Tahapan Belajar di Institut Ibu Profesional |
Setelah hampir tiga tahun belajar di Institut Ibu Profesional dan belum saja lulus. alhamdulillah Allah beri kesempatan untuk semakin memperdalam ilmu untuk menjadi seorang ibu profesional dengan mengikuti program matrikulasi. Program matrikulasi Ibu Profesional batch #1 ini masih khusus diperuntukkan bagi para koordinator, fasilitator dan pengurus rumah belajar yang tersebar di setiap wilayah. Jika batch #1 selesai dijalankan, akan diadakan batch-batch selanjutnya untuk para member Institut Ibu Profesional. Tujuan diadakan program matrikulasi Ibu Profesional adalah agar setiap member memiliki kompetensi ilmu-ilmu dasar menjadi seorang "Ibu Profesional" yang menjadi kebanggan keluarga dan komunitas.
Program matrikulasi ini mulai berlangsung tadi malam, 9 Mei 2016 pukul 20.00-21.00 via WhatsApp dengan materi pembuka [Overview Ibu Profesional] Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga.
Sebelum materi disampaikan, bu Septi memberikan bocoran 10 materi yang akan kami pelajari selama 10 pekan ke depan.
PROGRAM MATRIKULASI BATCH #1 (Special)
1[Overview Ibu Profesional]
Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga
2[Bunda Sayang]
Membangun Peradaban dari dalam Rumah
3[Bunda Sayang]
Mendidik dengan Fitrah, berbasis Hati Nurani
4[Bunda Cekatan]
Bunda Manajer Keluarga
5[Bunda Cekatan]
Belajar Bagaimana Caranya Belajar
6[Bunda Produktif]
Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus dicari
7[Bunda Produktif]
Menemukan misi spesifik hidup
8[Bunda Shaleha]
Bunda sebagai Agen Perubahan
9[Komunitas]
Membangun Komunitas, Membangun Peradaban
10[Komunitas]
Manajemen Mengelola Komunitas
Sistematika program matrikulasi adalah sebagai berikut :
1. Mendaftar dan membayar investasi sebesar Rp 100.000,-/orang sekaligus sebagai biaya membership IIP seumur hidup dengan distribusi dana 10% untuk Sejuta Cinta Pusat, 20% kembali ke IIP Kota sebagai kas kota, 70% untuk IIP Pusat sebagai biaya pengembangan program)
2. Kuliah WhatsApp berlagsung setiap hari Senin pukul 20.00-21.00 WIB
3. Setelah kuliah selesai, keesokan harinya peserta akan mendapatkan nice homework yang harus dikerjakan dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Berikut materi yang disampaikan semalam :
MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA
Oleh : Septi Peni Wulandani
Salam Ibu Profesional,
Selamat datang di program Matrikulasi Ibu profesional.
Di sesi pertama ini kita akan membahas tentang 4 hal :
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?
APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?
Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.
VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia.
MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.
BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?
“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami. Maka yang perlu ditanyakan adalah :
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?
BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga
BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?
BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Setelah materi disampaikan, maka langsung dibuka sesi tanya jawab dimana peserta diperbolehkan langsung menyampaikan pertanyaan di grup. Pertanyaan demi pertanyaan langsung mengalir deras. Berikut beberapa pertanyaan yang sempat terbahas oleh bu Septi hingga jam kulwapp usai. Pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang belum terjawab akan dijawab oleh beliau secara bertahap.
1. Mandiri secara finansial ....apakah itu suatu keharusan?
Makna produktif di Ibu Profesional tidak selalu bermakna dengan uang. Bisa produktif berbagi ilmu dan karya. Hanya secara fitrah ketika kita sudah profesional menjalankan peran hidup kita, maka uang itu akan mengikuti kita, bukan kita yang mengejar uang.
Maka kemandirian finansial menjadi salah satu pendukung (bukan satu-satunya) proses terwujudnya rasa percaya diri seorang ibu. Ibu yang percaya diri akan mendidik anaknya dengan jauh lebih baik.
2. Step pertama yg mesti dilakukan utk melangkah menjadi ibu profesional?
Setiap mendapat materi, maka segera kerjakan nice homework yang diberikan keesokan harinya. Lakukan perubahan sekecil apapun yang bisa kita lakukan. Materi sekeren apapun kalau tidak dipraktekkan, akan sia-sia, karena tidak akan membumi dan menjadi amalan kita.
