Apa saja yang dapat dilakukan untuk memberikan kenyamanan
pada balita selama menempuh perjalanan jauh? Berikut sedikit catatan kami :
Mengajaknya Beradaptasi dengan Lingkungan
Anak kecil sangat sensitif pada perubahan lingkungan. Pun di
kendaraan sekalipun. Bagi kami, jarak tempuh 13-15 jam merupakan waktu yang cukup
lama, dapat digunakan anak untuk beraktivitas banyak hal sehingga penting untuk
memberikan bekal kenyamanan terlebih dahulu. Untuk itu, setiap kali masuk
kereta api, tak berselang lama kami akan mengajaknya memandang sekeliling.
Minimal dengan penumpang di belakang. Atau berjalan menyusuri gerbong sembari
salim dengan penumpang lain. Kalau sekarang, seringkali dia yang sudah akrab lebih
dulu dengan penumpang sekitar. Berbonus membawa camilan di tangan kanan kiri,
:D
Memfasilitasinya untuk dapat Tidur dengan Nyaman
Pertama kali MeGi naik kereta api adalah saat dia berusia 3
bulan. Menempuh perjalanan Jombang-Bandung. Kami mengambil waktu berangkat di
pagi hari dan estimasi kedatangan malam hari, dengan pertimbangan suaya dia
lebih menikmati perjalanan. Menjelang Ashar, dia sudah mulai bosan rupanya. Mulailah
tangisan sendu khas bayi dia suarakan. Sangat berpotensi membangunkan orang
yang sedang tertidur. Bahkan sudah terbukti membuat anak seusianya juga ikut
menangis. Cukup lama, mungkin sekitar 2 jam. Dua bulan setelahnya saat kami
harus mudik kembali, kami mengambil jadwal malam. Ternyata, dia justru lebih
nyaman perjalanan malam hari. Lebih banyak beristirahat, dan jika bangunpun
tidak sempat bosan. Sejak saat itu, kami selalu memilih perjalanan malam. Semakin
bertumbuh besar, untuk tidur yang nyaman dia perlu tempat yang memadai, tak
cukup lagi berada di pangkuan Micha. Abinya mengalah, memilih duduk di bawah
supaya kursinya bisa digunakan MeGi untuk tidur dengan leluasa. Hingga penyewaan
bantal kereta pun menjadi langganan kami untuk teman duduk di bawah. Makin
besar, makin panjang pula dia. Pulang kemarin, 1 kursi tak lagi mencukupi
untuk. Untuk memulai tidur nyenyaknya, Micha dan Biya duduk di bawah dan dia
menguasai kedua kursi pesanan kami. Baru setelah terlelap nyenyak, Biya bisa
mengangkat kaki MeGi dan memangkunya. Sedangkan Micha memilih tidur di bawah
dengan koran dan bantal sewaan. Ini jadi mengingatkan Micha pada Yangkung
Yangti. Karena dulu jika naik kereta, saat Micha masih kecil, hal itu pula yang
dilakukan Yangti dan Yangkung di dalam kereta. Aaaaah, alhamdulillah, MeGi bisa
beristirahat dengan nyaman. Kamipun dapat beristirahat cukup nyaman
Membawa Makanan dan Camilan Kesukaan yang Praktis
Tidak banyak yang dia makan selama perjalanan, tapi sering. Untuk
perjalanan malam dengan durasi 13-15 jam, biasanya kami membawa 1 porsi makanan
berat, roti isi coklat, buah-buahan, camilan, jus buah dan susu UHT rasa plain.
Mendengarkan Keinginannya
Ada kalanya dia bosan, maka kami mengajaknya berjalan
menyusuri gerbong. Ada kalanya di bertanya pemandangan, maka kami jelaskan
sembari tadabbur alam. Ada kalanya dia lelah, maka dia akan tidur telungkup dan
kami pijat badannnya. Kami sadar, perjalanan panjang ini tidak mudah untuknya. Tapi
dia dapat menyerap informasi dan merekam momen ini sebagai jejak masa kecilnya
dengan baik jika terlalui dengan menyenangkan. Dan itu menjadi tugas kami.
Yuk, bepergian bersama J
#griyariset
#risetkeluarga
#ODOPfor99days
#day28
Comments
Post a Comment