Melanjutkan materi 1 Program Matrikulasi Institut Ibu
Profesional dengan topik Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga yang sudah
berlangsung Senin lalu, masing-masing
peserta diminta untuk mengerjakan nice homework untuk mematangkan
pemahaman sekaligus memudahkan pengimplementasian materi dalam kehidupan
sehari-hari. Resume materi bisa dibaca disini.
Apa nice homework pekan 1 ini?
Membuat checklist Indikator Profesionalisme Perempuan
sebagai individu, istri dan ibu. Indikator ini adalah untuk diri kita sendiri,
sehingga bu Septi menekankan bahwa indikator tersebut harus :
1. Spesifik (unik/detil)
2. Terukur
3. Bisa diraih
4. Berhubungan dengan kondisi
permasalah sehari-hari
5. Memiliki batas waktu
Pengerjaan nice homework ini saya mulai dengan menanyakan
indikator kepada dua juri saya, yaitu suami dan anak-anak, berikut jawabannya :
Indikator Profesionalisme versi Abiya |
Indikator Profesionalisme Perempuan versi suami :
ISTRI :
- Taat suami selama tidak maksiat
- Menjaga dan mengelola harta suami
- Menjaga kehormatan keluarga dan pribadi
IBU :
- Membimbing, menjaga dan mendidik anak dengan sabar dan ikhlas
- Memberikan teladan kepada anak
INDIVIDU :
- Segala aktivitas bernafaskan ibadah
- Semangat belajar dan beramal
Indikator Profesionalisme Perempuan versi anak :
Mentari Pagi belum genap berusia 25 bulan. Jika saya
menanyakan secara frontal kepadanya, “Nduk, indikator profesionalisme Ummi apa
ya?” Kira-kira, jawaban seperti apakah yang akan saya dapatkan? Bisa jadi senyum
manis, pertanyaan balik “Apa, Mi?” atau wajah bingung. Namun, jawaban versi dia
saya coba kumpulkan dari ekspresi-ekspresi yang saya tangkap dalam
kesehariannya bersama saya. Terbayang saat saya sedang membersamainya bermain,
sesekali mata saya terpaku pada obrolan di layar gadget, “keren nih
ilmunya!” gumam saya dalam hati. Seketika itu juga, ada tangan kecil yang
menarik kedua tangan saya untuk dia libatkan dalam permainannya. Entah untuk dia
usapkan tepung, sebagai tempat olesan body lotion atau menggambar bentuk
yang dia inginkan. Intinya, meminta perhatian. Atau juga saat sesi membaca
buku, saya minta dia untuk membaca mandiri (melihat gambar-gambar di buku dan
menebak nama-namanya) karena saya ingin sekali menuntaskan buku bacaan yang
sedang saya baca, maka saat itu juga dia akan meminta dibacakan buku cerita
dalam jumlah banyak dan berulang-ulang. Lalu, saat dia rewel tidak jelas, saya peluk
dan dudukkan dia lalu berkata padanya, “Ummi ngga tau mbak nangis karena apa. Ummi
tunggu sampai nangisnya selesai, terus bilang ke Ummi mbak nangis kenapa.” Dia
masih saja menangis, sampai beberapa menit setelahnya, agak mereda dan berbisik
lirih, “mau jalan-jalan.” Atau keinginan lainnya yang berhasil dia utarakan
pasca tangisan. Hati meleleh dan saya tersenyum. Yeay! Kau berhasil, Nak!
Dari beberapa pengamatan diatas, saya coba definisikan
indikator profesionalisme diri saya dari pandangan si Mentari Pagi :
- Menghadirkan diri sepenuhnya saat beraktivitas bersama anak. Fokus, tidak dibarengi dengan aktivitas lain maupun memegang gadget
- Menjadi teman bermain yang mengasyikkan untuk anak
- Memahami dan membantu mengelola perasaannya.
Hasil wawancara inilah yang menjadi pijakan saya untuk
membuat checklist indikator perempuan profesional. Checklist ini
akan dibuat secara bertahap seperti anak tangga. Supaya dapat menjadi pijakan
yang kokoh, aspek-aspek yang akan dicapai berjumlah sedikit namun semoga dapat
konsisten dalam melaksanakannya. Jika sudah konsisten, barulah aspek-aspek
lanjutannya akan ditambahkan.
Checklist Indikator Perempuan Profesional - diisi diri sendiri |
Checklist Indikator Perempuan Profesional - diisi suami dan anak |
Semoga Allah mampukan, Aamiin... :)
#ODOPfor99days
#day64
#ODOPfor99days
#day64
ceklistnya dbikin sendiri mes?
ReplyDeleteIya teh Shona, masih sederhana banget..
Deleteceklistnya dbikin sendiri mes?
ReplyDeleteNice mba..nisa ga ikut programnya tapi jadi cukup punya gambaran dr tulisan ini. Ditunggu tulisan selanjutnya ��
ReplyDeleteNisaaa....kangeeeen... Nisa n Naira apa kabaaaar?
DeleteSip, insyaAllah Nis :D
Keren mb mesa, berasa kayak membangun perusahaan rumah tangga.. pake kpi juga ya mbak.. yg ngaudit nanti ms vidya.. :D
ReplyDeleteIya nih. Pelan-pelan belajar profesional mengelola amanah. Doanya ya :)
DeleteTeh, saya baru gabung IIP Bandung nih.. Makasih sharingnya ya saya jadi bisa ikutan belajar lewat blog teteh :*
ReplyDeleteSami-sami teh..seneng bisa bermanfaat n membantu teh :)
Delete