3. Bu Septi, bagaimana kita menemukan misi hidup spesifik? Menurut yang saya pelajari, misi hidup tersebut lebih ke aspek batin atau spiritual dibandingkan aspek sosial ekonomi. Meskipun tidak menampik adanya pengaruh ke arah 2 aspek tersebut jika kita telah menemukannya. Mohon pandangan Ibu.
Dalam hidup ini tidak ada yang terpisah-pisah antara aspek batin, spiritual, sosial dan ekonomi, semua menjadi satu kesatuan. Orang yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya itu akan paham apa maksud Allah SWT menciptakan dirinya di muka bumi ini. Sehingga seluruh perjalanan hidupnya adalah perjalanan menuju DIA. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya tidak perlu heboh mencari peluang, peluanglah yang akan datang padanya.
4. Apakah memang harus berurutan, Bu?
Dalam hidup ini tidak ada yang terpisah-pisah antara aspek batin, spiritual, sosial dan ekonomi, semua menjadi satu kesatuan. Orang yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya itu akan paham apa maksud Allah SWT menciptakan dirinya di muka bumi ini. Sehingga seluruh perjalanan hidupnya adalah perjalanan menuju DIA. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya tidak perlu heboh mencari peluang, peluanglah yang akan datang padanya.
4. Apakah memang harus berurutan, Bu?
Apabila Anda belum memiliki anak, mulailah dari bunda cekatan, kalau sudah punya anak, langsung ke bunda sayang. Setelah itu lanjut ke bunda produktif dan shaleha. Karena ini merupakan anak tangga Ibu Profesional, maka sebaiknya dikuatkan setahap demi setahap, agar mendapatkan pijakan yang kuat.
5. Bagaimana jika ingin menjadi seorang ibu profesional tapi kurang dukungan dari suami?
Bunda, perempuan itu makhluk luar biasa, diberikan berbagai kekuatan ganda, jadi apabila suami tidak mendukung, tetap berjalanlah dan JANGAN BERHENTI.
Bunda, perempuan itu makhluk luar biasa, diberikan berbagai kekuatan ganda, jadi apabila suami tidak mendukung, tetap berjalanlah dan JANGAN BERHENTI.
Dengan catatan : selama suami tidak mengganggu perjalanan anda sebagai Ibu Profesional, lanjutkan. Tapi kalau mengganggu segera selesaikan dulu rintangan ini.
Setelah anda berjalan, segera mendekatlah ke Yang Maha Membolakbalikan Hati. Agar suami kita mau mendukung perjalanan kita mendidik anak.
Karena berdasar pengalaman, istri yang tidak didukung suami, akan tetap menjalankan aktivitas mendidik anak dengan BAIK, berbeda apabila kondisi sebaliknya.
Sedangkan keluarga yang suami istri mau berjalan bersama beriringan, bisa mendidik anak dengan SANGAT BAIK.
Sehingga pilihannya hanya dua BAIK dan SANGAT BAIK
6. Bila berbicara tentang komunitas terkadang secara tidak langsung terbagi menjadi ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Yang ibu bekerja kebanyakan jadi terfikir untuk resign demi perkembangan anak-anak nya. Bagaimana di IIP memandang ini, Bu?
Di Ibu Profesional hanya ada satu ibu yaitu IBU BEKERJA. Ada yang memilih BEKERJA DI RANAH DOMESTIK dan ada yang memilih BEKERJA DI RANAH PUBLIK, dua-duanya memerlukan keprofesionalitasan. Sehingga harus mengikuti pijakan-pijakan yang ada.
Di Ibu Profesional hanya ada satu ibu yaitu IBU BEKERJA. Ada yang memilih BEKERJA DI RANAH DOMESTIK dan ada yang memilih BEKERJA DI RANAH PUBLIK, dua-duanya memerlukan keprofesionalitasan. Sehingga harus mengikuti pijakan-pijakan yang ada.
Ibu yang memilih bekerja di ranah domestik harus menguatkan bunda sayang dan bunda cekatannya sebagai pijakan masuk ke ranah publik dengan dasar ilmu bunda produktif dan bunda shalehah.
Ibu yang memilih bekerja di ranah publik, harus menguatkan bunda produktif dan bunda shaleha dengan benar, agar bisa dengan cepat mengejar ketertinggalan di bunda sayang dan bunda cekatan.
7. Ketika ada ibu profesional, bagaimana dengan ayah profesional? Bagaimana dengan keprofesionalan ayah dalam keluarga?
Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami "tidak sesuai harapan" jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :
Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami "tidak sesuai harapan" jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :
For Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST
Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, "proses memantaskan diri'. Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.
Apabila ingin mengajak para ayah, buatlah aktivitas keluarga, jangan diminta sang ayah menyendiri mencari komunitas sendiri.
