Mesa Dewi
Project : Membuat Cerita
Anak
Topik : Membuat Cerita Mengenai
Warna Sekunder
Woti Kini Lebih Percaya Diri
(Cerita tentang Woti, Wortel
Oranye yang Sempat Minder karena Warna Sekunder yang Dimilikinya)
Woti Si Wortel Oranye kecil hidup
di ladang sejuk yang terhampar luas di daerah Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Bersama keluarga dan teman-temannya, dia menghuni Ladang Bahagia, membantu pak
Tani memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat di berbagai penjuru daerah. Stiap
sore, biasanya anak-anak sayuran akan berkumpul untuk melakukan aktivitas
bersama. Mereka sering membuat prakarya, mengaji, mendengarkan dongeng, sampai
membaca buku bersama. Di sore yang cerah ini, Kak Caca si Cabai Merah, mengajak
mereka untuk bermain sains. Terdengar seru yah!
Kak Caca datang membawa beberapa
gelas bening dengan ukuran yang sama, tisu gulung dan pewarna makanan. Kak Caca
mau bikin apa ya? Ada yang tahu?
Ternyata, sore ini mereka akan
bermain rambatan warna! Ada yang sudah pernah mencoba di rumah belum ya?
Kak Caca meminta anak-anak Ladang
Bahagia untuk menyusun gelas bening berjajar, dari kiri ke kanan, diberinya
nomor urut 1 sampai 7. Di gelas nomor 1, ditetesi pewarna makanan warna merah,
gelas nomor 3 ditetesi warna kuning, nomor 5 dengan warna biru, nomor 7 dengan
warna merah lagi. Kemudian, di gelas yang sudah ditetesi pewarna, dituang air
hingga tinggi larutan mencapai ¼ tinggi gelas. Anak-anak sibuk membantu
mengaduknya hingga warna merata. Tisu gulung yang sudah disiapkan dipotong dan
ujung-ujungnya dimasukkan ke masing-masing gelas hingga menghubungkan dua gelas
yang bersebelahan. Lalu, kak Caca
meminta anak-anak untuk bersama-sama mengamatinya.
Apa yang terjadi?
Larutan warna perlahan terserap
oleh tisu yang merambat naik menuju gelas yang kosong. Lambat laun, airpun
menetes dan mengisi gelas-gelas kosong. Gelas nomor 2 menampung warna oranye,
gelas nomor 4 menampung warna hijau, gelas nomor 6 menampung warna ungu.
Darimana warna-warna itu bisa terjadi? Anak-anak menggaruk-garuk kepala karena
tak paham.
Kak Caca tersenyum sembari
mengeluarkan roda warna dari dalam tas ranselnya. Anak-anak diminta duduk manis
merapat. Kak Caca menjelaskan fenomena yang terjadi pada rambatan warna tadi. Oooo..ternyata
air bisa meresap dan mengalir pada tisu, karena tisu memiliki daya kapilaritas.
Dan warna oranye, hijau dan ungu yang mengisi gelas kosong itu merupakan warna
sekunder yang berasal dari percampuran warna primer. Lebih jelasnya kita lihat
di gambar berikut :
Anak-anak tertegun. Mereka terheran-heran
melihat klasifikasi warna. Kak Caca pun mengabsen, “Siapa yang disini berwarna
ungu?”
Teru si terong ungu mengacungkan jari, “Saya Kak”
“Nah, warna cerahmu itu berasal
dari warna apa?” kak Caca memberi tebakan.
“Merah dan biru ya Kak?” jawab
Teru setengah yakin.
“Iyap, betul sekali”
Sahut kak Caca.
Suasana menjadi
riuh ramai anak-anak yang menebak kategori warna masing-masing. Menjelang
senja, aktivitas main bersama ditutup dengan membaca doa kafaratul majlis. Anak-anak
pun segera pulang ke rumah masing-masing. Kak Caca tersenyum gembira melihat
keriangan mereka.
Eh, tapi lihatlah,
ada anak yang berjalan pulang dengan langkah gontai dan tertunduk lesu.
Siapakah dia?
Kak Caca pun
segera menghampirinya. Ternyata Woti si Wortel. Ada apa gerangan? Usut punya
usut, saat mendengarkan penjelasan kak Caca tadi, Woti menjadi minder. Dia
merasa bukan sayuran yang keren, karena memiliki warna sekunder. Baginya, keren
itu jika dia berwarna primer, seperti kak Caca si Cabai Merah yang berwarna
merah menyala atau pak Jaja Jagung Manis berwarna kuning. Dia ingin berwarna
primer, menjadi dasar warna-warna lainnya. Kak Caca mengangguk-angguk, mencoba
memahami perasaan Woti.
“Woti, setiap
pribadi itu unik. Adanya klasifikasi warna seperti warna primer, sekunder dan
tersier hanya untuk memudahkan penggolongan warna saja. Bukan berarti yang
memiliki warna primer lebih hebat daripada warna sekunder dan tersier. Coba
kamu ingat-ingat, betapa keberadaanmu sangat dinantikan oleh pak petani dan
masyarakat. Engkau sangat mudah menjadi sayuran idola anak-anak, karena selain
rasamu yang enak, kandungan nutrisimu sangat bermanfaat bagi manusia. Justru,
warna oranyemu itu yang menandakan dirimu kaya akan betakaroten yang merupakan sumber
vitamin A. Lihatlah aneka kelebihanmu Woti, dan berdayakan dengan optimal.
Jangan terpaku pada kelemahanmu dan menjadi lemah karenanya. ”
Ah iya, Woti
tersadar akan kesalahannya. Dia terlalu fokus pada kelemahan dan meremehkan
banyak kelebihan yang Allah titipkan padanya. Dia berjanji membuang perasaan
minder itu jauh-jauh. WotI dan kak Caca pun melanjutkan perjalanan pulang
dengan hati riang.
#ODOPfor99days
#day108
#griyariset
#ceritaanak
#warnasekunder
Comments
Post a Comment