu memeluknya)
Tangis kakak mereda. Ummi pun kembali ke dapur. Tak lama,
kakak terlihat beranjak dari kursinya, mengembalikan barang-barang miliknya ke
tempatnya. Lalu datang ke tempat sampah dapur, membuang kulit edamame dan
meletakkan piring ke tempat cuci piring.
Meleleh hati ummi. Betapa penting bagi Mica sedikit
menurunkan ego untuk melihat perilaku kooperatifmu, Kak. Terimakasih kakak.
#hari7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Comments
Post a Comment