8. Bu Septi, saya sudah menemukan minat dan bakat dan sudah merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat ini tetapi saya tidak tahu bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita. Bagaimana saran Ibu?
Hanya ada dua kata KONSISTEN dan KOMITMEN. Menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. Maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam, berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang anda akan raih selama berapa tahun. Setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.
Hanya ada dua kata KONSISTEN dan KOMITMEN. Menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. Maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam, berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang anda akan raih selama berapa tahun. Setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.
9. Untuk bunda sayang,bagaimana menilai bahwa anak bangga dan suka dididik oleh ibunya? Karena yang saya lihat satu anak (7tahun) seperti menurut agar tidak kena marah, dan yang satu (5tahun) speperti tidak mau mendengar apa yang saya sampaikan untuk kebaikannya.
Lihatlah respon mereka, dan IQRA', pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya "komunikasi kita ke anak" belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif.
Lihatlah respon mereka, dan IQRA', pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya "komunikasi kita ke anak" belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif.
10. Apakah ini merupakan sebab akibat, Bu? Kalau suami tidak mau/tidak bisa/tidak mampu banyak terlibat, apakah cara ibu ini belum benar/banyak kekurangan dalam mendidik anak-anaknya?
Tergantung tipe apa suami kita, kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin tidak ingin terlibat, karena merasa menambah beban pikiran dia. Akhirnya cuek dalam kegalauan.
Tergantung tipe apa suami kita, kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin tidak ingin terlibat, karena merasa menambah beban pikiran dia. Akhirnya cuek dalam kegalauan.
Tapi kalau suami tipe family man, melihat istri tidak mampu mendidik anak, akan semakin ingin melibatkan diri bahkan mendidik kita.
Dan siapakah sebenarnya yg harus mulai terlebih dahulu, apakah memang mesti dari seorang ibu dulu?
Karena Anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keberkahan yang luar biasa.
11. Bagaimana cara mendidik anak-anak jika kita masih tinggal dengan mertua yang kadang ada bedanya dalam mendidik anak, anak jadi banyak pola asuhnya.
Bunda berdiskusilah terus dengan mertua untuk menemukan titik temu pola pendidikan antara kita dan mertua kita. Tentukan mana ranah yang prinsip tidak bisa diubah, dan mana ranah yang fleksibel menyesuaikan kondisi. Seringlah ajak ibu mertua berkegiatan bersama, sehingga masing-masing akan saling memahami.
Pertanyaan-pertanyaan yang masih antri menunggu jawaban insyaAllah akan diupdate disini jika sudah terjawab. Hari ini, bersiap menerima nice homework yang akan diumumkan dan mewawancarai anak dan suami mengenai pandangan mereka atas kinerja diri ini, :D
Pesan Cinta : Terimakasih pada Abiya, suami yang sudah memberikan kesempatan untuk bergabung dalam komunitas belajar ibu ini dan berperan aktif mewujudkan sebuah hometeam hingga muncul griya riset sebagai salah satu karya bersama. Juga pada ananda, Mentari Pagi yang jika ditanya sudah sekolah atau belum, selalu menjawab sudah, dengan Ummi sebagai gurunya. Semoga kita selalu dalam jalan, bimbingan dan ridho Allah, aamiin...
Info : Tanya jawab sudah diupdate per 13 Mei 2016
#ODOPfor99days
#day62
Karena Anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keberkahan yang luar biasa.
11. Bagaimana cara mendidik anak-anak jika kita masih tinggal dengan mertua yang kadang ada bedanya dalam mendidik anak, anak jadi banyak pola asuhnya.
Bunda berdiskusilah terus dengan mertua untuk menemukan titik temu pola pendidikan antara kita dan mertua kita. Tentukan mana ranah yang prinsip tidak bisa diubah, dan mana ranah yang fleksibel menyesuaikan kondisi. Seringlah ajak ibu mertua berkegiatan bersama, sehingga masing-masing akan saling memahami.
12. Menurut bu Septi, bagaimanakah cara single mom bisa menjadi ibu
profesional? Dan bagaimanakah efek ke anak? Apakah ia bisa tumbuh seperti umumnya?
Bunda, saya dibesarkan oleh seorang single mom, ayah meninggal saat saya usia 8 tahun. Ibu menjadi sosok yang sangat tegar saat itu. Perempuan memang ditakdirkan untuk memiliki energi dobel. Sehingga pintar-pintarlah memanage energi tersebut. Logika harus seimbang dengan perasaan. Kemudian untuk peran ayah, ibu saya dulu mendekatkan saya ke pakdhe/ om dari jalur ibu, agar sosok ayah tidak hilang dari kehidupan saya. Alhamdulillah sampai hari ini semua berefek positif.
