Horeeee....akhirnya masuk sekolah kembali...
Hari Selasa, 17 Juli 2016 lalu, akhirnya kelas Matrikulasi
Ibu Profesional kembali berjalan. Setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri yang
cukup panjang, materi belajarpun kembali digulirkan. Kelas pun riuh ramai
seperti halnya anak-anak di hari pertama sekolahnya. Banyak yang mengaku butuh
penyegaran. Pada anak sekolah, libur terlalu panjang akan membuatnya lupa cara
menulis dan tulisannya pun menjadi lebih jelek dari sebelumnya. Sama halnya
dengan para ibu disini. Libur panjang diakui membuat para ibu kehilangan
amunisi dalam menjalani aktivitas, butuh penguatan kembali. Apa materi yang disampaikan
untuk minggu ini? berikut resumenya :
MATERI MATRIKULASI BATCH #1
TM #7
MENEMUKAN MISI SPESIFIK HIDUP
Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras
dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup
ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.
Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti,
Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitaas hidup kita ini tidak akan
selalu dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa
meningkat kemuliaan hidup kita. Karena Rejeki itu kejutan, nilai rupiah itupun
bonus dari kesungguhan kita bukan yang dicari sebagai obyek utama. Mohon
dipahami dulu dengan seksama materi sebelumnya, kemudian praktekkan agar kita
semakin yakin akan proses menjemput rejeki.
Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya
dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah
hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah
menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi
hidup. Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan
dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki
taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata
kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi
tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi
mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh
sebagaian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis).
Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila
menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena
keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga
selalu memiliki ciri-ciri :
a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar
b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah
capek.
c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar
tinggi
d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena
bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.
Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi
hidup dan produktivitas :
a. Kita ingin menjadi apa (be)
b. Kita ingin melakukan apa (do)
c. kita ingin memiliki apa (have)
Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita
perhatikan :
a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan
kita (lifetime purpose)
b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke
depan ( strategic plan)
c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun (
new year resolution)
Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas,
maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda
pikir memang harus diubah.
Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang
bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah
dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta
menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita
lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari
membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal
fokus”.
Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan
produktivitas, silakan dibuka diskusi dan esok hari saya akan lebih detilkan
materi ini secara real di nice homework #7 berbasis dari kekuatan diri
teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #6.
Salam Ibu Profesional,
/Septi/
SESI PERTANYAAN DAN DISKUSI
1. Teh Shanty- Bandung
Jadi bertanya-tanya, pernahkah atau adakah orang yang kita
pandang secara materi kurang, tapi memiliki kemuliaan?
Jawab : Inilah
materi utama saya di tour de talents untuk anak-anak. Saya
silaturahim ke orang-orang yang senantiasa menaikkan kemuliaan hidup, sehingga
indikatornya bahagia dan sukses. Contoh pertemukan anak-anak ke tukang
sampah di Jogja pak Wisnu namanya, yang dengan tulus mengambil sampah dari
rumah ke rumah sambil mengedukasi warga satu desa. Bonusnya dia sempat
dipanggil Oprah Winfrey untuk talk show. Kemudian saya ajak bertemu
dengan Prigi Arisandi, yang awalnya hanya membersihkan sungai Brantas saja, dan
akhirnya bisa mendapatkan penghargaan yang langsung diserahkan oleh Barack
Obama, ada pak Sumadi yang mengedukasi jamban di desa-desa, sehingga terkenal
dengan Sumadi Jamban :), ada Tri Mumpuni seorang perempuan pejuang mikrohidro,
dan masih banyak lagi daftar orang-orang yang meningkatkan kemuliaan hidup,
materi mengikuti sebagai bonus sebuah kesungguhan.
2. Uput - Bandung
Kalau mmg tergantung cara pandang soal kemuliaan ini apakah
artinya kemuliaan ini adalah perjalanan tiada henti sampai kita meninggal?
