1 Juni 2016
[Mini Project] Sesi 2
Mengenal Resiko dan Tanggung Jawab
Ambil - Mainkan - Kembalikan |
Setelah pagi tadi berkunjung ke kantor Imigrasi Bandung,
kegiatan sore hari adalah di luar rencana dan sempat membuat Ummi
terkaget-kaget. Siang itu Ummi sedang asyik di dapur, sedangkan MeGi
berekplorasi di ruang tamu setelah sesi membaca bersama. Ruang tamu dan dapur
nyaris tak ada jarak, sehingga saya bisa mengamatinya dengan mudah sembari
beraktivitas. MeGi datang menghampiri Ummi di dapur, mengambil kursi kecil yang
biasa Ummi gunakan untuk mengambil barang di lemari gantung.
“Pinjam ya Mi, buat naik.” Ujarnya meminta izin dan Ummi balas
dengan kalimat singkat, “Iya Nak, hati-hati ya”
Sesaat kemudian, dia sudah asyik berusaha naik kursi untuk
mengambil barang di rak buku bagian atas, di ruang tamu. Ummi tak menaruh
curiga sedikitpun. Berapa saat kemudian, Ummipu menghampiri MeGi. Olala,
lumayan kaget juga, ternyata dia tadi mengambil push pin yang Ummi
sembunyikan di rak buku bagian atas. Jadi, dia anteng karena sedang bermain menancapkan
push pin ke atas busa spons
bekas alas setrika yang memang sering kami gunakan sebagai media bermain.
Tahan nafas sejenak, perlahan hembuskan.
Bertanya dengan
suara lembut tapi khawatir,“Waah…lagi asyik main ini ternyata. Kereeeen…
Kira-kira tadi ada yang jatuh ke lantai nggak ya?”
“Ngga koq Mi” dijawabnya dengan mantap dan menenangkan. Seolah
menangkap kekhawatiran pada nada bicara Umminya.
Hmm…mencoba memberi kepercayaan padanya dan menjelaskan
resikonya, “Oke, hati-hati ya mainnya. Kalau ada yang jatuh ke lantai (tercecer)
langsung dimasukkan ke tempatnya ya. Kalau kena kaki, bahaya, bisa berdarah.”
“Berdarah? Kayak kami dek MeGi dulu?” tanyanya sembari
mengingat saat kakinya terluka terkena pecahan kaca.
“Iya, berdarah. Kayak waktu itu. Tapi ini kan jarum, lukanya
bisa sampai dalam, lebih sakit. Nih, sakit kan?” Sembari menggoreskan jarum push
pin ke kakinya dia dengan perlahan.
“Oo..sudah pernah koq Mi”
Heu, dia mengira terluka atau berdarah itu kejadian sekali
mungkin ya. Geli juga mendengar jawabannya, entah diawab santai karena merasa
luka di kaki waktu itu cukup tidak sakit atau merasa kalau sudah pernah terluka
ya tidak akan terluka lagi. Hahaha
Akhirnya saya ikut bermain dengannya. Menancap push pin di
busa hingga tertempel semua. Nampaknya dia puas. Selanjutnya saya kembali ke
dapur. Beberapa menit kemudian, dia
memanggil ia kembali. Kali ini dengan membawa sesuatu, dia berusaha mendekati
saya. Belum sampai di dapur, terdengar bunyi barang-barang kecil yang jatuh. Rupanya
barang yang dia bawa, berceceran di lantai, dan barang itu adalah PUSH PIN!
Yeah…kaget rasanya, tapi mencoba menahan diri. Kami pungut bersama. Dari situ
saya tahu, rupanya dia ingin menunjukkan pada Umminya, bahwa push pin yang
tadi dia gunakan untuk bermain, sudah dia rapikan dan kembalikan ke tempatnya. Bersih,
rapi, satupun tak ada yang tertinggal di lantai. Saya pun menyadari untuk perlu
segera switch, dia bukan tidak hati-hati, tapi sudah bertanggungjawab
membereskan mainan dan bersemangat menunjukkannya segera ke Umminya. Karena saking
semangatnya itulah, sehingga sampai bisa berceceran di lantai saat dia
membawanya pada Ummi. Ummi mengapresiasimu, Nak. Terimakasih telah belajar
dengan baik J
#ODOPfor99days
#day10
#griyariset
#miniproject
Comments
Post a Comment