Bunda, saya dibesarkan oleh seorang single mom, ayah meninggal saat saya usia 8 tahun. Ibu menjadi sosok yang sangat tegar saat itu. Perempuan memang ditakdirkan untuk memiliki energi dobel. Sehingga pintar-pintarlah memanage energi tersebut. Logika harus seimbang dengan perasaan. Kemudian untuk peran ayah, ibu saya dulu mendekatkan saya ke pakdhe/ om dari jalur ibu, agar sosok ayah tidak hilang dari kehidupan saya. Alhamdulillah sampai hari ini semua berefek positif.
13. Bagaimana mengaplikasikan bunda sayang karena yang dirasakan ketika
anak bertambah dan semakin besar sepertinya lebih sulit untuk membuat anak bangga
dengan didikan ibunya?
Kuncinya tidak boleh BERHENTI mengaplikasikan sebisa yang kita mampu. Teruslah berjalan, karena tugas kita hanya ikhtiar, hasil itu hak Allah. Jangan terganggu oleh perasaan, saya merasa, sepertinya, katanya dll. Pastikan apa yang bunda jalankan sudah ON track, maka jangan berhenti meski anak kita makin besar. Karena nanti PR makin banyak dan waktu tidak bisa diputar ulang. Pengalaman saya bunda sayang itu cukup efektif di kisaran usia anak 0-12 tahun, setelah itu bunda bisa masuk ranah produktif dengan tenang dan bahagia.
Kuncinya tidak boleh BERHENTI mengaplikasikan sebisa yang kita mampu. Teruslah berjalan, karena tugas kita hanya ikhtiar, hasil itu hak Allah. Jangan terganggu oleh perasaan, saya merasa, sepertinya, katanya dll. Pastikan apa yang bunda jalankan sudah ON track, maka jangan berhenti meski anak kita makin besar. Karena nanti PR makin banyak dan waktu tidak bisa diputar ulang. Pengalaman saya bunda sayang itu cukup efektif di kisaran usia anak 0-12 tahun, setelah itu bunda bisa masuk ranah produktif dengan tenang dan bahagia.
14. Mungkinkah seorang ibu merasa sudah menjalani hal-hal pada
tahapan Bunda Sholeha tapi dia merasa ada beberapa hal pada tahapan bunda
Cekatan yg belum di kuasainya. Bagaimana pendapat ibu?
Sangat mungkin, indikatornya apa? Biasanya ada yang tidak seimbang dalam perjalanan kita di Bunda Sholeha. Mulai
dari memanage waktu, struktur berpikir, mempolakan aktivitas dll. Kalau
menjumpai kondisi ini, lebih baik mundur dulu sesaat untuk membenahi manajemen diri kita di bunda cekatan, setelah itu ambil start lagi dengan persiapan matang
untuk bisa mencapai finish di bunda shaleha.
15. Menjadi ibu profesional sangat saya dambakan dari
dulu, materi sudah didapatkan, sering ikut kuliah tapi saya merasa belum
profesional juga malah bingung mana yg harus dikerjakan terlebih dahulu dan
biasanya satu materi dipraktekan, belum selesai saya ganti lagi materi yg lain
karena sepertinya penting dan harus segera dan begitu seterusnya. Yang saya
dapatkan justru saya merasa setengah-setengah. Bagaimana mengatasinya ya Bu
dan butuh berapa lama kira-kira kita konsisten dengan satu materi ya Bu. Terimakasih.
Mbak Ani, ini pentingnya membuat checklist profesionalisme perempuan yang jadi NHW #1 kita. artinya ada skala prioritas yang harus kita kerjakan satu persatu. Mulailah dari yang mudah terlebih dahulu baru beranjak ke tingkat kesulitan yang makin tinggi. Cara menilai adalah per minggu. Misal materi komunikasi produktif, anda akan mulai dengan pekan ini belajar "the power of question" ke anak-anak. Maka lihat bagaimana perkembangan komunikasi ananda pekan ini dengan pekan lalu? terus tambahkan hal baru lagi setiap saat.
Mbak Ani, ini pentingnya membuat checklist profesionalisme perempuan yang jadi NHW #1 kita. artinya ada skala prioritas yang harus kita kerjakan satu persatu. Mulailah dari yang mudah terlebih dahulu baru beranjak ke tingkat kesulitan yang makin tinggi. Cara menilai adalah per minggu. Misal materi komunikasi produktif, anda akan mulai dengan pekan ini belajar "the power of question" ke anak-anak. Maka lihat bagaimana perkembangan komunikasi ananda pekan ini dengan pekan lalu? terus tambahkan hal baru lagi setiap saat.