Karena sejatinya kemuliaan itu Allah yang menilai dan tidak ada standar khusus
dalam penilaian manusia thd manusia lainnya
Jawab : Betul teh, kemuliaan itu perjalanan tiada henti
sampai kita meninggal di dunia, dan sekali lagi hanya Allah yang tahu kadar
kemuliaan hidup kita. Yang bisa kita rasakan adalah ketentraman hidup dan
kebermanfaatan bagi sesama dan alam semesta.
3. Nia Nio - Depok
Noble atitude seperti dalam kurikulum bu Septi untuk
anak-anak itu yang seperti apa?
Jawab : Saya berikan contoh dalam menggali fitrah belajar ya
mbak. Di awal kami menerapkan 4 hal yang menjadi tujuan anak belajar sesuatu
sampai bermanfaat :
a. Tahap Intellectual Curiosity
Anak-anak akan mempelajari sesuatu dimulai dari rasa ingin
tahu dari dalam dirinya, bukan dijejali, ini menjadi salah satu ciri manusia
yang senantia berpikir. Inside-Out, bukan Outside-In.
b. Tahap Creative Imagination
Mengembangkan kemampuan kreativitas anak, karena ini modal
utama sebuah perubahan hidup.
c. Tahap Art of Discovery and Invention
Dari mempelajari ilmu-ilmu tersebut, muncullah satu kata
dari mulut anak "AHA!" ternyata bla....bla...bla...
d. tahap Noble Attitude
Tahap tholabul 'ilmi-nya ini menumbuhkan sebuah action
berbagi, entah berbagi proses atau berbagai kebermanfaatan hasil, sehingga
memunculkan ilmu-ilmu baru dan meningkatkan kemuliaan hidup.
Maka sebenarnya janji Allah pasti, "Akan dinaikkan
derajaT manusia yang menuntut ilmu", maka menuntut ilmu yang seperti
apa? maka inilah yang membuat kita "berpikir"
4. Andita - Malang
bu...wkt memperkenalkan anak-anak dengan orang-orang
tersebut
Teknisnya bgmn bu?cara menghubungi org2 tsb?
Kq ibu n kelg.terfikir utk memprknalkan k a-b-c ..apakah mmg
ada list khusus/gmn Bu?
Jawab : Pertama, menguatkan fokus konsentrasi pikiran
kita sebagai orangtua, kalau istilah umumnya "red car syndrom",
apabila kita fokus ke mobil warna merah, maka sepanjang perjalanan rasanya
ketemu terus dengan mobil warna merah, padahal sebenarnya mobil warna merah itu
selalu lewat terus, hanya saat itu pikiran kitalah yang nggak fokus. Dari awal
saya dan pak Dodik sudah berprinsip anak-anak harus punya banyak referensi
tentang "profesi dan peran hidup" sehingga mereka jadi kaya akan
pilihan. Kemudian kita buat daftar profesi dan talents seperti apa saja
yang ada di muka bumi ini. Sehingga terbagilah profesi para profesional (employee,
self employee, bussiness owner dan investor) dari sana kita
lihat mana yang sukses dan bahagia, kemudian kita list, muncullah
orang-orang yang berada dalam fokus pikiran kami dari berbagai kuadran.
5. Teh Shanty - Bandung
I see... Jadi teringat sosok inspiratif yang sering
ada di sosok Kompas atau di Kick Andy. Orang-orang bersahaja yang banyak
berarti bagi orang lain.
Jawab : Betul bisa dimulai dari hal tersebut teh, pekerjaan
saya dulu juga ngumpulin kliping tentang sosok-sosok hebat di kompas,
dan cerita ke anak-anak bahwa di jaman sekarang banyak juga orang-orang baik
seperti saat jaman Rasulullah, kemudian kita jelaskan apa yang bapak ibu dan
kita lakukan juga sedang berproses ke arah sana, sehingga suatu saat di
tahun 2006, saya masuk liputan di sosok Kompas dan Kick Andy di tahun 2007,
baru anak-anak makin yakin dengan proses yang sedang dijalankannya bersama
orangtuanya.
