19 Agustus 2016 lalu, kembali berkesempatan untuk menimba ilmu melalui Kuliah WhatsApp yang difasilitasi oleh grup ODOPfor99days. Kali ini narasumber yang berbagi ilmu adalah mba Carolina Ratri. Dari beliau, kami belajar mengenai tips dan trik dalam menulis kreatif. Ppsssttt...kelincahan beliau dalam menjiwai kalimat dalam setiap tulisannya adalah hasil kesungguhannya dalam menulis blog selama 10 tahun loh. Siap berproses? Yuk, kita simak ringkasannya dulu. Ringkasan Kulwap ini disusun oleh teh Shanty yang kemudian saya edit dan tandai bagian-bagian yang jlebb banget buat pengingat diri.
Belajar Menulis Kreatif dari Carolina Ratri di Kulwap ODOP#99days
#1 Pertanyaan Anittaqwa - Surabaya
Akhir-akhir ini saya kok kehilangan gairah menulis bukan
sekedar writing block tapi lebih parah lagi, justru saya asyik dengan
kegiatan baru.
Gimana ya cara mengembalikan semangat menulis?
Jawaban:
Been there done thatKalau sudah asyik dengan mainan baru, memang kadang jadi bikin lupa ya. Tapi, biasanya sih, kalau memang sudah mencintai menulis ya kita akan balik lagi kok. Ada rasa kangennya gitu.
Cuma, kalau ditinggalin lama-lama jadi berasanya kayak
pedekate lagi ya. Uhuk. Jadi lama aja gitu adaptasinya lagi.
Pelan-pelan saja. Pertama buka dulu dengan membaca
tulisan-tulisan lama kita. Kita jadi merasa dekat lagi dengan kegiatan
menulis. Lalu lanjut dengan membaca-baca tulisan lain yang bergizi, yang
sesuai minat. Jangan baca yang bikin emosi ya, macam berita politik atau
berita gosip. Eh tapi kalau minatnya di politik dan entertainment ya
bisa aja sih dua jenis berita itu membakar semangat.
Intinya pancing semangat menulis dengan membaca. Otak
ibarat tubuh. Saat dia dikasih nutrisi yang cukup, maka keluarnya juga yang
sehat-sehat. Tinggal nutrisi sehat yang tujuannya buat apa kan? Kalau buat
nulis, ya banyak baca. Kalau saya sih, it works everytime. Kadang abis
baca terus ya, bisa langsung nulis based on apa yang dibaca.
Dikembangkan sendiri.
Makin banyak nulis, makin peka kita bisa menangkap ide.
#2 Pertanyaan Novita - Tangsel
Bagaimana cara mengelola blog supaya layak jual. Apa harus
fokus pada satu tema atau beragam tema?
Jawaban:
Saya, pribadi, menyarankan agar teman-teman fokus ke satu
tema atau niche. Kenapa? Karena dengan demikian teman-teman sebagai
blogger akan lebih mudah dikenali. Misalnya nih, tema ditentukan dari awal
adalah parenting. Parenting ini juga masih luas sih. Bisa dipersempit lagi.
Misal, toddler parenting, atau teen parenting.
Dengan demikian lebih gampang dikenal, oh si Ibu A itu ya, yang suka nulis teen
parenting. Kalau ada hal-hal yang pengin diketahui mengenai teen parenting,
orang akan langsung menuju ke blog Ibu A. Nggak akan ke yang lain. Karena pasti
di sana, ditemukan jawaban dari permasalahan yang dialami.
Dengan niche atau tema yang kuat, teman-teman juga
akan lebih mudah "ditemukan" oleh brand/agency yang
membutuhkan jasa teman-teman. Dan pasti kebanyakan yang datang, pasti yang cocok
juga dengan tema blog teman-teman.
Bukannya blog dengan beragam tema itu nggak bagus. Bagus
juga. Boleh kok, tapi usahakan ada satu kategori yang lebih menonjol ketimbang
yang lain.
