[Pendidikan Berbasis Keluarga]
16 Juli 2016
Diskusi Konsep Fitrah dan Perancangan Kegiatan CBE HebAT Bandung
Dari info grup WhatsApp HebAT, agenda dalam pertemuan
ini ada 3, yaitu :
- Kajian konsep fitrah
- Briefing untuk mentor anak
- Merancang kegiatan CBE HebAT Bandung (berdasar framework)
Diskusi dimulai dengan perkenalan antar member, dilanjut sharing
konsep fitrah sesuai pemahaman masing-masing keluarga. dari cerita
masing-masing keluarga, saya mendapat banyak pelajaran.
Kajian Konsep Fitrah
Ada seorang bapak dengan 5 orang anak yang keseluruhannya
adalah homeschooler. Beliau menceritakan gaya pendidikan keluarga yang
cenderung bebas. Mengambil hal-hal baik dan positif sesuai dengan nilai
keluarga. Ada juga seorang bapak yang menceritakan pengalamannya mendampingi
putra-putrinya belajar. Bahwa sang bapak sempat mengalokasikan waktu beberapa
bulan untuk tidak bekerja seperti biasa, demi mengamati perilaku belajar sang
anak. Dan hasilnya, beliau meminta sang istri untuk resign dan hadir
sepenuhnya mendampingi anak-anak bertumbuh kembang dan belajar. Ada juga
seorang bapak yang anak sulungnya sudah menginjak SMA, dan memutuskan supaya
anaknya memperdalam agama dan skills di usia SMAnya, tidak lagi
mengenyam bangku formal. Semoga saya tidak salah tangkap dari pemaparan beliau-beliau.
Diskusipun mengalir ke kondisi anak-anak yang sekolah. Ternyata tidak sedikit
anak-anak yang mogok sekolah. Merasa waktu belajar yang terlalu panjang dan
menjenuhkan, hingga mereka enggan dan memilih untuk sekolah di rumah bersama
orangtuanya. Inilah yang sering menjadi titik balik para keluarga. Siap tidak
siap, jalani. Karena anak memang menghendaki seperti ini.
Dari cerita-cerita para kepala keluarga tersebut, betapa
saya merasakan nikmat Allah yang begitu besar. Dipertemukan dengan komunitas
belajar sejak anak sulung baru lahir. Sehingga meski masih compang-camping,
setidaknya berada di starting point yang sesuai. Belum terlambat,
insyaAllah. Dan, masih ada waktu untuk memantaskan diri menjadi fasilitator
belajar keluarga. Sekolah atau tidaknya anak-anak kami kelak, sepenuhnya
diputuskan oleh mereka. Namun, jika nanti ternyata mereka menginginkan homeschooling,
kami harap nanti kami akan mengangguk menyetujui dengan ilmu dan ketrampilan
yang mumpuni.
Cerita inipun menjadi bahasan kami berdua saat Home Team
Disscussion. Suami mengangguk-angguk, kemudian berujar, “Biya harap,
langkah yang kita lakukan, selalu dengan pertimbangan yang matang dan merupakan
hasil kesepakatan. Sehingga kita melangkah dengan penuh keyakinan. Kita
sekeluarga, bukan pribadi masing-masing. Sehingga, harapannya bisa memperkecil
hal-hal yang bisa kita sesali di kemudian hari.”
Briefing mentor anak dan merancang kegiatan anak CBE HebAT Bandung
Seusai sholah Dhuhur, agenda berlanjut kesini. Disini kami
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama, untuk orangtua yang memiliki anak
berusia 0-7 tahun, sedangkan kelompok kedua untuk orangtua dengan anak usia 7-14
tahun. Dalam kelompok, kami menyusun aktivitas anak baik jadwal dan ragam
aktivitas yang sekiranya dapat difasilitasi oleh para anggota kelompok. Ya,
setiap anggota bergiliran menjadi fasilitator dalam aktivitas tersebut. Bukankah
perlu orang satu desa untuk membesarkan seorang anak? Agenda yang telah disusun
tersebut direncanakan efektif berjalan mulai bulan Agustus 2016.
#griyariset
#pendidikanberbasiskeluarga
#pendidikanberbasisfitrah
#pendidikanberbasiskomunitas
#ODOPfor99days
#day89
Comments
Post a Comment