6. Farda - Surabaya
1.apa ada kemungkinan misi spesifik hidup berubah Bu
dipengaruhi keadaan, sumber daya, dan perubahan kondisi hidup yg diluar
perkiraan?
Jawab : Menurut pengalaman saya, misi spesifik hidup itu
sebenarnya tidak pernah berubah, cara menemukannya saja yang bermacam-macam dan
dengan berbagai cara, tapi ketika dilihat benang merahnya ternyata apa yang
kita kerjakan mengarah kepada "misi spesifik hidup kita". Contoh
ketika "galau" dulu proses saya mencari misi spesifik hidup adalah
dengan berjualan baju dan berganti dengan berjualan soto, ternyata sepanjang
berjualan baju dan berjualan soto yang saya lakukan adalah "mengajar dan
menginspirasi para ibu yang mau beli baju dan mentraining serta
memotivasi setiap pagi ke para tukang masak, tukang belanja dan pramusaji
warung soto saya. Ya lama-lama baju dan sotonya tutup tapi ilmu training
saya makin naik hehehe.
2.berbicara indikator mulia,
seberapa pentingkah kedudukan mulia secara duniawi (manusia) dan dimata allah,
menurut bu septi. Krn ada namanya personal branding dlm dunia manajemen yg tyt
jg berpengaruh ya bu?
Jawab : Mulia di mata Allah lebih dari segalanya mbak.
prinsip kami selama Allah dan rasulNya tidak murka, jalan terus, meski banyak
manusia yang mencemooh kita. Branding penting? iya, maka branding
itu akan ketemu dengan seiring kita menemukan misi hidup. Maka pak Dodik sangat
mementingkan "personal branding dan family branding”
terlebih dahulu, sebelum masuk ke "product branding", biar
tidak bertabrakan dengan core values keluarga kita.
3.karena materinya butuh pemahaman mendalam bisakah dibantu
diilustrasikan Bu? Dg seorang tokoh?
Jawab : seperti pertanyaan teh Shanty di atas ya mbak,
sangat banyak contoh di muka bumi ini. Teman-teman bisa cari dengan keyword "social
enterpreneur" nanti akan ketemu lagi dengan banyak orang-orang yang
berada dalam fokus pikiran kita.
7. Teh Lendy - Bandung
Cara menyatukan frekuensi dgn orangtua, bagaimana yaa..Bu
Septi...?
Jawab : Buktikan dan terus berproses. Lebih sering
menunjukkan kebaikan kita ke orangtua dibandingkan saat dulu belum berubah.
Jangan pernah pikirkan "persepsi orangtua ke kita", atau orang lain
ke kita, teruslah berbuat baik dan raih kemuliaan di mata Allah. Berat?
iya, tapi surga jaminannya insya Allah. Kalau surga itu gampang diraih, pasti
tidak ada ujian yang seberat itu.
8. Teh Shanty - Bandung
Saya hobi ngumpulin kliping sosok inspiratif. Tapi asli
nggak kepikiran untuk kenalan langsung. Abis rasanya orang jauh banget di tipi.
Ha...ha... Sampai malam ini..
Jawab : itu biasanya karena kita tidak tahu jelas tujuan
kita ngumpulin teh hehehehe. Kalau saya dulu kekeuh harus bisa bertemu
dengan orang-orang hebat itu karena untuk anak saya. Sehingga itu membuat kagum
Ara kecil, ibunya ibu rumah tangga biasa, tapi setiap kali orang tersebut ada
di TV, tidak lama kemudian pasti ketemu dan seakan-akan sudah jadi kenalan
lama ibunya. Sehingga sampai hari ini Ara itu masih punya mindset bahwa
" semua orang terkenal itu pasti teman ibunya", hal tersebut membuat
dia pede, meski saya sendiri nggak kenal sebenarnya hehehe.