16. Pertayaan spesial karena pertanyaan pribadi, hihi
🏽Mesa - Bandung
🏽Mesa - Bandung
Saat ini banyak bermunculan komunitas belajar perempuan yang
sedikit banyak memiliki kemiripan dg IIP. Berkaitan dg visi ibu profesional
diatas, apakah ada rencana masa depan untuk membuat program bersama/bersinergi
dg komunitas pendidikan perempuan yg lain bu? Dan adakah bayangan bentuk
kolaborasinya seperti apa? Terimakasih, Bu.
Alhamdulillah makin banyak komunitas yang tumbuh, bersinergi itu kunci utama teh, selama masing-masing komunitas memiliki core value yang hampir sama. Bentuk kolaborasi yang sangat memungkinkan adalah membentuk jejaring dalam bentuk Community Based Education for Woman. Bahkan saya sedang membayangkan hadirnya Woman University di Indonesia. Ini perlu jejaring.
Alhamdulillah makin banyak komunitas yang tumbuh, bersinergi itu kunci utama teh, selama masing-masing komunitas memiliki core value yang hampir sama. Bentuk kolaborasi yang sangat memungkinkan adalah membentuk jejaring dalam bentuk Community Based Education for Woman. Bahkan saya sedang membayangkan hadirnya Woman University di Indonesia. Ini perlu jejaring.
Pertanyaan-pertanyaan yang masih antri menunggu jawaban insyaAllah akan diupdate disini jika sudah terjawab. Hari ini, bersiap menerima nice homework yang akan diumumkan dan mewawancarai anak dan suami mengenai pandangan mereka atas kinerja diri ini, :D
Pesan Cinta : Terimakasih pada Abiya, suami yang sudah memberikan kesempatan untuk bergabung dalam komunitas belajar ibu ini dan berperan aktif mewujudkan sebuah hometeam hingga muncul griya riset sebagai salah satu karya bersama. Juga pada ananda, Mentari Pagi yang jika ditanya sudah sekolah atau belum, selalu menjawab sudah, dengan Ummi sebagai gurunya. Semoga kita selalu dalam jalan, bimbingan dan ridho Allah, aamiin...
Info : Tanya jawab sudah diupdate per 13 Mei 2016
#ODOPfor99days
#day62
Waw teh Mesa gercep ya....
ReplyDeletebiar ga lupa teh... tapi nice homeworknya belum disetor, wkwk
DeleteHanupis masang Mba mesa.....
ReplyDeletesami-sami mba Novi, suka sama tulisan-tulisan mba Novi :)
DeleteWah mba Mesa.. Sip dah..
ReplyDeleteSy jadikan rujukan blognya ya buat baca materi dari IIP..
Eh salam kenal mba.. Sy Arma dari IIP Sul-Sel.
silahkan mba Arma, salam kenal juga, saya Mesa dari IIP Bandung :)
DeleteKak mesa makasih
ReplyDeletesama-sama dek Nita sayang. Hayuk bikin ceklis indikatornya juga *caritemenngerjanPR, huehehe*
DeleteMantap mba Mesa..
ReplyDeleteJd makin mudah dibaca..
Mantap mba Mesa..
ReplyDeleteJd makin mudah dibaca..
alhamdulillah, semoga membantu ya mba. salam kenal mba tika :)
DeleteThx mbak..sy nirma asal iip sumut, salam kenal
ReplyDeletesama-sama mba, salam kenal juga. Saya Mesa dari IIP Bandung :)
DeleteAlhamdullillah sudah di resume Mesa. Thank you so much. Di share di Group FB IIP Bandung ya. Semoga makin banyak yang merasakan manfaatnya.
ReplyDeleteAamiin.. sami-sami teh Shan. Nuhun udah dishare di grup :*
DeleteDe Mesa Supeeerr banget deeh....
ReplyDelete*Ibu Profesional
aamiin.... *semoga ya mba leeend, bareng2 jadi ibu prof
DeleteThank you for sharing Mba.....
ReplyDeletesama-sama mba Nov, belum ngerjain PRnya niii :D
DeleteThank you for sharing Mba.....
ReplyDeletenuhun mesaaa luph luph.. serasa habis d cas :)
ReplyDeleteLove you too teteh ibu bahagia yg inspiratif :*
Deletenuhun mesaaa luph luph.. serasa habis d cas :)
ReplyDelete