Dengan blog berniche, kita juga lebih kreatif meramu
konten lho. Kayak saya kemarin, diminta untuk bantuin teman campaign
soal reksadana. Gimana ya, caranya supaya nggak maksain masuk ke niche
blog saya yang creative writing? Akhirnya saya pilih angle dari
sudut freelancer yang lagi mau bikin dana pensiun.
Angle tulisan yang berbeda seperti ini biasanya
disukai banget sama agency/brand. Kalau mereka suka, next mereka
pasti akan nyari lagi kalau butuh.
Amin yaaaa…
#3 Pertanyaan Monik - Belanda
Bagaimana cara mengatasi procrastination saat
menulis. Jadi pas nulis tu kadang suka meleng, tadinya cuma mau nyari 'sinonim
kata' lewat thesaurus, atau cuma mau browsing suatu bahan tulisan.
Eh malah merembet browsing yg lain, trus mampir sosmed dll deh.
Jawaban:
Eh itu mah penyakit yg biasa menjangkiti kita ya.
Pekerjaan menulis, termasuk menulis blog, memang bukan
pekerjaan yang bisa dianggap gampang. Butuh fokus dan konsentrasi tinggi.
Makanya sebelum mulai nulis, singkirkan dulu semua pengganggu.
Kalau saya caranya gini, saya harus siapkan dulu outline
sebelum menulis. Outline selesai, saya cari waktu yang benar-benar bebas
gangguan. Saat saya mulai menulis, ya fokus nulis. Just write away.
Nggak boleh sambil liat tesaurus, ga boleh sambil riset dll. Cuma nulis. Ancur
ya biarin. Pokoknya selesaiin dulu. Karena riset kan seharusnya sudah kita
lakukan saat ngerjain outline. Masalah typo dan tesaurus itu kita
kerjakan nanti saat self editing.
Pokoknya tulis dulu.
Nulisnya selesai, baru editing. Ini sambil buka
tesaurus, buka rima kata dsb. Edit edit. Nggak boleh buka medsos sama
sekali. Kalau lagi nulis pun, hp selalu saya silent.
#4 Pertanyaan Shanty - Bandung. Bagaimana ceritanya awal
menekuni bidang menulis padahal sebelumnya sempat kerja dalam bidang desain?
Jawaban:
Awalnya ya karena ngeblog, Mbak. Ngeblog sesuka hati. Terus
suka bikin flashfiction. Terus belajar nulis gratisan di blog
teman-teman yang lain. Hahaha. Akhirnya keterusan sampai nulis buku dan
sekarang urus portal media online.
Udah nasibnya ke situ kayaknya.
b. Mau tau dong bagaimana ceritanya bisa menggawangi
RockingMama yang bagian dari Zetta Media? Padahal Ratri di Yogya dan bukan di
Jakarta?
Jawaban:
Itu juga #berkahngeblog tuh. Saya awalnya karena teratur update
blog, dan saya share di medsos. Eh, ternyata diamati sama Mas
Brilliant Yotenega, founder nulisbuku.com. Akhirnya suatu hari pas Mas Ega
datang ke Jogja, saya ditawarin untuk bikin portal khusus mama-mama itu.
Katanya sih, gaya tulisan saya pas banget sama yang dia cari.
Alhamdulillah ya. Hihihi. Portal media online seperti
itu kan nggak terbatas ruang ya, Mbak. Karena dikerjakan secara online.
Jadi bisa dikerjakan oleh siapa pun yang punya koneksi internet. Sudah gitu aja
sih.
c. Apa sih beda yang penting saat menulis untuk media online
dengan artikel di majalah?
Jawaban:
Sebenarnya sama saja sih. Mungkin di majalah tampaknya lebih
'mentereng'. Hihihi. Tapi sekarang majalah banyak yg tutup, Mbak. Beberapa
majalah kesayangan saya sudah tutup lho. Kayak Chic, Sekar ... hiks. Katanya
sih kalah berkembang sama media online. Majalah mahal sih ya, sedangkan
media online kan cenderung lebih murah buat orang-orang. Asal punya
kuota kan bisa baca-baca.
d. Siapa penulis favorit Ratri dalam dan luar negeri? Kenapa
suka mereka?
