[Mini Project]
Hari ini, ada 2 mini project yang dilakukan oleh
Mentari Pagi. Sejak malam sebelumnya, kami sudah sounding supaya
keesokan harinya dia bangun pagi karena kami akan berangkat awal menuju kantor
imigrasi untuk membuat paspor. Pagi itu, pukul 5.30, saya dan suami sudah mulai
bersiap. Mentari Pagi belum menunjukkan tanda-tanda bangun tidur. Sembari
bersiap, kami panggil-panggil dia, masih juga belum ada jawaban. Jam dinding
sudha menunjukkan pukul 06.00, kami berdua memutuskan untuk membangunkannya
sekali lagi, jika masih juga terlelap, maka kami langsung menggendongnya dan
membawakannya baju ganti untuk ganti saat antri disana nanti. Kami menggoyang
badannya perlahan, belum ada tanggapan. Bismillah, kami menggendongnya. Nah,
saat itu juga, dia mulai membuka mata. Selesai membacakan doa bangun tidur,
kami ingatkan padanya bahwa hari sudah pagi, kita mau berangkat untuk mengurus
paspor. Mendengar kalimat tersebut, alhamdulillah dia merespon dengan baik.
“ Udah pagi ya Mi? Mau berangkat, bikin paspor?”
“Iya, kita harus berangkat pagi-pagi, supaya antrinya ndak
terlalu panjang. Yuk, berangkat.”
Setelah berbincang sejenak, kami bertiga berangkat.
Sesampainya di kantor imigrasi, kami diarahkan untuk segera
mengisi berkas. Kami mencari tempat duduk yang nyaman, dan sayapun mulai
mengisi berkas. Si Mentari Pagi masih mengamati ruangan dan keadaan. Jam
menunjukkan pukul 06.30, belum terlalu banyak orang yang datang. Di sela
pengisian berkas, saya menawarkan air minum dan roti padanya. Bangun tidur,
pastilah dia lapar. Benar saja, air minum direguknya beberapa kali. Rotipun dia
buka dan 1 potong besar nyaris dia habiskan sendiri. Bersamaan dengan saya
selesai mengisi berkas, dia menunjukkan muka belepotan selai coklat. Berkas
saya berikan pada suami, dan kemudian bergegas ke kamar mandi membersamai
Mentari Pagi. Kami keluar melalu pintu depan, ternyata kamar mandinya ada di
belakang, di dekat parkir motor. Terdiri dari 2 kamar mandi dengan WC jongkok. Sebenarnya
ada wastafel di sebelahnya, tapi karena cukup tinggi dan si MeGi kesulitan
menjangkaunya, kami mencuci tangan di kamar mandi. Alhamdulillah, dengan
demikian dia bisa menyalakan kran dan membersihkan mulutnya sendiri.
Selanjutnya, kamipun kembali ke ruang antrian.
Antrian dibuka tepat pukul 07.30, untuk pemohon lansia dan
balita, didahulukan pelayanannya, termasuk untuk MeGi. Pengecekan berlangsung
cepat, berlanjut dengan mendapatkan nomor antrian untuk foto diri. Sebelum
foto, kami menunjukkan anak-anak yang sedang difoto oleh petugas imigrasi. Dia mengangguk-angguk
mengerti. Anak kecil foto dengan posisi berdiri. Sekilas mengamati, alhamdulillah
petugas yang melayani sesi foto anak, cukup interaktif dengan anak. Selama
proses, beberapa kali bapak tersebut menebar
senyum, mengajak MeGi berceloteh dan tidak terburu-buru. Saya tak bisa
mendampinginya hingga selesai karena antri di loket yang lain dan cukup
berjauhan. Tapi alhamdulilah dia tenang dengan dampingan Abinya. Saat saya
kembali, dia juga sudah difoto. Lucu hasilnya, mimik wajahnya serius gimana
gitu :D
Sepulang dari kantor imigrasi, saya bertanya padanya.
U : Tadi darimana?
M : Kantor imigrasi.
U : Buat apa kesana?
M : Bikin paspor.
U : Terus, disana Mbak ngapain aja?
M : Duduk, terus difoto, cekriiiik..gitu, Mi
U : Ooo..gitu. Memang paspornya buat apa sih Mba?
M : Buat dibaca-baca Mi
U : Haaaa…oke. Baiklah :D
Alhamdulillah mengurus paspor jalur online di kantor
Imigrasi Bandung cukup ramah bagi anak. Pelayanannya cepat dan singkat (*asal
berangkat pagi) membuat anak tidak sempat rewel. Kalau dihitung, hanya 1.5 jam
waktu yang kami perlukan untuk mengurusnya. Jam 06.30 sampai kantor, jam 08.00
urusan selesai. Mengenai detil pengurusan paspornya, saya tulis di tulisan lain
ya, InsyaAllah.
#ODOPfor99days
#day9
#griyariset
#miniproject
Barakallah, de...
ReplyDeleteJadi destinasi kemana...?
*uda siapsiap bikin list oleholeh...😍😍