9. Farda - Surabaya
Menanggapi jawaban dr tanya mb
shanty ttg orang2 inspiratif-mulia tsb. Seingat saya (mohon diklarifikasi ya
bu)..bahwa bu septi saat masa kegiatan kaya wawasan, mengajak menemui anak dg kriteria
orang "bahagia" lalu beranjak ke orang yang "sukses dan
bahagia". Nah, dr paparan ibu, rata2 ada salah satu tanda kriteria yg jadi
tolok ukur org tsb pernah "mendapat pengakuan" dr sebuah
lembaga/institusi/acara talkshow/media. Apa itu jd kewajiban bu? Atau kita jg
boleh mengajak anak kepada orang disekitar rumah kita yg mgkn belum
"terakui" luas ?
Dan untuk mengawali action skrg bu, mgkn ada tips trik
teknis saat bu septi duLu mengawali ingin bertemu orang2 hebat
bu..polanya biar bs saya adaptasi duplikasi. jazakilah
khoir bu Septi atas ilmunya
Jawab:
mbak farda, betul di masa 0-7 th kami berdua mengawali tour
de talents dari orang-orang terdekat, ada penjual makanan yg sukses dan
bahagia ( sukses dan bahagia syarat wajib, skalanya saja yg berbeda) di sekitar
rumah, tukang salon yang sukses dan bahagia, kami datangi. Setelah
anak-anak usia 7 th ke atas ( dengan catatan sudah memiliki adab yang benar)
maka mulailah menaikkan level anak-anak untuk bertemu dg orang2 yg
"wilayah kerja" misi hidupnya lebih tinggi bisa skala nasional dan
international. Berbagai cara kita tempuh, salah satunya dengan
mengumpulkan berita ttg org2 hebat, membaca biografi mereka lewat buku,
silaturahim dll.
Tip dan triksnya bermacam-macam :
a. Mengirimkan personal message
b. Telepon
c.Mengikuti seminar dengan pemateri orang-orang yg dituju
e. Mengikuti pameran/expo yg didatangi oleh
orang-orang yg dituju
f. Ikut komunitas
g. Silaturahim langsung ke rumah
Teknisnya harus jadi ibu yang pede, tahu adab dan sopan
santun bertamu, memiliki kemampuan mendengarkan yg dahsyat. Ini kunci
suksesnya. Sebaiknya 7 th ke atas dan paham adab. kalau 7 th ke atas ternyata
belum punya adab, tunggu sampai adabnya tumbuh, ini indikator utama.
10. Teh Fiena dan mbak Nesri
Senada pertanyaannya dengan Mb Nesri,
Apakah kemuliaan yang hakiki bisa di indikasikan menjadi
'dihargai' tidak hanya dari segi materi seperti pada umumnya orang memberi
tolak ukur untuk seseorang yang dikatakan 'berhasil'?
Kemuliaan itu erat kaitannya dengan ketentraman hidup,
karena kemuliaan hakiki dan abadi terletak pada usaha untuk meraih
kesempurnaan spiritual serta keutamaan-keutamaan ruh dan moral. Dalam surat
al-Fatir ayat 10, Allah Swt berfirman, "Barang siapa yang menghendaki
kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya." Jelas bahwa para
pencari kemuliaan harus memohon kemuliaan tersebut dari Allah swt, sebab
kemuliaan adalah milik-Nya dan manusia akan meraihnya di bawah cahaya
penghambaan dan penyerahan diri.
Setelah materi ini disampaikan, pemahaman materi dikuatkan dengan pengerjaan tugas NHW #7 mengenai misi hidup dan produktivitas. Pengerjaan tugas versi saya bisa disimak disini
#institutibuprofesional
#programmatrikulasi
#misihidup
#griyariset
#ODOPfor99days
#day98
Comments
Post a Comment