Hijrah ke lingkungan yang berbeda tentu membuat diri
menyesuaikan diri. Terbiasa berada di lingkungan kondusif untuk belajar dan
berdiskusi, membuat Ummica merasa kehilangan saat di lingkungan baru belum ada
forum belajar serupa.
Saat bertemu dengan orang-orang yang menanyakan aktivitas,
saat Ummi menjawab, “mendidik anak dan menulis.”, tanggapannya adalah “oh, berarti
di rumah saja ya.”. Mica pun meringis.
Sempat terbawa arus perasaan menjadi sedih dan merasa powerless.
Tapi alarm diri berbunyi, Mica merasa itu tidak tepat. Anggap saja Mica sedang
bertemu Mr. Loose Loose. Yang harus dihadapi dengan jurus cancel-cancel go
away. Kalimat-kalimat negatif yang
diterima, diubah menjadi energi untuk bersiap melompat lebih tinggi. Karena
pikiran mempengaruhi segalanya. Mica pun menguatkan tekad untuk semakin
bersungguh-sungguh menjalankan Pendidikan Keluarga (Home Education)
untuk kakak dan adik.
Maka, Mica putuskan untuk fokus dan terus bergerak. Beberapa
bulan lalu Mica mencoba menginisiasi komunitas ibu pembelajar, mengajak
teman-teman sekolah dan tetangga, dan alhamdulillah pertemuan diskusi bisa
berjalan tiap bulan. Mengikuti lomba dongeng berkolaborasi dengan kakak untuk
memfasilitasi potensi ambassador-nya, dan mengisi kegiatan anak suatu yayasan.
Hingga siang tadi, saat mengobrol dengan seorang ibu muda
dalam suatu kegiatan, beliau bertanya, “Mica dulu sebelum disini aktivitasnya
mengajar ya?”. Saya menjawab mantap, “Iya, mengajar kakak, dan menulis.”
Entah mengapa, saat itu Mica merasa ada angin sepoi-sepoi
yang menyejukkan hati. Mica artikan pertanyaan itu sebagai bentuk apresiasi
lingkungan. Dan semakin meyakinkan diri, membersamai pendidikan keluarga dengan
penuh kesungguhan dan totalitas, akan mengantarkan rezeki yang tak disangka
dariNya
#hari9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Comments
Post a Comment