Jawaban:
Penulis favorit dalam negeri aku banyak, Mbak. Aku suka Agus
Noor, SGA, Yetti AKA, Ucu Agustin, Djenar Maesa Ayu, Clara Ng ... Banyak! Kalau
luar negeri, siapa ya? Kayaknya nggak gitu ngefans sama tulisan penulis
tertentu sih kalau luar. Tergantung bukunya aja.
Saya suka bgt mereka karena tiap kali selesai baca buku
mereka, tiba2 semangat nulis saya idup, Mbak. Tulisan mereka tuh mood booster
banget!
e. Ratri biasa menulis berapa jam sehari? Menulisnya di
kantor atau di rumah?
Jawaban:
Wah, berapa jam yaaa. Kan aku freelancer, Mbak, di
kantor. Jadi nggak harus ada di kantor 9 - 5 tiap hari. Jadi aku bisa bebas
menentukan sendiri waktu kerjaku. Biasanya sih aku nulis justru di weekend.
Sabtu, itu aku bisa seharian nabung artikel. Minggu kalau sore aja sih, karena
Minggu siang aku buat anak-anak kalau mereka pengin jalan-jalan. Sehari-hari,
aku paling edit-edit aja karena itu aja sudah time consuming ya.
(Lanjutan)
Target 10 artikel tiap Sabtu Minggu. Kadang tercapai kadang
enggak. Kalau nggak tercapai ya gpp santai aja. Kan pemyebabnya saya juga tahu.
Intinya, tertarget tapi santai.
Asal anak-anak udah asyik punya mainan sendiri, aku bisa
nulis hahaha. Dopingnya kopi palinganlah.
Tabungan Artikel yang sudah siap tayang |
Itu disiapin dulu outlinenya Mbak. Jadi
tinggal tulis aja. Nyiapin outline kan bisa kapan pun di mana pun.
Dioret-oret di mana pun kan. Sambil nunggu jemput anak aku juga ng-outline.
Tanggapan Miranti:
Mba Ratri, kalo nulis outlinenya cuma di awang-awang
maksudnya ga ditulis di kertas, enaknya diapain yah?
Ngebayangin bikin outline di laptop juga kok males
yah.
Jawaban:
Kalau di awang-awang itu ketiup angin langsung terbang Mbak.
Makanya aku selalu bawa notes kemana-mana.
Outline berupa poin-poin |
Outline yang sudah dilengkapi detil bahsan |
#5 Pertanyaan Dessy - Bandung
a. Mba Carra kan punya 2 orang anak dan saya lihat produktif
sekali dalam menulis, biasanya kapan waktu yang tepat untuk menulis di rumah?
Jawaban:
Ya itu aku alokasikan, Mbak. Aku bisa nulis kalau anak-anak
sekolah, atau pas mereka tidur. Dan itu aku efektifkan banget. No medsos,
hanya menulis.
b. Bagaimana cara untuk menentukan prioritas pekerjaan,
karena selain blogger, Mba Carra juga bekerja di Rocking Mama dan Stiletto
Book? Kadang saya nggak bisa membagi waktu yg baik antara menulis artikel,
pekerjaan dan penelitian saya. Ketika harus fokus, yg lain benar-benar
ditinggalkan. Bagaimana mba Carra menyiasati pekerjaan-pekerjaan tersebut?
Jawaban:
Aku bikin time pie, Mbak. Jam 7 - 9, aku editing
RM. Jam 9 - 14 aku ngerjain kerjaan Stiletto Book (masih disela dengan
jemput anak sekolah, nyiapin makan mereka dll), terus abis itu aku urus
anak-anak. Mandi, belajar, makan malam dll. Terus malam (tergantung aku
siumannya jam berapa) aku bisa pake lagi buat nulis atau editing.
#6 Pertanyaan Marina
Mbak Ratri, mau nanya kalau seandainya kita mau membukukan
postingan yg ada di blog, apa ada tips khusus atau do/donts nya?
Bagaimana membuat penerbit tertarik, padahal pengunjung blog
kita masih sedikit?
Terima kasih.
Jawaban:
Tergantung bahasan blognya ya, Mbak. Kalau memang topiknya
oke, ya bisa saja langsung dikirimkan ke penerbit. Cek saja ketentuan kirim di
masing-masing penerbit, karena beda-beda ya. Lalu dipatuhi.
So far sih saya sudah melamar Mbak Ridha Innatika dan Mbak
Fitriani Firmansyah, yang dua-duanya food blogger, membukukan blog
mereka, bisa dibilang gitu kan ya. Kenapa? Karena memang saat itu Homemade
MPASI dan Bento lagi trending ya. Ndilalahnya dua-duanya penjualannya
bagus.
Bagaimana membuat penerbit tertarik, ya balik lagi ke konten
dan topik, Mbak. Makanya ayo, bikin konten yang bagus dengan topik yang fokus.
Kalau topiknya ke mana-mana penerbit juga bingung, ini nanti bukunya bahas apa.
#7 Pertanyaan Afina - Bandung
Kalau boleh tau, penghasilan mba Carra dari menulis
kira-kira berapa mba?
Jawaban:
Berapa penghasilan sebagai penulis?
Banyakkkkk buanget, Mbak! Sampe nggak bisa diitung!
Saya bisa bergabung di banyak project, saya kenal dengan
orang-orang hebat di dunianya, saya punya ilmu banyak, saya diajak jadi
narasumber, saya ditarik menjadi managing editor, saya bikin buku, saya nulis
di blog ...
Banyak banget kan?
#8 Pertanyaan Wini Nirmala Gunawan - Bandung
Mbak Ratri. Pernah dapet komen ga enak? Gimana nanggepinnya?
Jawaban:
Seriiiing. Apalagi di artikel-artikel viral.
So far saya cuekin aja sih. Hahahaha.
Pendapat kan boleh beda-beda ya. Kalau semua dibaperin,
kita nggak akan pernah maju.
Ya down sebentar sih. Abis itu, ah, cuek aja. Tapi
kita juga perlu bijak saat berpendapat. Saya misal, kalau soal-soal yang
sensitif mendingan keep it private aja.
Saya orangnya males ribut soalnya hahaha
Down mah biasa. Tapi ya aku prinsipnya, kalau aku
nggak merugikan orang secara fisik, mental dan materi, aku nggak akan terlalu
musingin.
#9 Pertanyaan Miranti - Bandung
Bagimana bisa posting artikel di RM? Ada jalur khusus ga
buat member grup ini?
Jawaban:
Biasanya aku akan buka lapak nanya kali ada yg punya
draft yg sesuai atau artikel di blog. Biasanya aku akan minta link
artikelnya ditulis di kolom komen.
Nah kalau sesuai, aku akan minta repost di Rocking
Mama.
Nah, nanti kalau sudah ada draft di RM, aku akan ajak
gabung di RM Writing Labs. Nah di sana kita akan share dan brainstorming
bareng
Sebenarnya bebas aja sih mau posting di RM. Langsung sign
in aja kok.
Pesan Penutup
Ya itulah ya, teman-teman, nikmati saja setiap prosesnya.
Jangan buru-buru mikirin hasil. Fokus saja pada apa yang dikerjakan sendiri.
Saling berbagi, keep learning. Karena perkembangan zaman itu luar biasa
banget.
Intinya, ya kalau setengah2 ngerjainnya, hasilnya juga akan
setengah aja. Kalau males, ya ntar rezeki juga angot-angotan dateng. Harus
dicari cara masing-masing supaya terus semangat.
Poin-poin yang sempat saya catat untuk pengingat dari materi diatas :
- Pancing semangat menulis dengan membaca
- Fokuskan blog ke 1 niche
- Cara mengatasi procrastination : bikin outline - nulis - edit. NO GADGET
- Teratur update blog
- Bawa notes kemana-mana untuk bikin outline. Bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
- Sangat mengefektifkan waktu saat tidak ada anak-anak untuk menulis. Hanya MENULIS.
- Mengatur waktu dengan time pie. Mirip dengan teknik membuat aktivitas gelondongan di manajemen waktu Ibu Profesional.
Comments
Post a Comment